KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Selain kaya akan sumber daya alam, Kebumen juga kaya akan potensi kulinernya. Salah satunya Golak dan Kue Serabi. Golak merupakan makanan tradisional makanan yang terbuat dari tepung singkong. Sedangkan kue serabi dibuat berbahan baku tepung beras dan parutan kelapa.
Kedua makanan tersebut secara turun-termurun dibuat oleh masyarakat. Salah satunya di Desa Logede Kecamatan Pejagoan. Terdapat warga yang telah puluhan tahun berprofesi sebagai penjual srabi dan golak.
Salah satu pembuat golak di Desa Logede yakni Yatmi (68). Dia mengaku sudah tiga dasawarsa atau 30 tahun lebih menekuni usaha tersebut. Untuk proses pembuatanya, dirinya dibantu oleh suami dan anak-anaknya. Mulai dari membuat adonan hingga memasarkanya. “Saya dibantu suami dan anak mulai dari membuat hingga penjualan. Namun terkadang ada juga pembeli yang datang langsung ke dapur rumah,” tuturnya, baru-baru ini.
Yatmi mengatakan untuk membuat Golak agar memiliki rasa yang enak tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, diperlukan tenaga ekstra saat membuat adonan. Ini lantaran harus merata dengan bumbunya. Tak hanya sampai disitu, golak juga harus dibentuk angka 8 agar terlihat menarik. “Setelah itu Golak ini kemudian digoreng dan disajikan selagi hangat,”imbuhnya.
Menurutnya, kebanyakan para pembeli memilih Golak yang baru digoreng. Namun ada juga yang mentah untuk digoreng sendiri di rumah. Untuk harga tergolong murah, yakni Rp 5 ribu per 10 bijinya. “Golak yang masih mentah atau belum digoreng bisa bertahan hingga 2 sampai 3 hari. Itupun disimpan dalam suhu ruangan,”pungkasnya.
Sementara itu Sriyanti penjual kue serabi menyampaikan telah 10 tahun lebih berjualan di warung depan rumahnya. Untuk menjajakan dagangannya, dimulai usai subuh hingga pukul 07.00 WIB. Pembeli serabi biasanya dipagi hari. “Kebanyakan pembeli beli usai berolahraga, akan berangkat kerja atau untuk sarapan,” jelasnya.
Serabi dibuat dengan beraneka macam rasa. Ini mulai dari rasa coklat, susu, Gula Jawa, Gula Pasir dan juga serabi original. Sedangkan untuk harga dijual rata rata Rp 1.000 untuk rasa original dan Rp 1.500 untuk penambahan rasa.
Selama berjualan serabi, pihaknya mengaku dalam sehari rata rata mampu menghabiskan bahan sekitar 5 sampai 7 kilogram tepung beras. Bahkan saat hari libur bisa menghabiskan 2 kali lipat.
Pembuatan serabi tidaklah sulit. Hanya dibutuhkan kesabaran. Bahan seperti kelapa harus diparut terlebih dahulu. Kemudian diaduk dengan tepung beras secara merata, agar memiliki cita rasa yang lezat. (mam)