(kebumenekspres.com) SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjalin komunikasi dengan Pemprov Jatim dan Pemprov Banten terkait kepulangan ribuan pekerja migran kembali ke kampung halaman. Selain menyiapkan protokol kesehatan, juga terkait sarana transportasi untuk kembali ke udik, secara aman.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Sakina Roselasari, Selasa (18/5/2021). Ia menyebutkan, pekerja migran asal Jateng itu, telah menyelesaikan kontrak kerja di berbagai negara, seperti Hongkong, Malaysia dan Arab.
"Pekerja migran asal Jateng kembali (dari luar negeri) mendarat dari dua bandara Soekarno-Hatta di Banten dan Juanda di Surabaya. Di kedua bandara itu, mereka telah melewati mekanisme pemeriksaan swab dan karantina. Sampai ada hasil negatifnya baru kembali ke kampung halaman," tutur Sakina, seusai mengikuti rapat penanggulangan Covid-19, di Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Menurut data yang dikantonginya, hingga 15 Mei 2021 pekerja migran yang turun di Bandara Juanda mencapai 474 orang. Sementara, di bandara Soekarno Hatta mencapai 1.241 orang.
Mereka kebanyakan berasal dari Kabupaten Pati, Jepara, Kendal, Cilacap, Brebes, dan Banyumas.
"Kami jalin komunikasi dengan Jatim baik itu dinas tenaga kerja, kesehatan kemudian BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) kami juga berkomunikasi. Di Juanda kemarin tidak bisa pulang mandiri, Pemprov Jateng memfasilitasi dua bus kemarin sebelum lebaran," tutur dia.
Ia menyebutkan, kepulangan para pekerja migran dilakukan secara bergelombang. Bahkan di antaranya ada yang pulang menggunakan fasilitas pribadi ke kampung halaman. Namun demikian, prosedur protokol keamanan tetap harus dilalui, sebelum kembali ke udik.
"Kalau perkiraannya yang akan pulang kurang lebih sekitar 4000 orang, baik di bulan April atau Mei ini karena kontraknya habis. Namun, kenyataannya yang pulang tidak sebanyak itu hanya sekitar 1000 orang, karena adapula yang memperpanjang kontrak mereka," imbuh Sakina.
Terkait masa depan mereka sesudah pulang kampung, Sakina berpesan mereka menjadi pengusaha. Namun demikian, bagi eks pekerja migran, yang bingung mencari pekerjaan, diharapkan menghubungi Disnaker setempat.
"Pekerja yang kontraknya habis, belum tentu bisa kembali ke luar negeri. Entah karena moratorium atau kondisi negara penerima kerja. Kami berharap mereka bisa menjadi wiraswasta. Kalau pelatihan, ada Kartu Prakerja yang bisa mengembangkan kemampuan. Di web kami juga ada E-Makaryo, yang mempertemukan calon pekerja dan perusahaan," urai Sakina.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpesan kepada jajarannya agar memperhatikan pekerja migran yang akan pulang kampung. Ia mewanti-wanti Disnakertrans Provinsi Jateng menjalin komunikasi aktif.
Komunikasi itu, menurut Ganjar tidak terbatas dengan pemerintah provinsi Jatim dan Banten, pun juga dengan Kementrian Luar Negeri dan BP2MI. Hal Itu terutama, terkait penatalaksanaan kesehatan Covid-19.(rls)