KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sejumlah warga di Kecamatan Karanganyar meminta Pemerintah meninjau ulang rencana pembangunan Fly over (FO) di jalan nasional yang melintasi wilayah setempat.
Warga beralasan, pembangunan FO tidaklah mendesak di jalur tersebut. Bahkan bila FO direalisasikan, diyakini bakal merugikan warga setempat.
Wanto, salah satu warga menyampaikan, rencana pembangunan FO sudah ia dengar sejak tahun 2003 silam. Kemudian, pada Oktober kemarin, warga kembali mendengar informasi FO akan segera dibangun. Nah, kabar inilah yang kemudian membuat warga resah.
Salah satu pemilik usaha di jalur tersebut, Wanto, khawatir pembangunan FO bakal membuatnya kehilangan pelanggan. "Kalau jadi dibangun fly over, usaha kami jelas terancam. Karena nantinya kendaraan yang lewat sini bakal berkecepatan tinggi dan tidak berhenti atau singgah seperti sekarang," ujarnya kemarin (15/11/2021).
Fly over dibangun untuk mengatasi macet yang terjadi di jalur tersebut khususnya saat musim lebaran atau liburan panjang. Di Kecamatan Karanganyar, memang terdapat pasar yang berada di jalan nasional. Pasar ini tak jauh dari perlintasan kereta yang nantinya akan dibangun fly over di atasnya. Adanya pasar dan rel kereta api inilah yang kemudian memicu kemacetan setiap arus mudik dan balik atau saat libur panjang.
Sementara itu, warga yang tak mau disebut nama menilai, ada dampak negatif pembangunan fly over. Diantaranya memicu getaran tanah yang dampaknya bisa merusak bangunan. Bahkan, kekhawatiran akan munculnya getaran tanah, sudah berdampak lain untuk saat ini. Yakni turunnya harga tanah di wilayah tersebut.
"Baru ada kabar akan dibangun FO saja, harga lahan di sini sudah turun. Karena pasti sangat tidak menguntungkan punya lahan di bawah FO. Dulu sebelum ada kabar akan dibangun FO, warga yang mau buka usaha berani menyewa langsung lima tahun karena prospeknya sudah jelas menguntungkan. Sekarang (setelah ada kabar FO) tak ada lagi yang menyewa 5 tahun. Rata-rata pertahun bahkan hanya bulan," ujarnya.
Belum lagi, pembangunan FO dipastikan akan membuat aktivitas warga terhambat. "Kalau mau menyeberang jalan besok harus memutar dulu kan repot. Belum lagi ujung FO yang nantinya akan bertemu pasar. Bisa rawan kecelakaan," ujarnya.
Tokoh masyarakat Kecamatan Karanganyar, Taufik Hamzah menambahkan, alasan pemerintah membangun FO di Kecamatan Karanganyar pun saat ini bisa diperdebatkan. Mengingat, Pemerintah sudah membangun Jalur Lintas Selatan atau Pansela yang bahkan sudah difungsikan sebagai jalur alternatif. Artinya, potensi macet pun sudah tidak seperti era sebelumnya.
"Sekarang sudah ada Jalur Selatan ditambah lagi rencana pembangunan Tol Cilacap-Jogja yang sudah masuk tahap pembebasan lahan. Jadi menurut hemat saya pembangunan FO di Kecamatan Karanganyar tidak perlu dilanjutkan," ujar mantan Anggota DPRD Kebumen yang juga Ketua Himpunan Pedagang di Pasar Karanganyar tersebut.
Daripada membangun fly over, warga malah mengusulkan pemerintah membangun jalur alternatif di wilayah tersebut yang sudah ada saat ini. Yakni di Jl tentara Pelajar dan Jl Kesatuan. Jalur alternatif ini malah diyakini lebih efektif daripada fly over karena lebih panjang.
"Panjangnya malah 1,5 kilometer tidak seperti flyover yang hanya 750 meter. Menurut kami, Karanganyar adalah kota kecil jadi tidak perlu dibangun fly over," ujar Wanto. (cah)