KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Insiden oknum anggota organisasi massa (ormas) kepemudaan di Kebumen melakukan perusakan berujung penetapan 16 tersangka menjadi perhatian publik dalam beberapa hari terakhir.
Plt Kepala Kesbangpol Kebumen H Moh Amirudin melalui Sekretaris Nurtaqwa Setyabudi SH menyampaikan gesekan antara dua ormas kepemudaan di Kebumen ini tak bisa dilepaskan dari situasi pandemi Covid-19 serta kebijakan PPKM yang ditetapkan pemerintah.
"Energi yang tak tersalurkan karena kondisi pandemi yang berjalan selama dua tahun ternyata dapat menimbulkan kejenuhan. Hal ini pada akhirnya dapat bermuara pada tindakan yang kontra produktif. Mungkin itu dampak yang terjadi pada insiden dua ormas pemuda di Kebumen,” ujar Nurtaqwa Setyabudi, Rabu (25/8/2021).
Diberitakan sebelumnya, massa yang merupakan oknum Ormas Pemuda Pancasila mendatangi Kantor GMBI Kebumen di Jalan Yos Sudarso Gombong Senin (23/8) sekitar pukul 12.00 WIB. Massa kemudian melakukan perusakan.
Usai insiden itu, Polres Kebumen melakukan pemeriksaan maraton kepada puluhan saksi. Hingga kemudian pada Selasa (24/8/2021), Polres menetapkan 16 tersangka yang merupakan anggota Ormas Pemuda Pancasila.
Persoalan ini juga, masih kata Nurtaqwa, menunjukkan adanya sejumlah permasalahan kepemudaan yang sama pentingnya untuk segera diatasi.
“Artinya, selain menyelesaikan permasalahan gesekan antar ormas pemuda yang sebenarnya mungkin dalam kondisi normal tidak terjadi, padahal pada kondisi normal pun kita belum bisa menuntaskan pembinaan terhadap ormas pemuda,” tegasnya.
Terlepas dari itu, adanya gesekan dua ormas ini seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi semua pemangku kepentingan. Khususnya pemerintah yang selama dua tahun terakhir lebih fokus menangani Pandemi Covid-19. Yang sayangnya, pemerintah tidak atau belum bisa masuk dalam ruang aktifitas Penanganan Covid.
“Energi ormas pemuda yang berlebih, sebenarnya amat sangat bisa dimanfaatkan. Apabila semua pemangku kepentingan sepakat untuk memberikan kepercayaan kepada mereka,” terangnya.
Bekunya aktivitas fisik, lanjutnya, ditambah terpuruknya aktifitas ekonomi menambah frustasi semakin parah di kalangan kaum muda dan ormas kepemudaan. Untuk itu Kebumen harus bangkit dari keterpurukan kemiskinan dan kondisi Pandemi Covid-19.
“Ada lagi tantangan munculnya Konflik ideologi yang berbungkus agama dengan diakhiri tindakan represi seolah menyisakan perdebatan yang tidak berkesudahan. Bahkan permasalahan pendidikan dan lainnya, kini seakan menghilang dengan tumpukan berita-berita yang menguras emosi dan energi negatif di setiap orang,” paparnya.
Disampaikannya, energi negatif tersebut akan menarik kaum muda untuk melakukan perilaku negatif lainnya. Ini seperti berbohong, narkoba, pelecehan seksual, malas, tidak kompeten dan tidak bertanggung jawab terhadap amanah atau kepercayaan yang seharusnya dijalankan apa lagi ketika energi negatif muncul dalam satu wadah organisasi.
Selain itu, kondisi emosi yang diwujudkan dalam perilaku tersebut seperti keyakinan- pemberdayaan, kepercayaan-objektif, optimis-mempunyai tujuan, pemaafan-harmonis, memahami-koreksi diri, menghormati-penghargaan, kebahagiaan-pencerahan, sampai energi yang tak terlukiskan karena ketenangan dan kedamaian yang telah tercapai. “ Mari para pemangku kepentingan dengan kesadaran tinggi untuk menyebarkan energi positif memberi ruang kepada ormas untuk ikut berperan aktif,” ucapnya.
(mam)