KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Pertanian komoditas Porang di Kebumen akhir-akhir ini, semakin meningkat. Ini di buktikan dengan meningkatnya pesanan bibit porang yang mencapai 100 persen lebih tinggi dari tahun lalu yakni 2019.
Bukan untuk petani tua, para peminat benih porang justru dari para petani muda atau kaum milenial. Hal tersebut tentunya menjada kabar baik, dimana para kaum muda sudah melirik dunia pertanian, khususnya porang. “Peminat justru lebih banyak dari kalangan milenial. Mudah-mudahan ini merupakan awal perubahan yang baik di dunia pertanian dan perkebunan," tutur salah satu petani juga penyedia bibit porang Akif Fatwal Amin.
Selama ini Akif juga mengaku telah berulang memberikan pelatihan budidaya Porang. Ini baik secara kelompok maupun perorangan. Pelatihan dilaksanakan secara cuma-cuma atau gratis. Hal ini semata-mata dilaksanakan untuk berbagi ilmu dengan sesama. "Ya banyak yang datang ke rumah untuk belajar tentang budidaya Porang. Bahkan dari luar daerah, hampir setiap hari pasti ada yang kesini,” tuturnya, Kamis (12/11/2020).
Dijelaskannya, komoditas Porang mempunyai masa depan yang sangat bagus. Ini baik dari sisi manfaat maupun kebutuhan pasar. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kebumen khususnya petani.
Disinggung mengenai masalah kekhawatiran akan anjloknya harga setelah bayak petani yang membudiyakan Porang, Akif menegaskan bahwa perlu kejelian dalam berbudidaya, apapun itu.
Yang pertama yakni berapa banyak produk turunan yang bisa dihasilkan dari komoditi tersebut. Porang mempunyai produk turunan yang sangat banyak. Setelah dibuat tepung maka tepung Porang bisa diolah menjadi apa saja. Bila produk turunannya banyak apalagi yang manfaatnya untuk dikonsumsi.
Kedua adalah pangsa pasar. Porang mempunyai pangsa pasar sangat luas baik pangsa pasar luar negeri maupun dalam negeri. Kini porang baru tertuju pada pasar luar negeri, ya tentunya hal itu bukan tanpa alasan. Selain harga yang tinggi kebutuhannya juga masih sangat besar. Sedang pangsa pasar lokal atau dalam negeri belum sama sekali di lirik.
“Ketiga yakni tingkat kemudahan dalam budidaya. Porang termasuk jenis tanaman umbi-umbian yang mudah tumbuh di daerah tropis dan tidak harus dilahan yang khusus. Di daerah dengan ketinggian kurang dari 200 DPL, Porang justru akan tumbuh lebih bagus dibawah rerindangan pohon lain,” terasnya.
Untuk itu, lanjut Akif, sangat layak jika pemerintah Kebumen melakukan suatu kajian secara mendalam tentang Porang. Ini agar bisa lebih mengarahkan dan pendampingan kepada para petani porang.
Terkait harga, apapun itu pasti akan mengalami fluktuasi. Saat awal panen tahun ini (Juni 2020), harga Porang dikisaran Rp 8 ribuan perkilogram. Hal ini disebabkan di bulan tersebut masih banyak hujan yang berpengaruh pada tingginya kadar air dalam umbi porang. “Sedang diakhir musim panen harga Porang mencapai kisaran Rp 12 ribuan perkilogram,” ucapnya. (mam)