• Berita Terkini

    Selasa, 21 Desember 2021

    Jalan Rusak Kenteng Bakal Diperbaiki Tahun 2023


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Pemerintah Kebumen akan memperbaiki Jalan di Desa Kenteng dan Donorojo Kecamatan Sempor. Pasalnya jalan tersebut telah mengalami kerusakan yang serius. Jalan yang melintasi Hutan Pinus Perhutani itu, rencananya akan direvitalisasi pada 2023 mendatang. 


    Kondisi jelan memang kerap dikeluhkan oleh warga. Terlebih di musim hujan seperti ini kondisi jalan semakin rusak parah. Jalan becek dan banyak lubang di sepanjang jalan. Kondisinya pun licin dan membahayakan pengguna jalan. 


    Kepala Bidang Binamarga Dinas PUPR Kebumen Bachtiar Akhmad  saat ditemui menyampaikan Ruas Jalan Kenteng- Ketileng sepanjang 13 km itu, sebenarnya sudah dibangun sepanjang 8 kilometer. “Namun memang masih ada 5 kilometer jalan yang menghubungkan kedua desa yakni Kenteng dan Donorojo, mengalami kendala dalam pembangunannya,” tuturnya, Senin (20/12/2021).


    Kendala tersebut lantaran, sebagian besar ruas jalan yang melintasi kedua desa merupakan milik Perhutani. Dimana dua kilometer milik warga dan 3 kilometer merupakan milik Perhutani. Dalam pembangunan jalan diperlukan Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dari Perhutani. 


    Dikatakan, pihaknya telah menerima tim dari Perhutani Salatiga pada 6 Desember lalu. Ini untuk pengecekan dan penerbitan rekomendasi teknis terkait IPPKH. Sehingga pada tahun 2023 mendatang, bisa diusulkan untuk penanganan, jalan rusak penghubung kedua Desa tersebut. 


    Disampaikan pula, pembangunan jalan di daerah pegunungan tidak semudah membangun jalan di daerah datar. Karena disitu merupakan tanah merah dan juga wilayahnya naik turun. Sehingga diperlukan pengecoran jalan dan perlu adanya drainase. 


    “Walaupun cuma pengerasan atau urug-urug juga kesulitan. Karena tanahnyakan tanah merah. Kalau cuma diurug saja kena hujan rusak lagi, karena lokasinya miring,” katanya. 

    Lebih lanjut disampaikan, untuk pembangunan ruas jalan di daerah pegunungan, diperlukan dana sekitar Rp 4 miliar perkilometernya.  Karena disamping, pembangunan badan jalan juga dibutuhkan pembuatan talud dan drainase. Jika talud dan drainesetidak dibanguan jalan akan mudah kembali rusak. 


    Terkait dengan kerusakan tersebut, Bachtiar Akhmad juga mengaku turut prihatin. Hal ini, merupakan pekerjaaan rumah bagi pemerintah untuk segera dapat memperbaiki jalan penghubung antara kedua desa tersebut. “Yang jelas kita terus berkomunikasi dengan Perhutani terkait dengan penerbitan izin itu. Apabila izin sudah keluar maka bisa segera direncanakan untuk pembangunan,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top