KEBUMEN (kebumenekspres.com)- SMPN 2 Adimulyo mewisuda siswanya yang telah dinyatakan menamatkan pendidikan. Sama seperti lainnya, wisuda kali ini dilaksanakan secara daring alias virtual. Sebanyak 16 siswa menjadi perwakilan prosesi wisuda dari 249 siswa kelas IX SMPN 2 Adimulyo.
Pembatasan kehadiran prosesi wisuda itu mengingat situasi Pandemi Covid-19.
Kepala sekolah SMP N 2 Adimulyo, Toto Sutarjo, mengatakan seluruh tahapan wisuda disiarkan live melalui meeting zoom yang juga disaksikan siswa dan wali murid dari rumah masing-masing.
Bahkan wisuda yang setiap tahunnya digelar megah kali ini tidak dapat di laksanakan bahkan nyaris tidak ada hiburan. Meski dilakukan secara virtual peserta yang hadir juga diwajibkan menggunakan protokol kesehan dengan memakai masker, cuci tangan hingga di cek suhu tubuh. "Biasanya selalu meriah, kali ini harus sepi, Namun berkat kerja keras panitia, hiburan di sakskan melalui meeting zoom dari perwakilan masing-masing kelas. Dengan berbagai keterbatasan yang kami jalani tidak mengurangi rasa khidmat kami," katanya didampingi Ketua Panitia Wisuda, Rizka.
Sementara itu, Toto menyebutkan pihaknya sengaja mendesain acara wisuda virtual sesuai protokoler pencegahan Covid-19. Seluruh siswa kelas IX kami minta mengikuti secara online dari rumah masing-masing. "Kami hanya megundang peraih nilai 16 besar beserta orang tua,” katanya dampingi guru kelas, Muslim Mustofa.
Tak hanya itu, Toto berharap situasi segera pulih kembali dan belajar mengajar bisa berjalan dengan semestinya. Tak hanya itu akibat Pandemi Corona membuat peran guru dan tugas siswa menjadi lebih berat karena harus belajar dalam jaringan (daring).
"Selama pandemi sama sekali tidak ada tatap muka sejak hampir 3 bulan lalu, Kami ingin segera mengajar dengan bertatap muka, agar lebih optimal. Harapannya, corona segera berlalu. Banyak guru yang bersedih atas situasi seperti ini,” ujarnya.
Putri (14) salah satu siswi kelas IX mengatakan, ia sadar situasi saat ini membuat kelulusan harus dilaksanakan secara virtual. Kondisi ini memberikan pelajaran siapa pun tidak boleh bersikap egois demi kepentingan sendiri. Ia optimistis, meski hanya dilepas dalam suasana jauh dari kata normal, namun hal itu akan menjadi motivasi untuk berkreasi dan mengembangkan ilmu di masa selanjutnya.
“Saya merasa sedih karena tidak ada momen perpisahan langsung dengan teman yang mungkin tidak bisa bertemu di studi lanjut. Akan tetapi, saya sadar pandemi saat ini membuat kelulusan hanya dilaksanakan secara virtual. Saya memanfaatkan medos untuk mengucap salam teman dan bapak ibu guru,” katanya. (Fur)
Pembatasan kehadiran prosesi wisuda itu mengingat situasi Pandemi Covid-19.
Kepala sekolah SMP N 2 Adimulyo, Toto Sutarjo, mengatakan seluruh tahapan wisuda disiarkan live melalui meeting zoom yang juga disaksikan siswa dan wali murid dari rumah masing-masing.
Bahkan wisuda yang setiap tahunnya digelar megah kali ini tidak dapat di laksanakan bahkan nyaris tidak ada hiburan. Meski dilakukan secara virtual peserta yang hadir juga diwajibkan menggunakan protokol kesehan dengan memakai masker, cuci tangan hingga di cek suhu tubuh. "Biasanya selalu meriah, kali ini harus sepi, Namun berkat kerja keras panitia, hiburan di sakskan melalui meeting zoom dari perwakilan masing-masing kelas. Dengan berbagai keterbatasan yang kami jalani tidak mengurangi rasa khidmat kami," katanya didampingi Ketua Panitia Wisuda, Rizka.
Sementara itu, Toto menyebutkan pihaknya sengaja mendesain acara wisuda virtual sesuai protokoler pencegahan Covid-19. Seluruh siswa kelas IX kami minta mengikuti secara online dari rumah masing-masing. "Kami hanya megundang peraih nilai 16 besar beserta orang tua,” katanya dampingi guru kelas, Muslim Mustofa.
Tak hanya itu, Toto berharap situasi segera pulih kembali dan belajar mengajar bisa berjalan dengan semestinya. Tak hanya itu akibat Pandemi Corona membuat peran guru dan tugas siswa menjadi lebih berat karena harus belajar dalam jaringan (daring).
"Selama pandemi sama sekali tidak ada tatap muka sejak hampir 3 bulan lalu, Kami ingin segera mengajar dengan bertatap muka, agar lebih optimal. Harapannya, corona segera berlalu. Banyak guru yang bersedih atas situasi seperti ini,” ujarnya.
Putri (14) salah satu siswi kelas IX mengatakan, ia sadar situasi saat ini membuat kelulusan harus dilaksanakan secara virtual. Kondisi ini memberikan pelajaran siapa pun tidak boleh bersikap egois demi kepentingan sendiri. Ia optimistis, meski hanya dilepas dalam suasana jauh dari kata normal, namun hal itu akan menjadi motivasi untuk berkreasi dan mengembangkan ilmu di masa selanjutnya.
“Saya merasa sedih karena tidak ada momen perpisahan langsung dengan teman yang mungkin tidak bisa bertemu di studi lanjut. Akan tetapi, saya sadar pandemi saat ini membuat kelulusan hanya dilaksanakan secara virtual. Saya memanfaatkan medos untuk mengucap salam teman dan bapak ibu guru,” katanya. (Fur)