KAB. CIAMIS -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengajak masyarakat khususnya pengguna media sosial (medsos) agar bijak dalam menggunakan medsos.
Uu mengibaratkan medsos seperti sebuah kendaraan yang bisa digunakan untuk hal positif maupun negatif. “Medsos pun bisa dibawa untuk kemajuan, juga bisa dibawa kemudaratan,” kata Uu saat membuka Seminar dan Workshop Literasi Digital Priangan Timur di Aula Adipati Angganaya Kantor Bappeda Kabupaten Ciamis, Sabtu (1/2/20).
“Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan media sosial, karena jejak digital itu sangat luar biasa. Kalau dulu lidah adalah harimaumu, ucapan adalah harimaumu, sekarang jari adalah harimaumu juga,” tambahnya.
Uu menuturkan, dari total pengguna medsos di Indonesia yang mencapai angka 120 juta orang, sebanyak 55 persen berada di wilayah Jawa dan 22 persen ada di Jabar.
“Karena memang penduduknya (Jawa Barat) hampir 50 juta. Maka kegiatan seminar (literasi digital) ini sangat pas,” ujar Uu.
Uu pun tidak menampik bahwa dunia digital atau teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan hidup. Namun, Uu meminta teknologi digital digunakan untuk kebaikan agar bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Jangan sampai loncatan-loncatan digital ini dimanfaatkan orang lain untuk memudaratkan umat, jangan sampai dipakai untuk hoaks, jangan sampai dipakai untuk adu domba,” pesan Uu.
“Harapan kami adanya penemuan-penemuan teknologi komputer atau digital ini dipakai untuk kemajuan masyarakat Jawa Barat, kemajuan agama, dan juga untuk persatuan dan kesatuan, bukan untuk memecah belah,” ujarnya.
Turut mendampingi Uu dalam pembukaan seminar tersebut adalah Wakil Bupati Ciamis Yana D. Putra. Menurut Yana, perkembangan teknologi informasi merupakan sebuah keniscayaan hidup yang harus dihadapi bukan untuk dihindari.
Maka senada dengan Uu, Yana pun mengingatkan agar penguasaan teknologi digital harus memberikan kebermanfaatan, bukan malah kemudaratan untuk umat.
“Saya berharap adik-adik setelah pulang dari seminar ini mampu menguasai teknologi digital ini, misalkan untuk syiar agama,” tutur Yana.
Seminar dan workshop literasi digital Ramatloka di wilayah Priangan Timur ini digelar oleh Alumni International Visitor Leadership Program (IVLP) dan Perhimpunan Remaja Masjid (Prima) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jabar serta disponsori oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia.
IVLP sendiri merupakan program pertukaran profesional di bawah pembinaan langsung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Senior Information Specialist Kedutaan Besar AS Jakarta Indar Juniardi sementara itu memaparkan, semua orang harus memiliki tanggung jawab dalam menyebarluaskan informasi lewat sosial media.
“Atau kalau perlu berpikir sejenak sebelum menyebarluaskan informasi itu apakah (informasi) melalui media sosial akan memberikan manfaat atau malah menyebabkan kemudaratan. Dan kata kuncinya adalah kita yang harus mengontrolnya,” kata Indar.
“Mari kita semua menyebarluaskan konten-konten yang positif dan menyebarluaskan kedamaian ke orang lain di luar komunitas teman-teman semuanya dan kalau bisa ke seluruh dunia,” ujarnya mengakhiri.
Uu mengibaratkan medsos seperti sebuah kendaraan yang bisa digunakan untuk hal positif maupun negatif. “Medsos pun bisa dibawa untuk kemajuan, juga bisa dibawa kemudaratan,” kata Uu saat membuka Seminar dan Workshop Literasi Digital Priangan Timur di Aula Adipati Angganaya Kantor Bappeda Kabupaten Ciamis, Sabtu (1/2/20).
“Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan media sosial, karena jejak digital itu sangat luar biasa. Kalau dulu lidah adalah harimaumu, ucapan adalah harimaumu, sekarang jari adalah harimaumu juga,” tambahnya.
Uu menuturkan, dari total pengguna medsos di Indonesia yang mencapai angka 120 juta orang, sebanyak 55 persen berada di wilayah Jawa dan 22 persen ada di Jabar.
“Karena memang penduduknya (Jawa Barat) hampir 50 juta. Maka kegiatan seminar (literasi digital) ini sangat pas,” ujar Uu.
Uu pun tidak menampik bahwa dunia digital atau teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan hidup. Namun, Uu meminta teknologi digital digunakan untuk kebaikan agar bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Jangan sampai loncatan-loncatan digital ini dimanfaatkan orang lain untuk memudaratkan umat, jangan sampai dipakai untuk hoaks, jangan sampai dipakai untuk adu domba,” pesan Uu.
“Harapan kami adanya penemuan-penemuan teknologi komputer atau digital ini dipakai untuk kemajuan masyarakat Jawa Barat, kemajuan agama, dan juga untuk persatuan dan kesatuan, bukan untuk memecah belah,” ujarnya.
Turut mendampingi Uu dalam pembukaan seminar tersebut adalah Wakil Bupati Ciamis Yana D. Putra. Menurut Yana, perkembangan teknologi informasi merupakan sebuah keniscayaan hidup yang harus dihadapi bukan untuk dihindari.
Maka senada dengan Uu, Yana pun mengingatkan agar penguasaan teknologi digital harus memberikan kebermanfaatan, bukan malah kemudaratan untuk umat.
“Saya berharap adik-adik setelah pulang dari seminar ini mampu menguasai teknologi digital ini, misalkan untuk syiar agama,” tutur Yana.
Seminar dan workshop literasi digital Ramatloka di wilayah Priangan Timur ini digelar oleh Alumni International Visitor Leadership Program (IVLP) dan Perhimpunan Remaja Masjid (Prima) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jabar serta disponsori oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia.
IVLP sendiri merupakan program pertukaran profesional di bawah pembinaan langsung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Senior Information Specialist Kedutaan Besar AS Jakarta Indar Juniardi sementara itu memaparkan, semua orang harus memiliki tanggung jawab dalam menyebarluaskan informasi lewat sosial media.
“Atau kalau perlu berpikir sejenak sebelum menyebarluaskan informasi itu apakah (informasi) melalui media sosial akan memberikan manfaat atau malah menyebabkan kemudaratan. Dan kata kuncinya adalah kita yang harus mengontrolnya,” kata Indar.
“Mari kita semua menyebarluaskan konten-konten yang positif dan menyebarluaskan kedamaian ke orang lain di luar komunitas teman-teman semuanya dan kalau bisa ke seluruh dunia,” ujarnya mengakhiri.