KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Masih ingat "oyek Siti", kuliner buatan karya warga Kecamatan Karanggayam yang sudah menembus pangsa pasar Asia? Di tengah tingginya permintaan, pembuatan makanan berbahan baku singkong tersebut terkendala peralatan yang belum memadai.
Produk oyek instan hasil M. Rosyidin dan istrinya Siti, Warga Desa Kalibening, Dukuh Domas RT 5 RW 2, Kecamatan Karangayam, Kebumen ini masih diproduksi dengan peralatan tradisional atau seadanya.
Mulai dari penggilangan bahan baku singkong, hingga proses penjemuran. Hal ini tentu sangat menghambat proses pemasaran, padahal permintaan pasar kini kian hari terus meningkat. "Sebenarnya permintaan pasar cukup tinggi. Kami sering kewalahan. Harusnya ada alat pengering untuk mempercapat proses pembuatan oyek. Jadi tidak perlu menjemur lagi, " ujar pria yang akrab disapa Mas Rosy itu, kemarin.
Rosy menambahkan, mesin pengering merupakan alat untuk mempercapat proses pembuatan oyek karena tidak perlu melakukan penjemuran lagi. Adapun untuk harga alat tersebut berkisar Rp 50 juta. "Sebenarnya kita telah berupaya agar bisa membelinya, namun karna harganya yang tidak murah, sampai sekarang belum juga terbeli," keluhnya.
Meski demikian, Rosy mengaku kendala ini tidak membuatnya kehilangan antusiasme menjaga mutu produk. Termasuk, menjaga produknya agar selalu higienis. Untuk memudahkan para konsumen dalam memasaknya, setiap bungkus kemasan Oyeke Siti, sudah ada petunjuk lengkap. Mulai dari cara memasukan bahan kedalam wadah/baskom, hingga nasi singkong siap disajikan.
Adapun untuk harga perbungkus OYEK’E SITI sendiri terbilang cukup terejangkau, yatu dengan harga Rp 18 ribu dengan isi 500 gram. Dalam sehari, Rosy dan istrinya mampu memproduksi hinga 25 sampai 30 kilogram. Mereka dibantu lima orang karyawan yang merupakan warga sekitar.
Produk ini dipasarkan menggunakan media sosial seperti website, facebook, instragm dan twitter. Selain itu, pemasaran juga dilakukan dengan menggandeng paguyuban seperti Mbangun Paseduluran Kebumen.
Rosy berharap, makanan yang dibilang ndeso itu, bisa terus dikenal luas, baik Nasional maupun Internasional. Untuk itu dirinya juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten agar bisa selalu mensuport makanan asli kas Kebumen. Salah satunya OYEK’E SITI." Semoga kedepan bisa selalu bersinergi untuk mengembangkan produk produk asli Kebumen agar lebih maju dan dikenal oleh masyarakat dan dunia Internasional," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kalibening Usman Maulana mengatakan sangat bangga dengan keberhasilan usaha yang dilakukan warganya tersebut. Menurutnya, dengan usaha oyeke siti ini sudah turut berperan membantu pemerintah dalam mengurangi kemiskinan. Hal itu dibuktikan dengan diberdayakanya beberapa warga sekitar untuk membantu proses pembuatan Produk Oyeke Siti.
Terkait kendala usaha yang tengah dihadapi warganya itu, sejauh ini Usman telah berupaya meminta pemkab agar bisa membantunya. Namun, karna adanya pandemi corona, hingga kini pemkab belum meninjau kembali."Dulu dari pemerintah Kabupaten Kebumen sudah pernah datang meninjau langsung proses pembuatan oyeke siti dan menenyakan apa saja kendalanya. Namun seriring adanya corona sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Semoga kedepan pemkab bisa membantu,"ujar Kades. (*)
Produk oyek instan hasil M. Rosyidin dan istrinya Siti, Warga Desa Kalibening, Dukuh Domas RT 5 RW 2, Kecamatan Karangayam, Kebumen ini masih diproduksi dengan peralatan tradisional atau seadanya.
Mulai dari penggilangan bahan baku singkong, hingga proses penjemuran. Hal ini tentu sangat menghambat proses pemasaran, padahal permintaan pasar kini kian hari terus meningkat. "Sebenarnya permintaan pasar cukup tinggi. Kami sering kewalahan. Harusnya ada alat pengering untuk mempercapat proses pembuatan oyek. Jadi tidak perlu menjemur lagi, " ujar pria yang akrab disapa Mas Rosy itu, kemarin.
Rosy menambahkan, mesin pengering merupakan alat untuk mempercapat proses pembuatan oyek karena tidak perlu melakukan penjemuran lagi. Adapun untuk harga alat tersebut berkisar Rp 50 juta. "Sebenarnya kita telah berupaya agar bisa membelinya, namun karna harganya yang tidak murah, sampai sekarang belum juga terbeli," keluhnya.
Meski demikian, Rosy mengaku kendala ini tidak membuatnya kehilangan antusiasme menjaga mutu produk. Termasuk, menjaga produknya agar selalu higienis. Untuk memudahkan para konsumen dalam memasaknya, setiap bungkus kemasan Oyeke Siti, sudah ada petunjuk lengkap. Mulai dari cara memasukan bahan kedalam wadah/baskom, hingga nasi singkong siap disajikan.
Adapun untuk harga perbungkus OYEK’E SITI sendiri terbilang cukup terejangkau, yatu dengan harga Rp 18 ribu dengan isi 500 gram. Dalam sehari, Rosy dan istrinya mampu memproduksi hinga 25 sampai 30 kilogram. Mereka dibantu lima orang karyawan yang merupakan warga sekitar.
Produk ini dipasarkan menggunakan media sosial seperti website, facebook, instragm dan twitter. Selain itu, pemasaran juga dilakukan dengan menggandeng paguyuban seperti Mbangun Paseduluran Kebumen.
Rosy berharap, makanan yang dibilang ndeso itu, bisa terus dikenal luas, baik Nasional maupun Internasional. Untuk itu dirinya juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten agar bisa selalu mensuport makanan asli kas Kebumen. Salah satunya OYEK’E SITI." Semoga kedepan bisa selalu bersinergi untuk mengembangkan produk produk asli Kebumen agar lebih maju dan dikenal oleh masyarakat dan dunia Internasional," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kalibening Usman Maulana mengatakan sangat bangga dengan keberhasilan usaha yang dilakukan warganya tersebut. Menurutnya, dengan usaha oyeke siti ini sudah turut berperan membantu pemerintah dalam mengurangi kemiskinan. Hal itu dibuktikan dengan diberdayakanya beberapa warga sekitar untuk membantu proses pembuatan Produk Oyeke Siti.
Terkait kendala usaha yang tengah dihadapi warganya itu, sejauh ini Usman telah berupaya meminta pemkab agar bisa membantunya. Namun, karna adanya pandemi corona, hingga kini pemkab belum meninjau kembali."Dulu dari pemerintah Kabupaten Kebumen sudah pernah datang meninjau langsung proses pembuatan oyeke siti dan menenyakan apa saja kendalanya. Namun seriring adanya corona sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Semoga kedepan pemkab bisa membantu,"ujar Kades. (*)