KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Adanya kebijakan jalan satu arah di Kota Kebumen berdampak pula pada rute angkutan. Hal ini membuat iba para awak angkutan kepada para tukang becak. Dengan rute yang baru angkutan melintas dekat Pasar Tumenggungan. Padahal hal itu bisanya menjadi ladang bagi para tukang becak.
Pada rute angkutan Gombong -Kebumen jalur angkutan dari Jalan Sarbini masuk ke Jalan Veteran menuju Utara hingga Jalan Mayjend Soetoyo yakni pojok Alun-alun Kebumen. Setelah itu angkutan menuju ke timur di Jalan Mayjend Soetoyo hingga ke Terminal Angkot.
Adapun jalur keluar dari terminal angkot menuju ke Timur hingga Jalan Kusuma yakni pertigaan Pasar Koplak Kebumen. Setelah itu angkutan menuju ke Selatan hingga Jalan Pahlawan yakni di Tugulawet Kebumen. angkutan kemudian belok ke Barat melewati sebelah selatan pasar Tumenggungan hingga perempatan dan menuju ke Utara lewat Letjend Suprapto hingga ke Jalan Sarbini dan belok ke Barat.
Dengan rute tersebut memungkinkan para penumpang yang hendak ke pasar turun di dekat pasar.
Padahal sebelumnya para penumpang yang hendak ke pasar turun di terminal angkot atau pertigaan Pasar Koplak. Dari situ penumpang menuju pasar menggunakan becak. Sebaliknya para penumpang dari pasar yang hendak menuju ke rute angkutan juga menggunakan jasa becak. “Adanya rute baru ini tidak menjadi persoalan bagi para awak angkutan. Namun para tukang becak akan kehilangan lahan. Kami merasa iba dengan para tukang becak,” tutur salah satu awak angkot Paryudi, Rabu (5/5/2021).
Ditegaskan Paryudi pada dasarnya dari angkutan umum tidak bermasalah dengan rute yang direncanakan Pemkab Kebumen. Namun demikian dampak dari rute tersebut sangat memberatkan para tukang becak yang biasa menunggu penumpang arah ke pasar dari angkutan umum atau sebaliknya. “Kami garis bawahi bahwa ini bukan kepentingan kami dari Angkutan umum. Namun melihat dampak yang terjadi pada ratusan tukang becak,” tegasnya.
Disampaikan pula, minimal meski ada kebijakan baru namun, para tukang becak arah ke pasar dan sebaliknya yang mengandalkan penumpang dari angkutan umum itu tidak kehilangan jalurnya. Jika sampai mereka kehilangan lahan tentunya akan sangat miris. “Jika rutenya seperti itu mereka para tukang becak jelas kehilangan lahan. Terus mereka mau mencari pangkalan dimana?,” katanya.
Sementara itu dari Pantauan Ekspres di hari pertama uji coba satu jalur, Rabu (5/5/2021) justru terdapat beberapa titik persimpangan yang berpontensi macet. Paling menonjol kemacetan terjadi di Jalan Kusuma. Sejak pertigaan pasar Koplak hingga Tugu Lawet pengendara kendaraan padat merayap.
Terlihat pula beberapa pengandara masih melangggar rute yang telah ditentukan. Hal ini mungkin lantaran canggung dengan rute yang baru. (mam)