KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Banjir yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Kebumen beberapa waktu lalu, kini memang telah surut. Di kebumen sendiri salah satu titik terparah melanda Desa Sumberadi Kebumen, termasuk Pondok Pesantren Al Kahfi.
Kendati demikian, usai bencana banjir, kini muncul permasalahan baru. Hal ini seperti gangguan kesehatan. Beberapa di Ponpes tersebut kini mengeluhkan beberapa gejala gangguan kesehatan. Ini seperti sakit mata, flu, gatal-gatal dan diare.
Ketua Rabithah Maahid al Islamiyyah (RMI) NU Kebumen Agus Fahrudin Ahmad Nawawi kepada awak media menyampaikan terkait adanya keluhan santri pihaknya bekerjasama dengan Lembaga Kesehatan NU. Ini untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan. Hal tersebut juga untuk mengantisipasi agar santri sakit tidak semakin parah. Bukan itu saja, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pondok pesantren lain bilamana terdapat santri yang mengeluh sakit.
"Pondok Pesantren yang terparah terkena dampak banjir yakni Al Kahfi. Tetapi pondok pesantren lain juga kami komunikasikan," katanya, Jumat (30/10/2020) disela-sela pengobatan di Ponpes Al Kahfi Somalangu Kebumen.
Salah satu santri Quraatua'yun Yonmara Maulidya (12) asal Banyumas menyampaikan banjir yang terjadi di lingkungan pondok pesantren merencam selama dua hari. Pasca banjir, dirinya merasakan mengalami gatal-gatal di beberapa bagian tubuh. Ini terutama pada tangan dan kaki. Ia pun mengaku senang dengan adanya pengobatan dari tim medis. "Yang dirasakan gatal-gatal," katanya.
Ketua Lembaga Kesehatan NU Kebumen Tri Tunggal Eko Sapto mengatakan keluhan santri pasca banjir paling banyak sakit gatal-gatal. Pihaknya pun memberikan obat-obatan hingga vitamin. Ini agar santri segera sembuh.
Disamping melakukan pengobatan, Tri Tunggal Eko Sapto juga berpesan kepada para santri agar selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan pondok pesantren. Selain itu juga memperbanyak istirahat. Dengan demikian telah dilakukan pengobatan dan pencegahan agar penyakit tersebut dapat teratasi dan tidak menyerang kembali. "Yang lebih penting adalah perilaku kebersihan air, alat mandi yang dipakai sendiri," ucapnya yang juga Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kebumen.
Sementara itu, sejumlah warga Desa Sidobunder Kecamatan Puring terdampak banjir terpaksa masih harus bertahan di tempat pengungsian. Puluhan warga masih mengungsi lantaran mereka takut terjadi banjir susulan, sementara proses pengerjaan tanggul jebol masih berlangsung.
Pantauan wartawan koran ini, Kamis (29/10), puluhan warga masih bertahan di rumah panggung yang disiapkan pemerintah untuk mengevakuasi korban bencana. "Kami milih ngungsi soalnya air masih berpotensi naik kalau hujan turun dari wilayah utara," kata Slamet (45) salah satu pengungsi warga Desa Sidobunder Kecamatan Puring.
Sejauh ini, kebutuhan hidup para pengungsi dicukupi oleh Dapur Umum MDMC Mummadiyah dan Dinsos di lokasi pengungsian yang bersebelahan denga posko darurat.
Di sisi lain, sejumlah pengungsi khususnya anak-anak memanfaatkan waktu di pengungsian untuk bermain perahu getek dari pelapah pisang. Mereka asyik bermain meski cukup beresiko. "Namanya juga anak-anak, jika kami tegur malah jadi nangis hanya kami pantau saja dari jauh," kata Suparlan (55) orang tua salah satu anak yang sedang asyik bermain perahu getek.
Di sisi lain, bantuan mulai mengalir bagi para korban bencana. Bantuan datang dari sejumlah elemen. Seperti BNI 46 Kantor Cabang Kebumen yang menyalurkan bantuan melalui Dinas Sosial dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Kebumen, Jumat (30/10). Bantuan CSR untuk korban bencana berjumlah sekitar Rp 50 juta.
Bantuan program CSR untuk penanganan bencana alam banjir dan tanah longsor di kebumen diserahkan dalam bentuk kebutuhan pokok bagi warga terdampak bencana bantuan.
Bantuan lain juga datng dari PT Pertamina dan Hiswana Migas Kebumen. Kali ini, Pertamina mensuplai bahan pokok dapur umum mulai dari lauk pauk hingga gas untuk memasak. Adapun bantuan yang diserahkan CSR MOR IV kepada ke PMI Kebumen yakni Beras 20 Sak (500 Kg), Gula 100 Kg, Sarden 6 Karton, Minyak goreng 10 karton, Mie Instan 20 karton, Kopi dan teh 5 karton, Susu balita 2 karto, Minyak kayu putih 8 kotak, Air mineral 15 karton.
"Kami membantu suplai bahan pokok dapur umum PMI Kebumen hingga bencana berakhir," ujar Sales Sales Executive LPG Pertamina MOR IV wilayah Kedu Adeka Sangtraga, kemarin. (mam/fur)