KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, menyambut baik penunjukan Menteri Sosial yang baru, Tri Risma Harini. Arif Sugiyanto mengaku berharap banyak dan siap mendukung kebijakan Menteri Risma (sapaan akrab Tri Rismaharini).
Ini setelah Wabup Arif melihat program Risma,. sinkron dengan upaya penanggulangan kemiskinan yang tengah di lakukan di Kabupaten Kebumen.
Salah satunya soal bantuan sosial yang nantinya akan disalurkan langsung kepada penerima tidak seperti saat ini yang masih disebut BLT. Terobosan ini, kata Wabup Arif, diharapkan benar-benar dapat mengatasi persoalan penanganan kemiskinan di Kebumen.
"Program yang dicanangkan Mensos Risma sangat tepat dan sesuai dengan harapan pemkab Kebumen, yakni agar bantuan yang disalurkan bisa tepat sasaran dan langsung ke yang berhak menerimanya. Selain itu, juga sekaligus untuk menghindari penyelewengan dana dalam penyaluran bantuan sosial," ujar Arif yang juga Ketua Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Kebumen itu, Minggu (27/12/2020).
Arif menyatakan dukungan itu setelah melihat perkembangan terakhir upaya penanganan kemiskinan di Kabupaten Kebumen. Menurut Arif, ada banyak sekali persoalan dan kendala dalam program krusial di Kebumen ini. Arif bahkan menyebut, upaya penanganan kemiskinan di Kebumen "sangat bermasalah".
"Kami telah melihat langsung DTKS di Kebumen masih sangat bermasalah. Khsususnya soal perbaikan DTKS (Data Terpadu Kesejahteran Sosial,red). Ada sekitar 24, 67 persen yang harus dibetulkan, yaitu 84. 019 nama harus hapus. "
"Untuk memperbaiki itu, kami telah menganggarkan Rp 1 miliar untuk perbaikan DKTS. Namun begitu, hingga kini masih terkendala dan Dinsos sendiri belum bisa menyelesaikan kendala tersebut dengan baik," tegas Arif.
Kaitannya dengan itu, Arif berharap program dari Kemensos baru dapat mengurai benang kusut persoalan ini. "Bantuan sosial ujung pangkalnya di Kemensos. Jadi ketika Kemensos memberikan program baru dimana bantuan akan disalurkan melalui rekening langsung, tentunya tidak akan ada lagi by name yang tidak tepat sasaran dan lainya. '
"Dengan begitu maka tidak ada lagi data yang tumpak tindih dan saling curiga baik masyarakat maupun pemerintah, "imbuh Arif yang juga sebagai Calon Bupati Kebumen terpilih itu.
Sebelumnya, dari Jakarta, Kementerian Sosial (Kemensos) bakal memutakhirkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) pada tahun depan. Ini dilakukan agar berbagai program bantuan sosial yang dilanjutkan pada 2021 lebih tepat sasaran.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan pihaknya bakal mempercepat proses serta mengefisienkan penggunaan anggaran pemutakhiran data tersebut.
"Saya sempat kaget, Rp1,3 triliun untuk data, waduh mati kalau kita enggak hati-hati, itu uang bukan besar, tapi buesar sekali," ucap Risma di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat.
Basnsos yang disalurkan Kemensos menggunakan DTKS sendiri ada dua jenis. Pertama, bansos reguler antara lain program keluarga harapan (PKH) dan program sembako keluarga penerima manfaat non PKH dengan total anggaran Rp4,5 triliun yang ditransfer melalui Himbara.
Kedua, bansos khusus yang terdiri dari bantuan sosial tunai (BST) yang jumlahnya dipangkas dari Rp300 ribu menjadi Rp200 ribu per kepala keluarga.
BST tersebut diberikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) PKH yang belum menerima bansos dengan harapan dapat mengurangi beban keluarga penerima atas dampak pandemi.
Bantuan ini juga diberikan kepada keluarga anggota PKH yang Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos.Lantas, bagaimana cara mengecek penerima manfaat BST? Secara online pengecekan dapat dilakukan pada laman resmi Kementerian Sosial (Kemensos), yakni https://dtks.kemensos.go.id.
Selanjutnya warga hanya perlu memilih kartu identitas yang diinginkan. Setelah itu, masukkan nomor kepesertaan dari kartu identitas yang dipilih.
Kemudian, masukkan nama sesuai dengan kartu identitas yang dipilih, masukkan empat huruf kode yang tertera dalam kotak besar, dan klik kotak kode untuk mendapatkan kode baru.
"Sistem akan mencocokkan kartu identitas dan nama yang di-input dan membandingkan antara nama yang di-input dengan nama yang ada dalam database kami," tulis pihak Kemensos dalam laman resmi tersebut. (fur/cah)