(kebumenekspres.com) SOLO - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta Bupati/Wali Kota ikut membantu pengawasan pembelajaran tatap muka di daerahnya masing-masing. Tak hanya soal murid, kepala daerah juga diminta melakukan pengawasan kepada guru dan tenaga kependidikan.
Hal itu disampaikan Ganjar kepada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka saat meninjau persiapan pembelajaran tatap muka (PTM). Dua sekolah dilihat Ganjar, yakni SMAN 1 Surakarta dan MAN 1 Surakarta.
"Ini lagi persiapan, jadi baru simulasi. Harapannya SOP ditegakkan. Saya titip agar bapak ibu guru yang memulai dulu, karena pengalaman kita di SMK Jateng itu, gurunya yang menulari murid. Maka kita harus hati-hati," katanya.
Dari pantauannya itu, semua sekolah yang ditinjaunya sudah menyiapkan sarana prasarana dengan matang. SOP juga sudah disiapkan, mulai anak berangkat sekolah, saat belajar di sekolah sampai pulang sekolah.
"Tapi yang penting itu prakteknya. Maka saya katakan ini butuh latihan. Maka kalau latihan, agak galak sedikit nggak papa. Saya titip ke pak Wali Kota Solo, agar mengawasi. Wali Kota bisa masuk ke kiri kanan dan ke semua sekolah. Saya minta tegas saja, kalau nggak nanti tidak disiplin," tegasnya.
Pemerintah lanjut dia tidak boleh gambling dalam uji coba PTM ini. Tujuannya agar orang tua nyaman, guru nyaman dan siswa juga bisa belajar dengan aman.
"PTM ini sudah ditunggu-tunggu, harapannya progresnya bagus dan anak-anak bisa mudeng dalam belajar dan tidak ada penyakit yang menular," terangnya.
Ganjar mengatakan bahwa uji coba PTM akan digelar serentak di Jawa Tengah pada 5 April mendatang. Nantinya, akan ada evaluasi untuk menentukan apakah akan ada penambahan atau tidak.
"Solo selain dari kita, ada 23 SMP yang sudah uji coba. Jateng rencana 5 April secara serentak. Nanti kami evaluasi, kalau berhasil bisa ditambah, apakah sekolahnya atau siswanya. Nanti tambahannya bertahap sampai akhir tahun," tutupnya.
Sementara itu, Gibran mengatakan, selain SOP pada siswa, SOP untuk guru memang penting diawasi. Bahkan menurutnya, pengawasan kepada guru justru harus diperketat.
Apalagi, saat sidak di SMAN 1 Surakarta, Ganjad dan Gibran melihat ada sejumlah guru yang ngobrol berdekatan tanpa mengenakan masker. Gibran dengan tegas telah mencatat nama-nama guru itu sebagai peringatan.
"Nanti ada SOP nya. Kalau ada yang melanggar, nanti kami tegur. Pokoknya nanti waktu sudah jalan (PTM nya), semuanya harus mematuhi SOP yang ada," katanya.(rls)