KEBUMEN(kebumenekspres.com) - Upaya pencegahan wabah Virus Corona (Covid19) terus digencarkan oleh Pemkab Kebumen. Salah satu upaya Pemkab membentuk tim satuan petugas (Satgas) dan Posko Penanganan Corona di Dinkes Kebumen hal itu guna memaksimalkan penanggulangan virus Corona. Tim Satgas dipimpin oleh Wakil Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH.
Sebagai komandan Satgas Corona Wakil Bupati Kebumen tak sendiri, beberapa lintas sektor dilibatkan baik dari unsur pemerintahan, TNI, Polri, Dinkes, BPBD, serta beberapa instansi terkait dalam menangkal penyebaran Covid-19.
Dalam pembentukan Satgas itu, hadir Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, Wakil Bupati H Arif Sugiyanto SH, Kapolres AKBP Rudy Cahya Kurniawan, Dandim 0709 Letkol Kav MS Prawira Negara Matondang dan Kepala Kejari Kebumen Erry Pudyanto Marwantono. Terlihat hadir, Sekda Ahmad Ujang Sugiono, Kepala Dinas Kesehatan HA Dwi Budi Satrio, para Asisten Sekda, Kepala RSUD Kebumen dan Prembun, serta stakeholder terkait.
Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dokter HA Dwi Budi Satrio MKes, mengatakan pembentukan Satgas ini untuk penanganan pencegahan wabah Virus Corona (Covid19) di Kabupaten Kebumen. "Satgas telah dibentuk, melibatkan unsur medis dan non medis ada unsur surveillance (pengawasan) dan penanganan,” kata dr Budi pada video conference dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Selasa (17/3/2020)
Selain pembentukan Satgas, Pemkab juga akan mengalokasikan anggaran guna penanganan virus corona. Anggaran tersebut akan digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana penunjang medis.
Selain itu juga digunakan untuk membeli barang medis habis pakai apabila terdapat lonjakan pasien. dr Budi melanjutkan pihaknya telah melaksanakan rencana kegawatdaruratan. Antara lain perluasan tempat isolasi sebanyak tujuh ruang. Saat ini ruang isolasi dikebut untuk melengkapi sarana dan prasarana.
"Kami menekankan agar jalur komunikasi antara pimpinan rumah sakit yang selalu rapat sampai dengan front office yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Dengan demikian, kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 penerapannya sampai pada pelaksana di garda depan, Kita juga rapat berkali-kali, namun sampai di pintu paling depan masih bermasalah,” kata Budi Satrio.
Dari data Dinas Kesehatan Kebumen, di Kebumen terdapat 16 orang dalam pengawasan (OPD) dan tujuh orang pasien dalam pengawasan (PDP). Seseorang dikatakan masuk dalam kategori ODP apabila dia sempat bepergian ke tempat penyebaran virus corona. Sedangkan PDP merupakan pasien yang menunjukkan gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas. "Kami akan terus awasi setiap orang yang masuk dari wilayah terdampak seperti Jogja Solo, dan Semarang, kami harap jika ada gejaka masyarakat bisa adukan ke Call Centre kami," tambah dr Budi. (Fur)
Sebagai komandan Satgas Corona Wakil Bupati Kebumen tak sendiri, beberapa lintas sektor dilibatkan baik dari unsur pemerintahan, TNI, Polri, Dinkes, BPBD, serta beberapa instansi terkait dalam menangkal penyebaran Covid-19.
Dalam pembentukan Satgas itu, hadir Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, Wakil Bupati H Arif Sugiyanto SH, Kapolres AKBP Rudy Cahya Kurniawan, Dandim 0709 Letkol Kav MS Prawira Negara Matondang dan Kepala Kejari Kebumen Erry Pudyanto Marwantono. Terlihat hadir, Sekda Ahmad Ujang Sugiono, Kepala Dinas Kesehatan HA Dwi Budi Satrio, para Asisten Sekda, Kepala RSUD Kebumen dan Prembun, serta stakeholder terkait.
Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dokter HA Dwi Budi Satrio MKes, mengatakan pembentukan Satgas ini untuk penanganan pencegahan wabah Virus Corona (Covid19) di Kabupaten Kebumen. "Satgas telah dibentuk, melibatkan unsur medis dan non medis ada unsur surveillance (pengawasan) dan penanganan,” kata dr Budi pada video conference dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Selasa (17/3/2020)
Selain pembentukan Satgas, Pemkab juga akan mengalokasikan anggaran guna penanganan virus corona. Anggaran tersebut akan digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana penunjang medis.
Selain itu juga digunakan untuk membeli barang medis habis pakai apabila terdapat lonjakan pasien. dr Budi melanjutkan pihaknya telah melaksanakan rencana kegawatdaruratan. Antara lain perluasan tempat isolasi sebanyak tujuh ruang. Saat ini ruang isolasi dikebut untuk melengkapi sarana dan prasarana.
"Kami menekankan agar jalur komunikasi antara pimpinan rumah sakit yang selalu rapat sampai dengan front office yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Dengan demikian, kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 penerapannya sampai pada pelaksana di garda depan, Kita juga rapat berkali-kali, namun sampai di pintu paling depan masih bermasalah,” kata Budi Satrio.
Dari data Dinas Kesehatan Kebumen, di Kebumen terdapat 16 orang dalam pengawasan (OPD) dan tujuh orang pasien dalam pengawasan (PDP). Seseorang dikatakan masuk dalam kategori ODP apabila dia sempat bepergian ke tempat penyebaran virus corona. Sedangkan PDP merupakan pasien yang menunjukkan gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas. "Kami akan terus awasi setiap orang yang masuk dari wilayah terdampak seperti Jogja Solo, dan Semarang, kami harap jika ada gejaka masyarakat bisa adukan ke Call Centre kami," tambah dr Budi. (Fur)