(kebumenekspres.com) SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengumpulkan pemangku kebijakan terkait pengendalian kebencanaan mulai dari wilayah sungai, kehutanan, hingga jalan. Tujuannya, adalah untuk sinkronisasi pengendalian bencana yang terjadi di Jateng.
Pada Rapat Koordinasi Kebencanaan, di lantai 2 Kantor Pemprov Jateng, Selasa (16/2), Ganjar menggelar rapat diikuti secara daring oleh Perum Perhutani, BBWS Pemali-Juana, BBPJN VII Jateng-DIY, BPDas Bengawan Solo hingga BPDas Jratun.
Selain itu, sejumlah OPD dan pemangku kebijakan lain juga mengikuti secara luring. Antara lain BMKG Stasiun Klimatologi Klas II Semarang, Dinas LHK, Dinas PU Binamarga dan Cipta Karya, hingga Dinas ESDM.
"Ada banyak bencana yang kemarin terjadi, nah Saya minta sekarang semua kekuatan dikonsolidasikan karena tidak hanya soal bencana saja, tapi ayo kita cek hulunya seperti apa," ucap Ganjar.
Ganjar pada kesempatan itu, mendengarkan laporan dari BBWS Pemali Juana, Perum Perhutani, BPDas Bengawan Solo dan BBPJN VII Jateng-DIY. Secara khusus, Ganjar meminta pada pemangku kepentingan tersebut untuk berkoordinasi dengan pihaknya terkait kendala-kendala penanganan.
"Sehingga seluruh pemangku kepentingan ini kami minta ayo kendalikan potensi bencana apakah itu longsor atau banjir sedini mungkin," tegas Ganjar.
Dalam rapat tersebut, Ganjar juga berulang kali meminta pada peserta rapat untuk respon cepat karena masyarakat saat ini menuntut pelayanan yang optimal.
"Maka kita ajak BBWS, jalan (BBPJN VII Jateng-DIY), saya udah komunikasi dengan pak Menteri PUPR yang mendukung, tapi kita kan nggak boleh melempar saja, propinsi juga harus bantu, kabupaten kota juga bantu sehingga ini terintegrasi," ujarnya.
Ganjar juga memberikan catatan khusus pada BPDas Bengawan Solo. Kaitannya dengan pencemaran yang masih terjadi. Bahkan, dari catatan Dinas LHK masih terdapat 10 perusahaan yang mencemari aliran Bengawan Solo.
"Tadi saya ingatkan yang di Bengawan Solo, kurang lebih ada 10 perusahaan yang masih ngeyel, ini sudah kita berikan kesempatan 1 tahun kemarin maka kita koordinasi dengan pusat, agar mereka memperbaiki atau kita pidanakan. Itu saya sudah kasih kesempatan mudah-mudahan para pengusaha yang ada di situ tidak lagi membuang limbahnya ke bengawan solo, ini saya ingatkan dengan keras gitu ya. Termasuk para peternak yang kemarin membuang bangkai-bangkai ternak atau limbahnya ke sana," ucap Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga mempertanyakan perkembangan penanganan jalan rusak kepada BBPJN VII Jateng DIY. Ganjar meminta pada pihak balai untuk terus berkoordinasi. Terutama berkaitan dengan penanganan jalan rusak selama cuaca hujan ekstrem beberapa waktu ke belakang.
"Jadi nanti area-area tertentu saya minta untuk mendapatkan perhatian, umpama semarang itu KAligawe, Genuk sampai Sayung. Terus kemudian Pekalongan perhatikan, mana yang belum beres, terus kemudian ada Kudus, Pati ini daearah-daerah yang menjadi perhatian di wilayah pantura," tandasnya.(rls)