KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Pemerintah semakin serius dalam menghadapi potensi ancaman gempa di zona megathrust. Ini dengan melaksanakan berbagai upaya mitigasi bencana di daerah-daerah pesisir selatan pulau Jawa. Salah satu yang dilaksanakan yakni Kemensos menyiapkan 1 Juta bibit Mangrove.
Ancaman Megathrust diprediksi dapat menimbulkan tsunami dengan ketinggian gelombang 20 meter. Hal inilah yang membuat Kemensos bersama Kementerian dan lembaga terkait gencar melakukan penanaman mangrove.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Safii Nasution saat melakukan peninjauan hutan mangrove di kawasan Pantai Logending, beberapa waktu lalu menyampaikan pihaknya tengah menyiapkan setidaknya 1 juta bibit mangrove. Ini untuk ditanam di lima provinsi yang berada di pesisir selatan Pulau Jawa. Mulai dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur.
"Kami bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bersama BNPB dan Kopassus sedang mempersiapkan satu juta bibit mangrove untuk ditanam di lima provinsi yang ada pesisir selatan pulau Jawa," tuturnya.
Secara pasti, lanjutnya, kapan waktu megathrust memang tidak dapat diketahui. Kendati demikian minimal dilakukan persiapan-persiapan untuk menghadapinya. Ini dengan mempersiapkan masyarakat dan mempersiapkan alam. Dengan persiapan yang baik, agar apabila megathrust benar-benar terjadi, dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar.
“Keberadaan hutan mangrove di kawasan pesisir laut cukup efektif untuk menghadang atau setidaknya meredam gelombang laut seperti tsunami. Sebab dengan akar tunjangnya yang tumbuh rapat dan melebar, mangrove akan bekerja seperti jaring,” terangnya.
Beberapa penelitian menyebutkan keberadaan mangrove diperkirakan dapat mengurangi ketinggian tsunami hingga 50 persen. "Untuk itu lah aksi-aksi penanaman bibit mangrove di kawasan pesisir pantai harus terus digalakkan," tegasnya.
Safii menambahkan, selain berguna untuk meredam tsunami, tanaman mangrove juga memiliki dampak ekonomis yang tinggi bagi nelayan. Ini lantaran hutan mangrove dapat menjadi tempat berkumpul ikan-ikan yang menjadi incaran para nelayan. "Mangrove ini kita tahu tidak hanya sekedar mitigasi bencana, tetapi juga dampak pada perekonomi masyarakat itu sangat besar,” tambahnya.
Nantinya penanaman mangrove akan dilakukan secara bersama-sama mulai dari Tagana, sukarelawan, masyarakat, dan pihak-pihak yang menangani kebencanaan. (mam)