KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor kehidupan masyarakat. Termasuk pada Pendapatan Asli Daerah Kebumen dari sektor pariwisata. Dalam hal ini akibat pandemi dapat dipastikan target pendapatan sektor wisata tidak tercapai.
Salah satu yang asalannya yakni adanya kebijakan Pemerintah yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Adanya PPKM membuat sektor wisata tutup.
Hal tersebut dibahas saat jumpa pers Capaian Pendapatan Retribusi dan Pajak Daerah Sertai Obyek wisata di Gedung Sasana Birawa Diskominfo Kebumen Kamis, (4/11/2021).
Hadir sebagai narasumber Sekretaris Dispora Wisata Kebumen Gunawan dan juga Plt Kabid Penyuluhan Pengendalian dan Evalusai Badan Pendapatan Daerah (Bappenda) Kebumen Arni Nur Ufida.
Dalam jumpa Pers tersebut Sekdin Dispora Wisata Kebumen Gunawan menuturkan target capaian pendapatan di sektor pariwisata Kebumen hampir dipastikan tidak tercapai.
Salah satu penyebabnya yakni adanya aturan untuk penutupan obyek wisata di masa Pandemi Covid 19. Selain itu juga adanya, larangan mudik dari pemerintah saat Hari Raya Idul Fitri. “Ini berdampak nyata pada sektor pariwisata di Kebumen,” tuturnya.
Dikatakan, pada tahun 2021 ini sektor pariwisata di Kebumen ditargetkan sekitar Rp 6,5 miliar. Akan tetapi hingga akhir Oktober kemarin baru terealisasi sekitar Rp 2,2 miliar atau 34,47 persen. Jumlah kunjungan wisata yang masuk tahun ini tercatat 257.613 wisatawan.
Meski demikian untuk meningkatkan pendapatan di sektor pariwisata pemerintah juga telah memberlakukan simulasi pembukaan sejumlah obyek wisata yang dikelola oleh pemerintah.
Simulasi sendiri dilaksanakan selama 2 minggu yakni mulai pada 23 Oktober kemarin. Dalam masa simulasi ini pengunjung juga dibatasi hanya 25 persen saja dari kapasitas wisata itu sendiri. “Harapannya PPKM sudah bebas pada saatnya kita welcome kepada wisatawan,” jelasnya.
Terkait obyek wisata yang dikelola oleh desa melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), lanjutnya, Dispora Wisata tidak memungut retribusi. Namun demikian terdapat retribusi parkir yang dikelola oleh desa wisata dan disetorkan langsung ke Bappenda Kebumen.
Dispora Wisata sifatnya hanya mendampingi desa wisata agar lebih maju dan berkembang. Harapan kedepannya bisa menumbuhkan desa wisata lainnya untuk berpacu menjadi yang terbaik. “Mereka itu mitra yang bagus, otomatis berdampak juga pada pemerintah,” jelasnya.
Sementara itu Plt Kabid Penyuluhan Pengendalian dan Evalusai Bapenda Kebumen Arni Nur Ufida menyampaikan target pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Kebumen selalu meningkat dari tahun ketahun. Meskipun di masa Pandemi Covid 19 saat ini.
Dimana target pajak di tahun 2020 lalu mencapai Rp 89,6 miliar dan realisasinya bisa melebihi yang ditargetkan yakni sekitar Rp 100,8 miliar. Sedangkan di tahun 2021 ini ditargetkan mencapai Rp 101,5 miliar dan hingga akhir Oktober ini sudah tercapai sekitar Rp 95,1 miliar.
Namun, ini berbeda dengan retribusi daerah di tahun 2021 yang mengalami penurunan cukup drastris. Dimana pendapatan retribusi yang semula ditargetkan mencapai Rp 29,5 miliar di akhir Oktober kemarin baru terealisasi sekitar Rp 18 miliar saja.
Pendapatan retribusi yang paling terdampak adalah retribusi parkir tepi jalan umum yang baru terealisasi sekitar Rp 408,6 juta jauh dari target yakni Rp 1,4 miliar. Begitu juga dengan retribusi Pengawasan dan Pengendalian Menara telekomunikasi yang semula ditargetkan mendapat Rp 1 miliar, kini ini baru terealisasi sekitar Rp 296 juta.
Begitu juga dengan retribusi tempat penginapan, pesanggrahan atau vila yang kini hanya terealisasi sekitar Rp 23,9 juta dari target Rp 66,5 juta atau 35,98 persen. Sama halnya dengan retribusi ijin trayek untuk menyediakan pelayanan angkutan umum yang baru tercapai 18,3 persen atau Rp 10,3 juta jauh dari yang ditargetkan yakni Rp 56,1 juta.
" Berbeda halnya dengan retribusi pelayanan kesehatan. Ini justru bisa jauh melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah. Dari target Rp 665 juta mampu tembus Rp 1,1 miliar,” ucapnya, (mam)