KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Tanggal 21 Agustus menjadi hari Jadi Kebumen yang di tahun ini memasuki 392 tahun. Jajaran Pemkab Kebumen pun menggelar sejumlah kegiatan dalam rangka memeringati hari bersejarah tersebut.
Namun, ada yang berbeda pada edisi tahun ini. Selain bakal digelar secara sederhana lantaran masih dalam situasi pandemi covid-19, ada cerita menarik dari
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto.
Yakni, saat Bupati Arif, Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih dan para pimpinan OPD menyempatkan diri malam-malam melakukan ziarah kubur ke makam-makam para pendahulunya. Menariknya, Bupati melakukannya Kamis malam Jumat akhir pekan lalu (19/8/2021). Bukan sore hari atau petang, Bupati melakukan ziarah pada tengah malam.
Dengan bercahaya obor, bupati dan rombongan berjalan kaki menuju makam Ki Ageng Bodronolo yang ada dipuncak bukit di Desa Karangkembang Kecamatan Alian.
Makam yang diziarahi adalah tokoh-tokoh penting yang punya sejarah besar dalam proses pembentukan Kebumen sebagai sebuah wilayah Kabupaten.
Ini adalah kali pertama, seorang Bupati Kebumen melakukan perjalanan sepiritual dengan berizarah ke makam para pendahulunya pada malam hari. Tidak seperti yang lain, biasaya ziarah dilakukan pada siang hari.
Usai dari Ki Ageng Brodonolo, Bupati bersama rombongan melanjutkan ziarah ke makam keluarga Tumenggung Kolopaking di Desa Kalijirek, Kebumen.
"Alhamdulillah Kebumen sekarang sudah berusia 392 tahun, dan malam ini kita masih diberi kesempatan untuk berziarah ke makam-makam para pendahulu kita. Pertama kita ke makam Ki Ageng Brodonolo di Karangasem desa Karangkembang Cikal bakal Kebumen tidak lepas dari tokoh ini," ujar Bupati, Kamis (19/8) malam.
Setelah dari Tumenggung Kolopaking, Bupati melanjutkan perjalanan menuju Kotowinangun dan berizarah ke makam Kanjeng Pangeran Arya (KPA) Bumidirjo di Desa Lundong. KPA Bumidirjo adalah bangsawan ulama dari Mataram, adik Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Ia dikenal sebagai penasihat raja.
Tidak jauh dari itu, Bupati mengakhiri perjalanan spiritualnya dengan berziarah ke kompleks makam keluarga Aroeng Binang I dan keturunannya yang ada di Dusun Kebejen, Desa Kuwarisan, Kutowinangun, Kebumen. Aroeng Binang juga merupakan keluarga bangsawan yang pernah menjadi Bupati Kebumen.
"Dari berizarah ini tentu kita bisa mengambil hikmah untuk bisa terus melanjutkan perjuangan mereka dalam menjaga dan merawat kabupaten tercinta ini, untuk kesejahteraan masyarakat Kebumen," ucapnya.
Bupati menyampaikan, peringatan Hari Jadi Kebumen ke 392 yang jatuh pada Sabtu 21 Agustus 2021 ini bakal digelar sederhana di lapangan depan pendopo dengan menggelar sedikit tarian budaya. Bupati bahkan melarang masyarakat untuk mengirim ucapan selamat melalui karangan bunga.
"Kita akan peringati secara sederhana, karena kita tahu semua masih dalam masa pandemi Covid-19. Kita juga sudah melarang untuk tidak mengirim karangan bunga. Lebih baik bisa dialihkan untuk pemberian paket sembako kepada masyarakat," jelas Bupati.
Mungkin masyarakat belum banyak yang tahu bahwa cikal bakal Kabupaten Kebumen tidak bisa lepas dari tokoh satu ini. Ki Brodonolo adalah bupati pertama Panjer (Kebumen). Ia menjadi orang kepercayaan Sultan Agung Mataram untuk ikut membantu menyerang VOC di Batavia.
Ki Ageng Brodonolo diminta Sultan Agung untuk menyiapkan kebutuhan logisitik perang di jalur selatan yang akan dilewati bala tentara Mataram. Termasuk merekrut dan melatih para pemuda di Panjer untuk ikut dalam barisan peperangan melawan VOC.
Oleh karena jasanya itulah ia akhirnya diangkat sebagai penguasa (bupati) Panjer yang pertama. Atas dasar peristiwa yang diyakini terjadi pada 21 Agustus 1629 ini pulalah, pemerintah Kebumen akhirnya menjadikannya sebagai patokan hari jadi Kebumen yang baru sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2018.
Nama Kolopaking itu berasal dari kata kelapa aking (kelapa kering/tua), yang dinisbatkan sebagai gelar yang diberikan Sultan Amangkurat I, Putra Sultan Agung untuk Ki Bagus Kertawangsa, yaitu Tumenggung Kelapa Aking.
Ki Bagus Kertawangsa dianggap berjasa karena mampu menyembuhkan Amangkurat I dengan kelapa tua pada saat singgah di Panjer dalam perjalanan pelariannya menuju Batavia guna meminta bantuan VOC.
Sebagai bentuk rasa terimakasihnya, Amangkurat I mengangkatnya sebagai tumenggung untuk wilayah Panjer (sekarang Kebumen) dengan gelar Kanjeng Raden Adipati Tumenggung (K.R.A.T) Kelapa Aking.(fur)