KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Seiring datangnya musim kemarau, ancaman kebakaran juga mengintai. Tak jarang, memakan korban jiwa. Butuh keterlibatan semua elemen masyarakat untuk mencegah itu terjadi.
Atas latar belakang itulah, Polres Kebumen bersama dengan Perum Perhutani KPH Kedu Selatan melaksanakan penandatanganan surat keputusan bersama atau Memorandum of Understanding (MoU). Penandatanganan MoU tersebut, terkait keputusan bersama dalam penanganan bencana kebakaran hutan dan penanggulangannya.
Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan hadir bersama dengan para pejabat utama Polres Kebumen dalam acara yang digelar di Obyek Wisata Pentulu Indah Karangsambung, Selasa (11/8/2020) pagi."Kegiatan penandatangan MOU ini dilaksnakan merupakan tindak lanjut atas MOU dari Polda Jateng bersama Perum Perhutani," jelas AKBP Rudy.
AKBP Rudy mengungkapkan akan menerjunkan seluruh personel termasuk Bhabinkamtibmas untuk mensosialisasikan tentang dampak kebakaran hutan dan pencegahannya.
"Saat ini telah memasuki musim kemarau. Hutan yang kering rawan terjadi kebakaran. Melalui kegiatan patroli akan kami sampaikan tentang menjaga hutan dari kebakaran. Kita dukung Perum Perhutani untuk mewujudkan hutan aman dari kebakaran," ungkap AKBP Rudy.
Melalui patroli, masyarakat akan diimbau untuk tidak membuat api di dekat hutan.
Bagi masyarakat yang tinggal disekitar hutan ada baiknya untuk menghindari membakar rumput atau apapun yang dapat berpotensi api menjadi besar. Ada baiknya saat membakar sampah, ditunggu hingga api sampai padam jangan sampai menjalar tanpa pengawasan.
Sementara itu, Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto yang yang turut hadir, mengapresiasi dan menyambut baik adanya MoU antara Polres Kebumen dengan Perum Perhutani tentang penanggulangan kebakaran hutan. Terlebih, langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Polres Kebumen dan Perum Perhutani sepakat bersama menanggulangi kebakaran dengan melakukan Mou. Sebagai tindak lanjutnya, dibentuk tim kecil lengkap yang beranggotakan TNI, Polri, Pemkab Kebumen, BPBD, dan relawan untuk mencegah kebakaran hutan.
Arif Sugiyanto berharap, adanya MoU dan sinergi dari semua elemen akan menjadkan Kebumen zero Karhutla. "Terima kasih atas adanya sinergitas antara Perhutani dan Polri dalam menjaga hutan yang ada di Kabupaten Kebumen. Dengan hutan yang terjaga, Insyaallah manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat, baik manfaat secara kesehatan maupun ekonomi," ujar Arif saat menghadiri nota kerja sama atau Memorandun of Understanding (MoU) Polres dan Perum Perhutani kemarin.
Terkait itu, Wabup mengapresiasi apa yang dilakukan Perhutani. Ia menilai, Perhutani telah memanfaatkan hutan di Kabupaten Kebumen yang luasnya mencapai 18.000 hektar menjadi penambah income bagi masyarakat yaitu dengan menjadikan objek wisata alam seperti di Pentulu Indah, Menganti, dan Somagede.
"Dengan dijadikan objek wisata, masyarakat diharapkan turut menjaga hutan yang ada di Kabupaten Kebumen, terlebih, kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong rencananya akan diusulkan menjadi UNESCO Global Geopark (UGG). Tentu saja kelestarian hutan harus terus dijaga," kata Wabup.
Sementara, Administratur KPH Kedu Selatan, Yudha Suswardhanto, mengatakan kebakaran hutan dan lahan merupakan kejadian sesaat dimana prosesnya merusak kondisi hutan yang sudah terbangun lama.
Untuk menghindari hak itu pihaknya meminta bersama sama bersinergi untuk memutis matarantai segitiga api yakni bahgan bakar, udara dan pemicunya. Hal itu diharapkan agar efek ekonomi didalam hutan memberi manfaat untuk masyarakat baik kayu dan non kayu. "Untuk getah di kabupaten kebumen hampir 20 milyar dalam satu tahun yang diterima masyarakat sebagai upah pungut getah pinus," katanya kepada Ekspres usai acara.
Tak hanya itu dari pemanfaatan hutan sebagai sektor dan pengembangan wisata alam Perhutani mencapai Ro 6-7 miliar setiap tahunnya. Hasil itu kemudian diterima masyarakat. "Ada keindahaan alam kebumen dari hutan, yang bisa memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat," katanya.
Lanjut Yudha pihaknya meminta dari sinergitas ini juga dibutuhkan peran serta masyarakat untuk saling menjaga hutan. Terlebih kepada mereka yang menggarap lahan berdekatan dengan hutan. Usai acara tersebut, rombongan berkesempatan mengunjungi laboratorium Geologi LIPI Karangsambung. (fur/win)
Atas latar belakang itulah, Polres Kebumen bersama dengan Perum Perhutani KPH Kedu Selatan melaksanakan penandatanganan surat keputusan bersama atau Memorandum of Understanding (MoU). Penandatanganan MoU tersebut, terkait keputusan bersama dalam penanganan bencana kebakaran hutan dan penanggulangannya.
Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan hadir bersama dengan para pejabat utama Polres Kebumen dalam acara yang digelar di Obyek Wisata Pentulu Indah Karangsambung, Selasa (11/8/2020) pagi."Kegiatan penandatangan MOU ini dilaksnakan merupakan tindak lanjut atas MOU dari Polda Jateng bersama Perum Perhutani," jelas AKBP Rudy.
AKBP Rudy mengungkapkan akan menerjunkan seluruh personel termasuk Bhabinkamtibmas untuk mensosialisasikan tentang dampak kebakaran hutan dan pencegahannya.
"Saat ini telah memasuki musim kemarau. Hutan yang kering rawan terjadi kebakaran. Melalui kegiatan patroli akan kami sampaikan tentang menjaga hutan dari kebakaran. Kita dukung Perum Perhutani untuk mewujudkan hutan aman dari kebakaran," ungkap AKBP Rudy.
Melalui patroli, masyarakat akan diimbau untuk tidak membuat api di dekat hutan.
Bagi masyarakat yang tinggal disekitar hutan ada baiknya untuk menghindari membakar rumput atau apapun yang dapat berpotensi api menjadi besar. Ada baiknya saat membakar sampah, ditunggu hingga api sampai padam jangan sampai menjalar tanpa pengawasan.
Sementara itu, Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto yang yang turut hadir, mengapresiasi dan menyambut baik adanya MoU antara Polres Kebumen dengan Perum Perhutani tentang penanggulangan kebakaran hutan. Terlebih, langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Polres Kebumen dan Perum Perhutani sepakat bersama menanggulangi kebakaran dengan melakukan Mou. Sebagai tindak lanjutnya, dibentuk tim kecil lengkap yang beranggotakan TNI, Polri, Pemkab Kebumen, BPBD, dan relawan untuk mencegah kebakaran hutan.
Arif Sugiyanto berharap, adanya MoU dan sinergi dari semua elemen akan menjadkan Kebumen zero Karhutla. "Terima kasih atas adanya sinergitas antara Perhutani dan Polri dalam menjaga hutan yang ada di Kabupaten Kebumen. Dengan hutan yang terjaga, Insyaallah manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat, baik manfaat secara kesehatan maupun ekonomi," ujar Arif saat menghadiri nota kerja sama atau Memorandun of Understanding (MoU) Polres dan Perum Perhutani kemarin.
Terkait itu, Wabup mengapresiasi apa yang dilakukan Perhutani. Ia menilai, Perhutani telah memanfaatkan hutan di Kabupaten Kebumen yang luasnya mencapai 18.000 hektar menjadi penambah income bagi masyarakat yaitu dengan menjadikan objek wisata alam seperti di Pentulu Indah, Menganti, dan Somagede.
"Dengan dijadikan objek wisata, masyarakat diharapkan turut menjaga hutan yang ada di Kabupaten Kebumen, terlebih, kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong rencananya akan diusulkan menjadi UNESCO Global Geopark (UGG). Tentu saja kelestarian hutan harus terus dijaga," kata Wabup.
Sementara, Administratur KPH Kedu Selatan, Yudha Suswardhanto, mengatakan kebakaran hutan dan lahan merupakan kejadian sesaat dimana prosesnya merusak kondisi hutan yang sudah terbangun lama.
Untuk menghindari hak itu pihaknya meminta bersama sama bersinergi untuk memutis matarantai segitiga api yakni bahgan bakar, udara dan pemicunya. Hal itu diharapkan agar efek ekonomi didalam hutan memberi manfaat untuk masyarakat baik kayu dan non kayu. "Untuk getah di kabupaten kebumen hampir 20 milyar dalam satu tahun yang diterima masyarakat sebagai upah pungut getah pinus," katanya kepada Ekspres usai acara.
Tak hanya itu dari pemanfaatan hutan sebagai sektor dan pengembangan wisata alam Perhutani mencapai Ro 6-7 miliar setiap tahunnya. Hasil itu kemudian diterima masyarakat. "Ada keindahaan alam kebumen dari hutan, yang bisa memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat," katanya.
Lanjut Yudha pihaknya meminta dari sinergitas ini juga dibutuhkan peran serta masyarakat untuk saling menjaga hutan. Terlebih kepada mereka yang menggarap lahan berdekatan dengan hutan. Usai acara tersebut, rombongan berkesempatan mengunjungi laboratorium Geologi LIPI Karangsambung. (fur/win)