(kebumenekspres.com) KAB. BANDUNG- Indeks Demokrasi Indonesia saat ini mengalami kemunduran dan penurunan yang cukup signifikan, dari 6,48 persen menjadi 6,3 persen.
Seperti dikutip laporan The Economist Intelligence Unit (EIU), Norwegia menjadi negara dengan indeks demokrasi tertinggi di dunia dengan skor 9,81 disusul Islandia dengan skor 9,37 dan Swedia dengan skor 3,26, sedangkan Korea Utara merupakan negara dengan indeks demokrasi paling rendah dengan skor 1,08.
EIU merilis bahwa indeks demokrasi Indonesia berada di peringkat 64 dengan mencatat skor 6,3 atau terendah dalam kurun waktu 14 tahun terakhir. Meski dalam segi peringkat Indonesia masih tetap sama dengan tahun sebelumnya, namun skor tersebut menurun dari yang sebelumnya 6,48, atau negara dengan kategori sebagai negara dengan demokrasi cacat.
Mencermati kondisi demokrasi di atas, Jawa Barat sebagai salah satu provinsi yang memiliki penduduk terbesar di Indonesia tentu akan memiliki andil paling besar dalam penentuan posisi peningkatan demokrasi Indonesia.
Karenanya untuk meningkatkan indeks demokrasi, khususnya dikalangan muda, dimana saat ini menempati posisi paling atas dalam penentuan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia, khususnya Jawa Barat, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Barat menggelar "Gebyar Masyarakat Muda Demokrasi Indonesia di Jawa Barat".
Menurut Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat Iip Bidayat, gelaran ini sebagai salah satu upaya untuk menarik minat para kaum milenial terhadap politik dan demokrasi, dengan harapan agar mereka bisa aktif lagi dalam berbuat dan bertindak secara nyata dalam masyarakat.
"Kegiatan ini diikuti sekitar 70 orang peserta terdiri dari anggota Parpol Milenial, Pramuka dan Mojang Jajaka Kab. Bandung," kata Iip, usai membuka acara di Hotel Grand Sunshine Soreang, Kab. Bandung, Kamis (25/03/2021).
Menurut Iip, dalam acara ini menghadirkan para expert muda sebagai narasumbernya yang dinilai memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang politik dan demokrasi.
"Acara yang dikemas dengan cara talkshow interaktif, mereka diajak untuk aktif dalam setiap sesinya dengan pertanyaan dan diskusi yang menambah wawasan tentang demokrasi dan politik," ucapnya. (Parno / Humas/rls)