KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Pratu Firdaus Kurniawan Nugroho gugur saat menjalankan tugas di Papua. Ia menjadi salah satu korban serangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (6/11/2020)
Jenasahnya dimakamkan di Kebumen, Minggu (8/11/2020) sekitar pukul 09.00 WIB siang.
Suasana haru mewarnai proses pemakaman almarhum. Isak tangis pecah seketika oleh keluarga, kerabat dan teman sejawat menyambut kedatangan jenazah di rumah duka pada Minggu (8/11/2020) sekitar pukul 09.00 WIB siang. Jenazah yang dibawa menggunakan ambulans milik TNI AD dari Bandara Yogyakarta ke rumah duka di RT 4 RW 5 Gang Sindoro 4 Kelurahan Gombong Kebumen.
Usai disholatkan jenazah prajurit anumerta ini dimakamkan TPU Kawo Gang Semeru Kelurahan Gombong sekitar 11:00 WIB dengan tata upacara militer. Upacara pemakaman dipimpin Komandan Kodim 0709/Kebumen Letkol Kav MS Prawiranegara Matondang.
Tak terkecuali Firdaus Kurniawan Widodo prajurit Armada III TNI Angkatan Laut di Sorong Papua yang merupakan saudara kembar almarhum Praka Anumerta Firdaus Kurniawan Nugroho.
Tapi ia tetap tegar mengantarkan kepergian sang adik sampai peristirahatan terakhir dengan membopong foto mengantarkan jenazah sang adik ke tempat peristirahatan terakhir. Meski sangat berat bagi kakak kembar dan keluarga, mereka sangat bangga karena kepergian Firdaus Kurniawan gugur dalam tugas membela negara.
Keduanya sama-sama menjadi anggota TNI sejak 2014. Jenazah yang telah terbungkus kain kafan berada di dalam peti itu sempat dibuka oleh keluarga sebagai momentum terakhir sebelum disemayamkan
Serda Firdaus Kurniawan Widodo menyampaikan terimakasih kepada seluruh jajaran TNI, khususnya TNI AD yang telah menjadi bagian dari diri adiknya hingga akhir hayatnya.
"Sebagai prajurit, membela negara adalah tugas kami. Kami akan meneruskan cita-cita adik sebagai prajurit TNI, selamat jalan dik," tutur Firdaus Kurniawan Widodo usai pemakaman adiknya.
Suwarji (60) ayah korban mengatakan ia tak pernah menyangka jika anaknya Pratu Firdaus Kurniawan Nugraha gugur dalam usia yang masih sangat muda saat bertugas. Ia mengungkapkan pertama kali mendengar kabar duka dari sambungan telfon oleh Batalyon bahwa salah satu putranya gugur dalam bertugas di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya Papua tertembak oleh KKB.
“Pastinya kami terkejut, pertama dengar kabar dari batalyon ada yang telpon ke saya kalau anak saya meninggal di Papua,” kata ayah korban,
Pria yang berprofesi sebagai pedagang sayur itu mengungkapkan sebelumnya tak mendapat firasat apapun, hanya seminggu sebelum kepergian salah satu anak kembarnya Praka Anumerta Firdaus Kurniawan Nugroho yang sering disapa "Dede" itu setiap hari menelpon keluarga.
"Sebelumnya jarang telpon, tapi selama seminggu kemarin setiap hari telpon, saya tanya kabar dia mengatakan "Aku wes kepenak nang kene" (saya sudah enak kerja disini)," kata Suwarji sembari menceritakan saat terakhir berkomunikasi.
Hal senada juga diutrakan Ibu korban Rusmini (52), meski mengaku ikhlas dan tabah, namun raut duka mendalam dan tetesan air mata nampak jelas dari wajah sang ibu. Sebagai seorang ibu, Rusmini merasa janggal dan curiga lantaran Pratu Firdaus selama seminggu terakhir selalu kontak dengan keluarga padahal sebelumnya jarang menghubungi keluarga.
“Saya merasa curiga saja, kok selama seminggu ini tiap hari menghubungi keluarga terus, calling terus sampai 3 kali sehari. Setiap telepon intinya cuma bilang kalau di sana sudah enak, ayem, aman, ini lagi ngopi gitu. Biasanya jarang telepon,” ucap Rusmini.
Ras kehilangan pun diungkapkan kolega almarhum. Seperti teman satu angkatan menjadi Pasiminlog regu, Safiudin. Ia mengatakan, dirinya sempat berangkat bersama menuju tanah Papua. Namun mereka berpisah dalam penempatan tugas Safiudin ditugaskan di Timika dan almarhum tigugaskan di Sugapa.
"Kalau pas kejadian saya tidak tau saya beda tempat penugasan saya di Kops di Timika, hanya saat kami berangkat bareng dengan almarhum, dan semenjak berangkat ke Papua kami berpisah, dia ke Sugapa saya ke Timika, terakhir bertemu sempat bercanda dia orangnya baik agamanya juga kuat," katanya kepada Ekspres di rumah duka.
Sementara itu, teman satu angkatan semasa pendidikan di Secata Gombong, Pratu Didik Gunawan (25) menuturkan bahwa almarhum merupakan sosok yang baik dan loyal kepada teman serta atasan. Sebelum pergi untuk selamanya, Pratu Firdaus sempat kontak dengan Didik dan berpesan menitipkan keluarganya
Selain itu, teman satu angkatan semasa pendidikan di Secata Gombong, Pratu Didik Gunawan (25) menuturkan bahwa almarhum merupakan sosok yang baik dan loyal kepada teman serta atasan. Sebelum pergi untuk selamanya, Pratu Firdaus sempat kontak dengan Didik dan berpesan menitipkan keluarganya.
“Orangnya baik banget lah, tidak neko-neko, sama teman, senior dan atasan loyal. Kemarin sebelum dengar kabar duka itu, 3 hari sebelumnya dia sempat bilang ke saya lewat telpon, ngomong kalau dia nitip keluarga gitu, terus saya marahi kok ngomong gitu, ternyata memang mau pergi beneran,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan teman semasa kecil Praka Anumerta Firdaus Kurniawan Nugroho, Oka Gea Praditya mengatakan sejak kecil sering bermain bersama korban, ia mengaku almarhum merupakan sosok pribadi yang baik dan tidak sombong meski sudah menjadi anggota TNI. Ia mengaku terakhir bertemu dengan korban sebelum pandemi covid19.
"Sebelum covid19 dia pulang dan main kerumah saya, meski dia sudah jadi anggota TNI namun masih mau main sama temen-temenya dulu, banyak kenangan dengannya dulu," ujar Oka. (fur)