KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Pandemi berkepanjangan dapat berdampak pada sektor pendapatan APBD Kebumen. Untuk itu diperlukan terobosan dan inovasi untuk mendongkrak capaian target. Hal ini dapat dilakukan dengan pola pendekatan dan komunikasi langsung.
Komunikasi langsung menjadi metode yang efektif dalam upaya pendekatan. Namun demikian komunikasi langsung juga membutuhkan intensitas dan kontinuitas. Disinilah peran besar yang musti dilakukan.
Sebagai Sekretaris BaPenda Kabupaten Kebumen, DR Suratno mempunyai langkah unik. Ini juga menjadi trobosan dalam mengantisipasi penurunan APBD. Hal pula yang dilakukan untuk mensupport rekan kerja instusinya.
Dr Suratno, ditengah-tengah kesibukan sebagai sekretaris selalu terjun langsung keakar rumput. Ini untuk menjalin komunikasi dengan para pemangku kebijakan desa. Dr Suratno sendiri menyebut dengan istilah “Kradakan”. Dengan Kradakan ke desa-desa, Dr Suratno dapat berkomunikasi langsung dengan Camat dan para Kepala Desa untuk mengurai permasalahan yang ada. “Terjun langsung ke lapangan seperti ini, betul-betul efektif,” tuturnya, Rabu (25/8/2021).
Pengalaman Kradakan seperti itu sudah lama dilakukannya. Maklum Dr Suratno sendiri sudah berpengalaman sebagai orang lapangan saat menjabat di Satpol PP Kebumen. Dr Suratno dengan gaya yang banyak orang menganggap vulgar dan sragal-srugul itu , ternyata justru bisa menghilangkan sekat komunikasi lintas elemen. “Dengan begini justru tidak ada lagi ewuh pekewuh saat berkomunikasi,” katanya.
Beberapa desa yang telah dikradakinya, ternyata menjadi ada komitmen untuk segera menyelesaikan kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebelum batas waktu yang ditentukan. Metode kradakan ternyata memang dapat menjadi solusi untuk mengejar target PBB. “Dalam hal ini memang dibutuhkan kerja keras dan nyata. Menyelesaikan persoalan yang ada, tidak cukup hanya dengan berada di kantor saja,” tegasnya, yang akrab disapa Kang Doktor itu.
Ditegaskannya, apapun langkah kerja seorang aparat apabila itu beralaskan tanggung jawab, amanah niscaya akan menjadi salah satu solusi. Normal feodalistik sebagai aparatur sudah tidak jamannya lagi. Aparatur harus ajur ajer dengan masyarakat. “Aparatur juga harus melayani masyarakat dengan sepenuh hati dan happy,” ucapnya. (mam)