OLEH : PUJI INGTIYASNINGSIH
(kebumenekspres.com) Kurikulum 2013 bukanlah suatu hal yang asing kita dengar. Ya kurikulum yang disahkan Mentri Pendidikan pada tanggal 15 Juli 2013 ini resmi digunakan oleh seluruh sekolah untuk kelas 1, 2, 3, 4, dan 5 SD. Pemberlakuan kurikulum saat ini tidak pernah lepas dari pro dan kontra. Kurikulum 2013 memang baik sih karena peserta didik juga akan lebih aktif dan yang pasti peserta didik dalam memecahkan suatu hal. Peserta didik di sini juga dituntut untuk belajar lebih keras lagi. Padahal setiap peserta didik pola pikir atau daya tangkap masing- masing peserta didik itu berbeda-beda, pastinya hasil dari pengajaran tersebut tidak maksimal.
Dalam hal pembelajaran kurikulum 2013, peserta didik harus aktif untuk bisa menguasai materi. Pembelajaran kurikulum juga berbeda dengan kurikulum 2006, contohnya tematik, Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Dalam tematik banyak orang tua yang mengeluh dikarenakan beberapa mata pelajaran dijadikan dalam satu buku yang sama sehingga peran orang tua untuk menjadi berkurang sebab kurangnya pemahaman.
Tujuan dari pembelajaran tematik itu sebenernya baik yaitu untuk mengasah rasa ingin tahu siswa, tetapi jika itu diterapkan di SD dirasa kurang efektif, karena untuk peserta didik SD yang berumur 7 tahun dalam belajar mereka masih sangat membutuhkan arahan dari guru ataupun orang tuannya. Jadi jika sistem pembelajaran tematik diterapkan pada peserta didik kelas rendah hasil dari pembelajaran tersebut kurang maksimal karena peserta didik belum mampu untuk memecahkan suatu hal secara mandiri. Namun jika sistem pembelajaran tematik diterapkan untuk peserta didik kelas tinggi hasil dari pembelajaran tersebut dapat maksimal karena peserta didik telah mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka temukan.
Sebenarnya disini pembelajaran tematik tidak menyulitkan dalam kegiatan belajar mengajar. Justru lebih memudahkan karena disatukan dalam sebuah tema sehingga peserta didik dapat mengaitkan informasi baru yang diperoleh. Informasi yang diperoleh tidak hanya berupa pengetahuan konsep atau fakta saja, akan tetapi dapat berupa kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep-konsep akan benar-benar dipahami secara baik dan tidak mudah terlupakan.
Peserta didik akan lebih memahami jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya mereka dapat mengaktifkan lebih banyak indranya dari pada hanya mendengarkan penjelasan guru. Untuk mendapatkan makna belajar pada peserta didik diperlukan pengemasan atau perancangan pembelajaran yang baik oleh guru.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Penulis : Puji Ingtiyasningsih Email : puji.ingtiyas24@gmail.com
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Instansi : Universitas Muhammadiyah Purworejo