Berawal dari Gagal Jadi Petani, Berharap Oyek Mendunia
Di era seperti ini yang serba sibuk, banyak warga memilih sesuatu yang cepat (instan). Termasuk soal makanan. Makanan cepat saji pun telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat saat ini. Nah, menjadi menarik melihat "oyek instan" buatan M Rosyidin, warga Kecamatan Karanggayam ini. Seperti apa?
--------------------
Laporan Kebumen Ekspres
----------------------
OYEK merupakan kuliner berbahan singkong dan biasa dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Biasanya, oyek dijual di pasar-pasar. Oyek lantas identik dengan makanan "ndeso". Nah di tangan Rosyidin, oyek dikemas sedemikian rupa. Pria warga Desa Kalibening Kecamatan Karanggayam tersebut memberi nama produknya dengan "Oyek Siti".
Inovasi Rosyidin mendapat sambutan dari masyarakat luas. Kini, "oyek Siti" telah dipasarkan ke luar daerah bahkan luar negeri. Menariknya, Rosyidin mempertahankan pengolahan secara tradisional dalam proses pembuatan oyek itu.
Kisah hidup M Rosyidin tak kalah menarik dibandingkan dengan oyek buatannya. Sama seperti kebanyakan pemuda di desanya, Rosyidin merantau ke Jakarta. Sepulang dari merantau, Rosyidin memutuskan bertani. Singkong jadi pilihan.
"Pulang dari merantau, saya bertekad menjadi petani singkong dengan modal sekitar Rp 1,5 juta," kata Rosyidin ditemui, di rumahnya, Dukuh Domas RT 5 RW 2 Desa Kalibening Kecamatan Karanggayama, Minggu (20/1).
Rupanya, Rosyidin tak "berbakat" jadi petani. Tanaman singkongnya tak memberi hasil sesuai harapan. Sampai kemudian, Rosyidin berpikir membuat usaha oyek dalam kemasan. Meski begitu, Rosyidin mempertahankan cara pembuatan dengan cara tradisional dengan tetap menjaga kualitas dan higienis.
"Belajar dari kegagalan saat tanam singkong sekitar tahun 2018 lalu, saya mencari ide dan muncul pikiran untuk mencoba menggeluti bisnis oyek, karena saat itu masih sedikit sekali pelaku industri rumah tangga," imbuh suami Siti tersebut.
Dari situlah, rejeki Rosyidin datang. Oyek kemasannya ia beri nama sesuai nama istrinya Siti. Oyek Siti kini banyak diminati. Kebanyakan malah dari luar daerah. Mereka tertarik karena oyek dinilai sebagai oleh-oleh khas Kebumen.
Rosyidin juga memberikan petunjuk lengkap bagi konsumennya dalam setiap kemasan oyek yang ia buat. Dalam setiap kemasan Oyeke Siti, sudah ada petunjuk lengkap, mulai dari cara memasukan bahan Instan kedalam wadah/baskom, kemudian harus dicuci hingga kayunya bersih hingga matang dan siap dikonsumsi. Adapun untuk harga perbungkus Oyek Siti terbilang cukup murah, Rp 18 ribu dengan berat isi 500 gram.
"Alhamdulilan sekarang sudah dikenal dan banyak di minati pembeli, " ungkap pria yang akrab di panggil Mas Rosy itu.
Disinggung soal omzet, Rosy mengatakan, hingga saat ini ia mampu memproduksi rata rata 25 sampai 30 kg perhari. Untuk sistem pemasaranya, Rosy lebih banyak menggunakan media sosial seperti website, facebook, instragm dan twitter. Selain itu, pemasaran juga dilakukan dengan menggandeng paguyuban seperti Mbangun Paseduluran Kebumen, misalnya.
Rosy mengaku bakal berusaha semaksimal mungkin meningkatkan produknya tersebut. Termasuk,mengatasi berbagai kendala yang harus ia hadapi. Salah satunya saat musim hujan, karna hasil produksinya menurun. Untuk itu, dibutuhkan semengat kerja keras dan disertai dengan penuh keuletan agar usaha ini bisa menuai kesuksesan.
Rosy kini berharap oyek yang dibilang ndeso itu akan dikenal luas di masa mendatang. Untuk itu dirinya juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten agar bisa selalu memberikan dukungan makanan asli khas Kebumen tersebut.
"Semoga kedepan bisa selalu bersinergi untuk mengembangkan produk produk asli Kebumen agar lebih maju dan dikenal oleh masyarakat dan dunia Internasional, " katanya. (*)
Di era seperti ini yang serba sibuk, banyak warga memilih sesuatu yang cepat (instan). Termasuk soal makanan. Makanan cepat saji pun telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat saat ini. Nah, menjadi menarik melihat "oyek instan" buatan M Rosyidin, warga Kecamatan Karanggayam ini. Seperti apa?
--------------------
Laporan Kebumen Ekspres
----------------------
OYEK merupakan kuliner berbahan singkong dan biasa dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Biasanya, oyek dijual di pasar-pasar. Oyek lantas identik dengan makanan "ndeso". Nah di tangan Rosyidin, oyek dikemas sedemikian rupa. Pria warga Desa Kalibening Kecamatan Karanggayam tersebut memberi nama produknya dengan "Oyek Siti".
Inovasi Rosyidin mendapat sambutan dari masyarakat luas. Kini, "oyek Siti" telah dipasarkan ke luar daerah bahkan luar negeri. Menariknya, Rosyidin mempertahankan pengolahan secara tradisional dalam proses pembuatan oyek itu.
Kisah hidup M Rosyidin tak kalah menarik dibandingkan dengan oyek buatannya. Sama seperti kebanyakan pemuda di desanya, Rosyidin merantau ke Jakarta. Sepulang dari merantau, Rosyidin memutuskan bertani. Singkong jadi pilihan.
"Pulang dari merantau, saya bertekad menjadi petani singkong dengan modal sekitar Rp 1,5 juta," kata Rosyidin ditemui, di rumahnya, Dukuh Domas RT 5 RW 2 Desa Kalibening Kecamatan Karanggayama, Minggu (20/1).
Rupanya, Rosyidin tak "berbakat" jadi petani. Tanaman singkongnya tak memberi hasil sesuai harapan. Sampai kemudian, Rosyidin berpikir membuat usaha oyek dalam kemasan. Meski begitu, Rosyidin mempertahankan cara pembuatan dengan cara tradisional dengan tetap menjaga kualitas dan higienis.
"Belajar dari kegagalan saat tanam singkong sekitar tahun 2018 lalu, saya mencari ide dan muncul pikiran untuk mencoba menggeluti bisnis oyek, karena saat itu masih sedikit sekali pelaku industri rumah tangga," imbuh suami Siti tersebut.
Dari situlah, rejeki Rosyidin datang. Oyek kemasannya ia beri nama sesuai nama istrinya Siti. Oyek Siti kini banyak diminati. Kebanyakan malah dari luar daerah. Mereka tertarik karena oyek dinilai sebagai oleh-oleh khas Kebumen.
Rosyidin juga memberikan petunjuk lengkap bagi konsumennya dalam setiap kemasan oyek yang ia buat. Dalam setiap kemasan Oyeke Siti, sudah ada petunjuk lengkap, mulai dari cara memasukan bahan Instan kedalam wadah/baskom, kemudian harus dicuci hingga kayunya bersih hingga matang dan siap dikonsumsi. Adapun untuk harga perbungkus Oyek Siti terbilang cukup murah, Rp 18 ribu dengan berat isi 500 gram.
"Alhamdulilan sekarang sudah dikenal dan banyak di minati pembeli, " ungkap pria yang akrab di panggil Mas Rosy itu.
Disinggung soal omzet, Rosy mengatakan, hingga saat ini ia mampu memproduksi rata rata 25 sampai 30 kg perhari. Untuk sistem pemasaranya, Rosy lebih banyak menggunakan media sosial seperti website, facebook, instragm dan twitter. Selain itu, pemasaran juga dilakukan dengan menggandeng paguyuban seperti Mbangun Paseduluran Kebumen, misalnya.
Rosy mengaku bakal berusaha semaksimal mungkin meningkatkan produknya tersebut. Termasuk,mengatasi berbagai kendala yang harus ia hadapi. Salah satunya saat musim hujan, karna hasil produksinya menurun. Untuk itu, dibutuhkan semengat kerja keras dan disertai dengan penuh keuletan agar usaha ini bisa menuai kesuksesan.
Rosy kini berharap oyek yang dibilang ndeso itu akan dikenal luas di masa mendatang. Untuk itu dirinya juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten agar bisa selalu memberikan dukungan makanan asli khas Kebumen tersebut.
"Semoga kedepan bisa selalu bersinergi untuk mengembangkan produk produk asli Kebumen agar lebih maju dan dikenal oleh masyarakat dan dunia Internasional, " katanya. (*)