KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Geopark Karangsambung-Karangbolong (GKK) ditetapkan menjadi Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong (GNKK). Ini sejak tiga tahun silam tepatnya 28 November 2019. Namun demikian sosialisasi terkait pentingnya geopark masih menjadi PR besar.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Karangsambung-Karangbolong Ir H Djoenedi Fatchurahman MSi pada Jumpa Pers, yang digelar Dinas Kominfo Kebumen Kamis (11/11/2021). Jumpa Pers dilaksanakan dengan mengusung tema “Perlindungan dan Pengeloaan Taman Bumi (Geopark) Karangsambung-Karangbolong dan BRIN Mendukung Kebumen sebagai Geopark Global”.
Hadir pula sebagai Nara Sumber dalam kesempatan tersebut, Peneliti utama Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung (BIKK) BRIN Ir Chusni Ansori MT.
Ir H Djoenedi Fatchurahman MSi menyampaikan kesadaran masyarakat menjadi hal yang sangat penting. Untuk itu diperlukan sosialisasi secara masif. Ini merupakan PR besar, terlebih anggaran sosialisasi juga terimbas pandemi akibat refocusing. “Geopark merupakan potensi besar bagi Kebumen,” tuturnya.
Tiga hal penting dalam Geopark yakni edukasi, konservasi dan ekonomi berkelanjutan. Perekonomian dilaksanakan dengan program wisata. Sehingga alam tetap terjaga, namun perekonomian tumbuh dan berkembang. “Di daerah lain yang sama-sama memiliki kawasan geopark penurunan angka kemiskinan setiap tahunnya yakni 1 persen. Ini terjadi di Gunungkidul Yogyakarta,” paparnya.
Namun demikian untuk mewujudkan hal tersebut,kesadaran masyarakat menjadi kunci pokok. Untuk menumbuhkan kesadaran yakni dengan sosialisasi. Diharapkan pula masyarakat berinisiatif untuk membuka untuk membuka dan mengembangkan desa wisata. “Salah satu pilar pembangunan adalah geowisata. Sudah banyak penelitian pembangunan ekonomi bukan dari migas tapi dari pariwisata,” tegasnya.
Pada dasarnya, kawasan geopark bukan hanya sekedar penelitian terhadap batuan saja. Melainkan juga keanekaragaman hayati yakni tanaman endemik khas Kebumen. Tanaman yang tidak bisa dijumpai di daerah lain. Hal tersebut nantinya harus dikembangkan di wilayah Karst Karangsambung dan Karangbolong.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Chusni Ansori dimana komponen utama geopark adalah edukasi. BRIN juga menunjang riset batuan yang harus dipublikasikan di Dunia Internasional.
Terlebih dengan dibangunnya Kampus Geodiveritas di Karangsambung sebagai pusat informasi bagi para mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Di Kampus Geodiveritas nantinya akan ada museum batuan terlengkap di Indonesia.
“BRIN telah memutuskan Kampus Goediversitas Karangsambung menjadi sarana riset geopark tingkat nasional. Nanti setiap riset batuan dan geologi di seluruh Indonesia wajib menyerahkan hasilnya ke Kampus Geodiversitas Karangsambung,” ucapnya. (mam)