KEBUMEN(kebumenekspres.com) - Merebaknya isu perselingkuhan antara dua perangkat, sepertinya membuat warga Desa Joho, Kecamatan Adimulyo resah. Warga kembali melakukan aksi pada, Kamis (20/1/2022) dengan mendatangi balai desa.
Aksi yang diikuti ratusan warga itu untuk mendesak dua perangkat yang dikabarkan selingkuh mundur dari jabatannya. Adapun dua perangkat yang dimaksud yakni Sekretaris Desa dan salah satu kadus di desa tersebut.
Salah satu warga Parmudi menyampaikan, aksi kemarin sudah kesekian kalinya. Tuntutannya pun sama, meminta dua perangkat yang diterpa kabar miring selingkuh agar mundur dari jabatannya.
"Ini merupakan kali kelima. Untuk mendukung pemerintah desa, masyarakat akan menggelar aksi yang lebih besar. Aksi akan dilaksanakan terus hingga kedua perangkat itu bersedia mengundurkan diri dari jabatannya,” ucapnya, kemarin.
Sementara itu, Camat Adimulyo Budiono menyampaikan masyarakat menghendaki kedua perangkat yang dimaksud mundur dari jabatannya. Sementara ini pihak Inspektorat Kebumen telah melakukan pemeriksaan khusus dan mengeluarkan Surat Peringatan (SP) 1. “Namun keresahan dimasyarakat belum juga reda, sehingga Kepala Desa Joho mengeluarkan SP 2,” tuturnya.
Pada bagian lain, Kepala Desa Joho Subandi menyampaikan jika dengan dikeluarkannya SP 2 tersebut keresahan masyarakat tidak kunjung mereda, maka akan dikeluarkan SP 3.
Pasalnya banyak warga yang tidak mau menerima kedua perangkat tersebut menjabat. Menurutnya langkah SP 3 diambil karena hal ini sebagai bentuk menjaga harkat dan martabat desanya.
Sekedar informasi, di Desa Joho terdapat dugaan perselingkuhan antara Sekdes berinisial M (45) dan Kepala Dusun (Kadus) berinisial IR (33). Informasi dari beberapa sumber menyebutkan jika Sekdes tersebut sudah beristri. Sedangkan kadus merupakan seorang janda yang belum lama bercerai. Adapun dugaan perselingkuhan tersebut mencuat beberapa waktu lalu yakni tepatnya November 2021.
Atas kabar itu, warga meminta kedua perangkat yang dimaksud untuk segera mundur dari jabatanya. Warga sebelumnya juga memasang beberapa spanduk terkait penolakan terhadap kedua terduga dan meminta mundur dari jabatannya. (mam)