PURWOREJO- Tahun Baru Islam 1 Muharam 1442 disambut dengan cara unik oleh warga Dusun Manis Jangan Desa Seren Kecamatan Gebang. Ratusan warga mengungkapkan syukur bersama dengan menggelar doa bersama dan tumpengan di ruas jalan desa setempat.
Tradisi yang juga dikenal masyarakat dengan Tirakatan Suran tersebut juga diniati warga untuk berdoa bersama agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
Dalam peringatan itu warga membuat tumpeng yang dibuat di rumah Kadus Manis Jangan dan diarak sampai ke jalan tengah dusun. Pantauan di lokasi, warga tumpah ruah di jalan dusun berjajar sepanjang 200-an meter.
Sunardi, Kepala Dusun Manis Jangan, menyebut tumpeng dibuat dari beberapa macam sajian makanan, seperti ingkung ayam, bubur merah dan putih, serta seribuan nasi yang dibungkus daun pisang.
Setelah diarak, tumpeng didoakan oleh kiai setempat. Warga selanjutnya melakukan sholawatan/srakalan dan pada puncaknya tumpeng di makan bersama-sama.
“Kegiatan ini sebagai wujud doa yang kita simbolkan dengan berbagai macam bentuk makanan, kita terus melestarikan adat jawa yang luhur,” sebutnya.
Menurut Sunardi, Tirakatan Suroan atau Suran telah menjadi tradisi tahunan. Kegiatan juga dihadiri oleh Kepala Desa Lukmanto, tokoh masyarakat H Sunarko, Sekdes, Ketua BPD, tokoh masyarakat dan lainnya.
“Setiap tahun kita gelar acara Tirakatan Suroan. Bedanya kali ini kita meriahkan dengan memotong kambing, kalau biasanya kita potong ayam,” katanya.
Sementara itu, Kades Seren Lukmanto mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya tradisi tirakatan ddengan doa bersama dapat memberikan contoh bagi Dusun yang lain karena mempererat tenggang rasa antarwarga.
“Kegiatan ini dapat dijadikan contoh yang baik bagi dusun yang lain, kegiatan ini bisa membuat anak-anak sejenak melupakan gadget,” ungkapnya. (ndi)
Tradisi yang juga dikenal masyarakat dengan Tirakatan Suran tersebut juga diniati warga untuk berdoa bersama agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
Dalam peringatan itu warga membuat tumpeng yang dibuat di rumah Kadus Manis Jangan dan diarak sampai ke jalan tengah dusun. Pantauan di lokasi, warga tumpah ruah di jalan dusun berjajar sepanjang 200-an meter.
Sunardi, Kepala Dusun Manis Jangan, menyebut tumpeng dibuat dari beberapa macam sajian makanan, seperti ingkung ayam, bubur merah dan putih, serta seribuan nasi yang dibungkus daun pisang.
Setelah diarak, tumpeng didoakan oleh kiai setempat. Warga selanjutnya melakukan sholawatan/srakalan dan pada puncaknya tumpeng di makan bersama-sama.
“Kegiatan ini sebagai wujud doa yang kita simbolkan dengan berbagai macam bentuk makanan, kita terus melestarikan adat jawa yang luhur,” sebutnya.
Menurut Sunardi, Tirakatan Suroan atau Suran telah menjadi tradisi tahunan. Kegiatan juga dihadiri oleh Kepala Desa Lukmanto, tokoh masyarakat H Sunarko, Sekdes, Ketua BPD, tokoh masyarakat dan lainnya.
“Setiap tahun kita gelar acara Tirakatan Suroan. Bedanya kali ini kita meriahkan dengan memotong kambing, kalau biasanya kita potong ayam,” katanya.
Sementara itu, Kades Seren Lukmanto mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya tradisi tirakatan ddengan doa bersama dapat memberikan contoh bagi Dusun yang lain karena mempererat tenggang rasa antarwarga.
“Kegiatan ini dapat dijadikan contoh yang baik bagi dusun yang lain, kegiatan ini bisa membuat anak-anak sejenak melupakan gadget,” ungkapnya. (ndi)