KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Tanaman porang memang tengah naik daun. Tanaman umbi dengan nama latin atau Amorphophallus Muelleri tersebut seakan menjadi oase bagi para petani diantara komoditas tanaman lainnya.
Namun demikian para petani digarapkan jangan terlalu gegabah. Sebab jika tidak hati-hati bukannya, untuk yang terjadi jusru sebaliknya. Ini terutama bagi para petani pemula. Petani harus cermat dan paham musim.
Hal tersebut diungkapkan oleh Fuji Wahyono atau akrab disapa Puji Tato. Dirinya merupakan salah seorang petani Porang warga Desa Kawedusan Kebumen. Menurutnya menjadi petani Porang, jangan hanya menuruti eforia semata, melainkan diperlukan perhitungan yang matang. Ini agar tidak terjadi kerugian di kemudian hari.
Terlebih, Porang merupakan komoditas ekspor yang kualitasnya harus benar-benar terjaga. Sehingga para petani pemula, jangan hanya memburu berat saja, melainkan juga perlu memperhatikan musim tanam yang tepat.
"Petani Porang sekarang lagi mengalami kelesuan, terutama bagi pemula yang hanya mengikuti eforia saja,” tuturnya, yang memiliki beberapa lahan porang di Alian dan Karangsambung, Karanggayam dan Wonosobo, Kamis (2/12/2021)
Disampaikan pula, kini ekspor komoditas Porang ke Negara China juga sedang tutup. Khusus untuk pasar Indonesia. Apabila hal tersebut tidak diketahui oleh para petani pemula otomatis mereka akan menderita kerugian yang cukup besar.
Pihaknya menyampaikan, komoditas porang sebaiknya dipanen paling cepat sekitar Juni hingga Agustus. Karena pada bulan bulan tersebut kadar air porang yang dihasilkan sudah sangat rendah. Dengan demikian dapat dipastikan kadar Glukomannya juga pasti tinggi.
"Yang di minta oleh buyer adalah kualitas dan waktu yang tepat untuk panen Porang. Paling cepat yaitu di Juni, Juli dan Agustus, karena di bulan itu kadar air sudah rendah dan dapat di pastikan kandungan glokomanan,nya pasti tinggi,” katanya.
Pihaknya juga mengajak kepada seluruh petani porang agar terus bersemangat dan selalu belajar dalam budidaya. Menurutnya dengan selalu belajar, maka para petani bisa mendapatkan hasil yang maksimal. (mam)