KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H/2021 menjadi salah satu momen yang penting bagi umat muslim. Tak terkecuali bagi warga Desa Mengkowo Kecamatan Mengkowo, Kecamatan Kebumen
Dalam rangka memeringati Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW itu, warga setempat menggelar tradisi Entak-Entik. Warga setempat, khususnya pemuda, membuat sejumlah gubuk hias untuk tempat kumpulnya anak-anak merayakan Maulid Nabi.
Ketua Ikatan Pemuda Pemudi Dukuh Keajan (IP2K) Desa Mengkowo, Muhammad Ulil Hikam mengatakan, keberadaan gubuk atau tenda di teras rumah memang menjadi ciri khas tradisi entak-entik.
Tradisi ini merupakan warisan leluhur. Biasanya, warga membangun gubuk dari bahan bambu atau bahan lainnya. Lalu, gubuk ini dihias dengan berbagai pernak-pernik seperti daun kelapa muda atau janur.
"Tradisi ini juga ada di desa lain, hanya ayang membedakan di desa kami yakni dalam proses pembuatannya tidak menggunakan bahan seperti paku dan tali kawat, tetapi dengan tali tradisional seperti tali ijuk dan tali bambu," kata Muhammad Ulil Hikam.
Sayangnya, tradisi ini mulai ditinggalkan warga, seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi khususnya keberadaan handphone. Tak terkecuali di Desa Mengkowo. Nah, dengan semangat melestarikan sekaligus mengenalkan anak-anak akan tradisi ini, IP2K Desa Mengkowo menggelar lomba.
"Tahun ini kita kembali hidupkan dengan ajang perlombaan agar generasi penerus tahu dan terus bergulir secara turun temurun, pemenangnya akan ada hadiah," ujarnya didampingi mantan Sekdes Desa Mengkowo Madmuji.
Untuk memeriahkan lomba ini, mereka melibatkan beberapa pihak seperti Kepala Desa, Perangkat Desa serta unsur lain untuk meninjau dan memberikan penilaian. Penilaian sendiri dilakukan dengan melihat seberapa kreatif para peserta dalam hasil merias gubuk dengan sekreatif mungkin.
"Faktor keunikan dan kreatifitas dan kebersihan akan menjadi standar penilaian," jelasnya.
Terpisah, Kepala Desa Mengkowo, Sugeng Supriyadi mengatakan, pihaknya mendukung dan mengapresiasi adanya tradisi entak-entik. Hal itu tak lain sebagai pembangkit pelestarian budaya Desa Mengkowo yang sempat hiang, padahal budaya entak-tentik sudah ada sejak ia masa kanak-kanak.
"Budaya ini sudah ada sejak saya kecil namun sempat hilang, kita perlu dorong dan bangkitkan kembali kepada generasi sekarang, dimana generasi gadget mulai melunturkan budaya nenek moyang, ini harus kita pelihara dan uri-uri," ujarnya. (fur)