KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Dalam rangka menggali potensi sejarah kotanya, Komunitas Pusaka Prembun (Kupu) menggelar pameran. Ini dengan tajuk “Menelusur Jejak Sejarah Kota Gula”. Acara bertempat di Aula Bhakti Mulia tersebut ini dibuka oleh Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Kemasyarakatan, Hj Y Rini Kristiani, Sabtu (29/2/2020).
Selain menampilkan foto, dokumen dan artefak terkait Pabrik Gula Remboen, Kupu juga menampilkan aset budaya yang lain seperti wayang, kerajinan dan lukisan.
Ketua Panitia Sony Febrianto dalam sambutannya mengemukakan Kupu yang dibentuk bulan Oktober 2019 lalu, memiliki misi menggali potensi heritage (warisan) yang dimiliki oleh Kota Prembun. Komunitas yang beranggota 20 an orang ini tercatat sudah dua kali mengadakan kegiatan terkait heritage. Terakhir yakni pada Desember 2019 lalu. “Mereka mengadakan jelajah heritage Prembun yang diikuti oleh puluhan peserta dari Kebumen, Jogja dan Solo,” tuturnya.
Kepala Desa Prembun Slamet Suharno pun menyambut gembira kegiatan tersebut. Terlebih Kupu ternyata tidak terpaku dengan sejarah bangunan tua di Prembun, melainkan juga mampu menggandeng berbagai potensi budaya yang ada di Prembun. Selama 20 hari, selain pameran juga diramaikan dengan berbagai kegiatan pendukung. Ini seperti gojeg lesung, karawitan, kroncong, pencak silat hingga musik akustik
Secara khusus, Gojeg Lesung yang dibawakan oleh Karang Taruna Tunas Mandiri Prembun yang juga mampu menarik atensi pengunjung. Tak hanya suara pukulan alu yang rancak, namun juga lagu-lagu yang liriknya diubah sesuai tema pameran. Belum lagi para penari yang memperagakan berbagai permainan tradisional.
Tampilan di ruang pamer sendiri ternyata cukup beragam. Selain dokumen dan foto, ditampilkan pula berbagai barang dan artefak terkait sejarah masa lalu Prembun, antara lain mesin ketik dan timbangan kuno, pedang katana hingga berbagai bintang penghargaan yang diterima salah satu warga Prembun.
Selain tema pabrik gula, ditampilkan pula berbagai potensi senirupa dan kerajinan karya warga Prembun. Wahid, seorang pengrajin menampilkan lukisan wayang yang dibuat dari gabus styrofoam. Sementara SMP Negeri 1 Prembun menampilkan puluhan lukisan acrylic karya siswanya.
Narasi yang menyertai item pameran sangat membantu pengunjung dalam memahami sejarah serta kisah dibalik barang-barang yang dipamerkan. Hal itu terutama dirasakan oleh para pelajar dari sekolah di sekitar Prembun yang ditugaskan untuk menyusun laporan terkait pameran. Mereka tekun menyalin narasi yang tercantum sambil sesekali bertanya pada pemandu yang ada di setiap sudut pameran.
Dalam sambutannya, Hj Y Rini Kristiani menekankan pentingnya pemahaman sejarah yang benar dibangun di tengah masyarakat. Diyakin sejarah mampu menjadi inspirasi dan daya dorong meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah. “Terlebih sejarah lokal pasti memiliki muatan nilai-nilai luhur pendahulu yang mesti dipegang,” ucapnya. (mam)
Selain menampilkan foto, dokumen dan artefak terkait Pabrik Gula Remboen, Kupu juga menampilkan aset budaya yang lain seperti wayang, kerajinan dan lukisan.
Ketua Panitia Sony Febrianto dalam sambutannya mengemukakan Kupu yang dibentuk bulan Oktober 2019 lalu, memiliki misi menggali potensi heritage (warisan) yang dimiliki oleh Kota Prembun. Komunitas yang beranggota 20 an orang ini tercatat sudah dua kali mengadakan kegiatan terkait heritage. Terakhir yakni pada Desember 2019 lalu. “Mereka mengadakan jelajah heritage Prembun yang diikuti oleh puluhan peserta dari Kebumen, Jogja dan Solo,” tuturnya.
Kepala Desa Prembun Slamet Suharno pun menyambut gembira kegiatan tersebut. Terlebih Kupu ternyata tidak terpaku dengan sejarah bangunan tua di Prembun, melainkan juga mampu menggandeng berbagai potensi budaya yang ada di Prembun. Selama 20 hari, selain pameran juga diramaikan dengan berbagai kegiatan pendukung. Ini seperti gojeg lesung, karawitan, kroncong, pencak silat hingga musik akustik
Secara khusus, Gojeg Lesung yang dibawakan oleh Karang Taruna Tunas Mandiri Prembun yang juga mampu menarik atensi pengunjung. Tak hanya suara pukulan alu yang rancak, namun juga lagu-lagu yang liriknya diubah sesuai tema pameran. Belum lagi para penari yang memperagakan berbagai permainan tradisional.
Tampilan di ruang pamer sendiri ternyata cukup beragam. Selain dokumen dan foto, ditampilkan pula berbagai barang dan artefak terkait sejarah masa lalu Prembun, antara lain mesin ketik dan timbangan kuno, pedang katana hingga berbagai bintang penghargaan yang diterima salah satu warga Prembun.
Selain tema pabrik gula, ditampilkan pula berbagai potensi senirupa dan kerajinan karya warga Prembun. Wahid, seorang pengrajin menampilkan lukisan wayang yang dibuat dari gabus styrofoam. Sementara SMP Negeri 1 Prembun menampilkan puluhan lukisan acrylic karya siswanya.
Narasi yang menyertai item pameran sangat membantu pengunjung dalam memahami sejarah serta kisah dibalik barang-barang yang dipamerkan. Hal itu terutama dirasakan oleh para pelajar dari sekolah di sekitar Prembun yang ditugaskan untuk menyusun laporan terkait pameran. Mereka tekun menyalin narasi yang tercantum sambil sesekali bertanya pada pemandu yang ada di setiap sudut pameran.
Dalam sambutannya, Hj Y Rini Kristiani menekankan pentingnya pemahaman sejarah yang benar dibangun di tengah masyarakat. Diyakin sejarah mampu menjadi inspirasi dan daya dorong meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah. “Terlebih sejarah lokal pasti memiliki muatan nilai-nilai luhur pendahulu yang mesti dipegang,” ucapnya. (mam)