KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Hari Raya Idul Adha atau yang kerap disebuat Hari Raya Qurban kini tinggal menghitung hari. Tepatnya jatuh pada Senin (19/7/2021) atau Selasa (20/7). Idul Adha kali ini dirasa lebih menguntungkan bagi peternak. Pasalnya harga sapi jauh lebih baik.
Pada Idul Adha tahun lalu, peternak lokal, masih terdampak adanya impor sapi Brahman Cross atau BX. Pada tahun lalu kisarah harga hanya Rp 46 ribu perkilo hidup. Kali ini harga meningkat menjadi Rp 50 ribu perkilo hidup. Meski harga hanya selisih Rp 4 ribu, namun jika dikalikan dengan bobot sapi, jumlahnya tentu mencapai jutaan rupiah.
Salah satu peternak sapi dari Kecamatan Karanganyar Suprijanto menyampaikan Idul Adha kali ini jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Harga sapi perekor kini kisaran Rp 18 juta hingga Rp 40 juta, tergantung dari beratnya. “Kali ini tidak terdampak impor sapi,” tuturnya, Kamis (15/7/2021).
Disampaikannya, dengan adanya naiknya harga maka gairah peternak sapi Kebumen kembali naik. Ini tentunya sangat menguntungkan sekali. Adanya gairah tersebut diharapkan akan berdampak positif bagi dunia peternakan sapi di Kebumen. “Tidak adanya pemberangkatan haji di tahun 2021, kemungkinan juga turut andil dalam meningkatkan orang untuk berkurban,” katanya, yang akrab disapa Dodi itu.
Dodi yang juga merupakan Angggota DPRD Kebumen dan juga Ketua Fraksi Gerindra menegaskan, pentingnya para pembeli sapi mengetahui kesehatan sapi. Ini dapat dilihat dari sapi yang sehat. Seperti doyan makan, nafasnya baik dan matanya jernih serta lincah. “Tanda-tanda tersebut menunjukkan sapi sehat,” jelasnya.
Kualitas daging sapi juga terpengaruh dari makanannya. Sapi yang diberi makan rumput dan konsentrat jauh lebih baik bila dibandungkan dengan ampas tahu. “Untuk mengetahui hal tersebut, pembeli dapat mencubit bagian pantat sapi. Nantinya akan terasa kekenyalan kualitas dagingya,” paparnya.
Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga menegaskan jika sapi-sapi yang dijualannya telah dipastikan keamanan kesehatannya. Sehingga sangat layak untuk dijadikan hewan kurban. Dodi yang memiliki dua kandang di Kecamatan Petanahan dan Karanganyar itu, rutin mengecek kondisi perkembangan sapinya secara berkala. “Ada mantri hewan yang kesini. Ini untuk melaksanakan pemeriksaan rutin supaya sapi sehat,” katanya.
Selain dipastikan kesehatannya secara medis, Dodi selaku peternak juga selalu memperhatikan kesehatan kandang dan pakan. “Kami juga punya ramuan khusus agar sapi sehat dan bobot cepat bertambah. Selain itu pakan juga berpengaruh supaya kotoran sapi tidak bau,” ucapnya. (mam)