• Berita Terkini

    Jumat, 06 Agustus 2021

    Pakai Bahasa Ngapak, Mahasiswa UIN Saizu Purwokerto Sosialisasi Prokes ke Pedagang Pasar


    (kebumenekspres.com) BANYUMAS - Belasan mahasiswa UIN Syaifuddin Zuhri Purwokerto mendadak turun ke jalan, Jumat (6/8). Mengenakan jas almamater kebanggaan kampus, mereka masuk ke pasar-pasar dan mendatangi kerumunan orang di pinggir jalan.

    Bukan untuk demo. Para mahasiswa itu justru sedang menjawab tantangan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Seperti mahasiswa di Semarang, belasan mahasiswa UIN Saizu Purwokerto itu juga tergerak untuk turun membantu pemerintah dalam penanganan pandemi.

    Aksi mereka dilakukan di Pasar Manis Purwokerto dan di sepanjang jalan raya depan pasar tersebut. Di tempat itu, mereka mengedukasi pedagang dan pembeli yang abai pada protokol kesehatan.

    Edukasi yang dilakukan juga unik dan menarik. Menggunakan bahasa ngapak, para mahasiswa itu sambil guyon menyadarkan pedagang, pembeli dan masyarakat yang ada di sana.

    "Ramane, biyunge (bapak ibu). Aja klalen maskere dinggo (jangan lupa maskernya dipakai). Aja diplorotna (maskernya jangan diturunkan). Kaya kuwe kan gagah," kata mereka.

    "Pak deneng bisane ora dinggo maskere (kok bisa maskernya tidak dipakai). Dinggo hoh maskere ben ora kena Corona (dipakai to maskernya biar tidak kena Corona. Aja nggo kui, wis lecek (jangan pakai itu, sudah jelek). Kye tek wei sing anyar ya, tapi dinggo (ini saya kasih yang baru, tapi dipakai)," timpal mahasiswa lainnya.

    Para pedagang dan pembeli yang kedapatan tidak pakai maskerpun tertawa dengan edukasi itu. Setelah diberi masker, mereka dengan senang hati memakai masker itu dan berjanji akan taat protokol kesehatan.

    Koordinator aksi, Jalbi Chasanul Fikri mengatakan, aksi yang dilakukan itu merupakan jawaban atas tantangan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Melihat sudah banyak mahasiswa yang tergerak, BEM UIN Saizu merasa terpanggil untuk berpartisipasi.

    "Kami dari BEM UIN Saizu Purwokerto tergerak untuk turun ke jalan membantu masyarakat yang terdampak pandemi. Kegiatan ini kami lakukan untuk menanggapi tantangan pak Ganjar Pranowo yang meminta mahasiswa melakukan aksi nyata dan lebih produktif di era pandemi ini," katanya.

    Tak hanya bagi-bagi masker dan hand sanitizer, Jalbi mengatakan juga telah menggalang donasi dari mahasiswa dan pihak lain untuk membantu masyarakat kecil. Donasi yang terkumpul, mereka belikan paket sembako dan dibagikan pada tukang sapu, tukang parkir, tukang ojek dan masyarakat kecil lainnya.

    "Sebanyak 33 paket sembako kami bagikan hari ini. Ke depan, kami akan terus melakukan kegiatan ini termasuk melakukan pendataan bagi PKL dan pelaku UMKM terdampak pandemi. Data itu nantinya akan kami sampaikan pada Pak Ganjar dan harapannya bisa ditindaklanjuti dengan pemberian bantuan pada mereka," jelasnya.

    Meski sederhana, Jalbi berharap kegiatan itu bisa memberikan dampak pada masyarakat. Ia berharap mahasiswa seluruh Indonesia bisa bersatu untuk bergerak membantu masyarakat dalam penanganan pandemi.

    "Semoga kegiatan kami ini bisa menginspirasi seluruh mahasiswa di Indonesia. Mari kita berpartisipasi dalam menanggulangi pandemi," pungkasnya.

    Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak seluruh mahasiswa di Jateng 'turun gunung' membantu masyarakat dalam menghadapi kesulitan akibat pandemi. Ajakan itu langsung direspon sejumlah mahasiswa dan telah bergerak membantu masyarakat dengan cara berbeda-beda.

    Ada BEM UPGRIS Semarang yang turun ke pasar-pasar untuk sosialisasi protokol kesehatan. Mahasiswa Polines membeli dagangan pedagang kaki lima dan membagi pada masyarakat yang membutuhkan. Ada juga mahassiwa UIN Walisongo yang datang ke tempat isolasi terpusat untuk menghibur para isoman di sana.(rls/wil)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top