KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sebuah momen istimewa dialami Puji Tato dan Aris. Dua santri Fajim (Forum Anak Jalanan Insyaf Mengaji) pondok pesantren Al Hasani Alian tersebut, mendapat kesempatan bertemu langsung dengan ulama kharismatik Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya.
Puji Tato serta Aris bahkan mendapat wejangan khusus dari ulama besar asal Pekalongan Jawa Tengah tersebut. Wejangan itu disampaikan setelah Puji Tato dan Aris sowan ke kediaman Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya, baru-baru ini.
Puji Tato mengungkapkan bertemu langsung dengan Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Terlebih dulunya Puji merupakan anak jalanan yang sangat lekat dengan dunia hitam dan kelam.
"Saya benar benar kagum dengan sosok beliau. Meskipun saya dari latar belakang anak jalanan, tapi Habib Lutfi menyambut kami dengan baik dan tanpa membeda bedakan dengan tamu lainya. Bahkan seakan akan beliau justru sudah menunggu kedatangan kami, " ujar Puji Tato, Selasa (28/1/2020).
Sama halnya dengan para santri lainnya, Puji Tato memang sangat mengagumi Habib Muhammad Luthfi. Barawal saat dirinya mengikuti kegiatan kirab kebangsaan di Alun alun Kebumen pada waktu 2019 lalu. Dari situ, Puji Tato mengaku terkagum-kagum dengan sosok Habib Luthfi yang sangat karismatik dan selalu ramah terhadap sesama.
Puji Tato mengungkapkan, kedatangan para santri Fajim ke tempat Habib Luthfi, karena diminta langsung. Selain bersilaturahmi, momen ini menjadi berkah bagi para santri karena mereka mendapat petuah dan pesan dari Habib Lutfi. "Banyak sekali wejangan yang diberikan beliau. Salah satunya kita di suruh perbanyak membaca Sholawat," imbuhnya.
Pertemuan dengan Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya membuat Puji Tato mengaku semakin antusias belajar agama di Ponpes Al Hasani Desa Jatimulyo Alian. Apalagi sejak nyantri di sana, Puji merasakan banyak mendapatkan manfaat dan hal postif untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
"Alhamdulilah setelah saya bertobat dan menimba ilmu Agama di Ponpes Al Hasani sampai sekarang ibadah jadi lebih tenang dan hidup saya dan keluaraga juga lebih tertata. Ditambah sekarang saya sudah dapat wejangan langsung dari seorang Ulama Dunia Habib Luthfi, Insya Alloh saya akan terus mengamalkanya, " janji Puji Tato.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Hasani Ustadz Asyhari Muhammad Al Hasani yang akrab dipanggil Gus Hari mengatakan, santri Fajim merupakan santri yang dulunya memiliki masa kehidupan yang kelam. Mereka merupakan anak jalanan yang dulu begitu dekat dengan miras, narkoba, dan tindak kriminal lain.
Kendati begitu, Gus Hari yang juga ketua Forum Anak Jalanan Insyaf Mengaji (FAJIM) meyakini, semua orang pasti memiliki sisi baik. Melalui bimbingan dan metode pendekatan dengan hati.serta bacaan doa, anak jalanan pasti akan insaf.
"Siapa pun mereka yang ingin mengaji di Ponpes, kami terima seutuhnya. Mereka datang dari mana tidaklah penting. Kami justru merasa senang bisa membimbing dan membuat mereka insaf," ucapnya.
Adapun bimbingan yang selama diberikan, yaitu pada setiap Selasa malam, para santri mengikuti Mujahadah Rotibul Hadad, yakni sebuah pengajian dan doa untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta. Kegiatan lainnya juga dilakukan, mulai dari belajar Alquran, Fiqih, Nahwu Shorof, dan sebagainya.
Selain itu, Gus Hari menyadari, para santri kelak bakal menghadapi dunia nyata seusai mondok di pesantren. Karenanya, pesantren juga membekali santri dengan kemampuan berwirausaha, seperti beternak dan keterampilan lainnya.(*)
Puji Tato serta Aris bahkan mendapat wejangan khusus dari ulama besar asal Pekalongan Jawa Tengah tersebut. Wejangan itu disampaikan setelah Puji Tato dan Aris sowan ke kediaman Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya, baru-baru ini.
Puji Tato mengungkapkan bertemu langsung dengan Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Terlebih dulunya Puji merupakan anak jalanan yang sangat lekat dengan dunia hitam dan kelam.
"Saya benar benar kagum dengan sosok beliau. Meskipun saya dari latar belakang anak jalanan, tapi Habib Lutfi menyambut kami dengan baik dan tanpa membeda bedakan dengan tamu lainya. Bahkan seakan akan beliau justru sudah menunggu kedatangan kami, " ujar Puji Tato, Selasa (28/1/2020).
Sama halnya dengan para santri lainnya, Puji Tato memang sangat mengagumi Habib Muhammad Luthfi. Barawal saat dirinya mengikuti kegiatan kirab kebangsaan di Alun alun Kebumen pada waktu 2019 lalu. Dari situ, Puji Tato mengaku terkagum-kagum dengan sosok Habib Luthfi yang sangat karismatik dan selalu ramah terhadap sesama.
Puji Tato mengungkapkan, kedatangan para santri Fajim ke tempat Habib Luthfi, karena diminta langsung. Selain bersilaturahmi, momen ini menjadi berkah bagi para santri karena mereka mendapat petuah dan pesan dari Habib Lutfi. "Banyak sekali wejangan yang diberikan beliau. Salah satunya kita di suruh perbanyak membaca Sholawat," imbuhnya.
Pertemuan dengan Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya membuat Puji Tato mengaku semakin antusias belajar agama di Ponpes Al Hasani Desa Jatimulyo Alian. Apalagi sejak nyantri di sana, Puji merasakan banyak mendapatkan manfaat dan hal postif untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
"Alhamdulilah setelah saya bertobat dan menimba ilmu Agama di Ponpes Al Hasani sampai sekarang ibadah jadi lebih tenang dan hidup saya dan keluaraga juga lebih tertata. Ditambah sekarang saya sudah dapat wejangan langsung dari seorang Ulama Dunia Habib Luthfi, Insya Alloh saya akan terus mengamalkanya, " janji Puji Tato.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Hasani Ustadz Asyhari Muhammad Al Hasani yang akrab dipanggil Gus Hari mengatakan, santri Fajim merupakan santri yang dulunya memiliki masa kehidupan yang kelam. Mereka merupakan anak jalanan yang dulu begitu dekat dengan miras, narkoba, dan tindak kriminal lain.
Kendati begitu, Gus Hari yang juga ketua Forum Anak Jalanan Insyaf Mengaji (FAJIM) meyakini, semua orang pasti memiliki sisi baik. Melalui bimbingan dan metode pendekatan dengan hati.serta bacaan doa, anak jalanan pasti akan insaf.
"Siapa pun mereka yang ingin mengaji di Ponpes, kami terima seutuhnya. Mereka datang dari mana tidaklah penting. Kami justru merasa senang bisa membimbing dan membuat mereka insaf," ucapnya.
Adapun bimbingan yang selama diberikan, yaitu pada setiap Selasa malam, para santri mengikuti Mujahadah Rotibul Hadad, yakni sebuah pengajian dan doa untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta. Kegiatan lainnya juga dilakukan, mulai dari belajar Alquran, Fiqih, Nahwu Shorof, dan sebagainya.
Selain itu, Gus Hari menyadari, para santri kelak bakal menghadapi dunia nyata seusai mondok di pesantren. Karenanya, pesantren juga membekali santri dengan kemampuan berwirausaha, seperti beternak dan keterampilan lainnya.(*)