KEBUMEN(kebumenekspres.com) - Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, Rabu (16/12/2021), meresmikan sarana dapur bersih untuk produksi gula semut bagi dua desa, masing-masing Desa Giyanti dan Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele.
Total ada 100 dapur umum yang dibangun oleh pemerintah. Jumlah itu diperuntukkan bagi perkumpulan petani Mira Budi Rahayu Desa Giyanti sebanyak 50 dapur. Dan sisanya dengan jumlah yang sama, diperuntukkan bagi perkumpulan Petani Gula Semut Nira Raharjo sebanyak 50 dapur.
Bupati menyampaikan rasa bangga, warga Kebumen punya kreatifitas yang tinggi dalam membuat gula semut dari bahan dasar Nira atau sari pati bunga manggar kelapa. Gula hasil produksinya pun sudah diekspor ke berbagai negara.
"Ini luar biasa, kita bisa melihat masyarakat Kebumen di Desa Giyanti dan Wonoharjo bisa memproduksi gula semut, gula yang dibuat secara organik, tanpa bahan pengawet atai zat kimia. Dan ini sudah di ekspor ke berbagai negara," ujar Bupati.
Bupati mengatakan, gula semut sangat berbeda denga gula pada umumnya yang masih menggunakan rafinasi, atau campuran bahan kimia. Namun gula ini masih sangat organik, dengan bahan alami dan banyak dicari oleh masyarakat di kota-kota besar.
"Kewajiban pemerintah adalah mendorong dan memfasilitasi agar petani ini bisa lebih maju dalam memasarkan produknya. Jadi saya minta dari Disperindag ini diberikan pendampingan, kasis barcode, beri packaging yang bagus, agar masyarakat semakin tahu dan yakin bahwa produksi gula semut Kebumen ini memang punya kualitas tinggi," terangnya.
Tidak hanya itu, Bupati juga meminta agar para petani ini diberikan pelatihan untuk memasarkan secara online. Termasuk membenahi infrastruktur jalan di sana, agar masyarakat desa di Rowokele bisa semakin meningkat kesejahteraannya.
Sementara itu Ketua Petani Gula Semut Mira Budi Rahayu, Miskun menambahkan di desanya ada 60 anggota petani gula semut yang sudah beroperasi sejak 2011 lalu. Dalam satu bulan kelompok tani Mira Budi Rahayu bisa menghasilkan 7 sampai 10 ton gula semut yang siap ekspor ke luar negeri.
"Alhamdulillah produksi gula semut di desa kami sudah dieskpor ke Australia, Jepang, Amerika dan Jerman. Tapi kita masih melalui pihak kedua, ada yang ambil dari PT Agro Berdikari yang mengekspor ke berbagai negara," terangnya.
Miskun berharap pemerintah kabupaten melalui Disperindag bisa membantu permodalan dan pemasaran sehingga para pelaku UMKM gula semut di desanya bisa lebih maju dan berkembang. Tidak hanya diekspor tapi juga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kebumen dan kota-kota lain.
"Harapannya kita berdikari sendiri, memasarkan produk kami ke masyarakat Kebumen dan juga kota-kota lain. Jadi kami masih butuh pendampingan dan dukungan, baik dari sisi permodalan, kemasan dan strategi marketingnya," ucap Miskun.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Perkumpulan Petani Gula Semut Nira Raharjo, Kasimin, ia menyebut dalam memasarkan produknya pihaknya masih melibatkan pihak kedua, yakni PT. Praja Agro Indoland, dan PT. Indo Agro. Ia berharap pemerintah bisa ikut membantu memasarkan produk para petani untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Memang mayoritas desa kami termasuk desa Giyanti itu masyarakat mata pencaharinya sebagai 'penderes'. Atau pembuat gula, baik gula semut maupun gula jawa. Yang dieskpor masih gula semut karena gula ini kadar gulanya sangat rendah 0,3 persen dari, jadi banyak yang nyari," tandasnya. (fur)