KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Pemkab Kebumen melalui Bupati Arif Sugiyanto, baru saja memutuskan mengubah dan memberi nama sejumlah jalan di Kota ini. Dari sejumlah latar belakang kebijakan ini, Bupati Arif menyebut nama jalan itu untuk mengenang jasa pahlawan serta jiwa kepahlawanan rakyat Kebumen.
Seperti misalnya nama Jl Merdeka, untuk mengenang semangat rakyat Kebumen merayakan kemerdekaan RI pada tahun 1945. Lalu ada nama Jl dr R Moehiman Kromoatmodjo, untuk mengenang sosok pahlawan dokter asal Kebumen.
Peneliti Sosial dan Pegiat Wisata Sejarah di Historical Study Trips, Teguh Hindarto SSos MTh mengaku mendukung kebijakan Bupati Arif. Bahkan, Teguh Hindarto punya usulan nama, yakni dokter Goelarso. Sama seperti dr R Moehiman atau tokoh-tokoh lain, dokter Goelarso disebut Teguh layak diabadikan. Tak harus nama jalan, nama gedung atau perkantoran pun sah-sah saja.
Siapa dr Geolarso?
Teguh menyampaikan, nama dr Goelarso disebut dalam sebuah buku yang diterbitkan di era Jepang berjudul Orang Indonesia Jang Terkemoeka di Djawa (Gunseikanbu 1944:305)
Dalam buku ini tertulis keterangan penting mengenai aktifitas dr Goelarso. Namanya lengkapnya Goelarso Astrohadikoesoemo. Lahir di Pati pada tahun 2564 (1877). Mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) pada tahun 2578 (1891) dan Middelbare Landbouw School (MLS), serta STOVIA (Indlandsch Arts pada tahun 2589 (1929).
Goelarso pernah bekerja di Centraal Burgerlijke Ziekenhuis (CBZ), Jakarta kemudian pindah ke CBZ Semarang. Pada tahun 2590 (1930) ditugaskan di Wonosobo dan Kroya.
Bertugas di Bulungan dan Tanjung Selor, Kalimantan Utara pada tahun 2590-2595 (1930-1935). Pada tahun 2595-2597 (1935-1937) menjadi dokter bagian Medisch Hygienische Propaganda di Karanganjar kemudian pada tahun 2597-2598 (1937-1938) menjadi dokter di Kebumen.
Kemudian pada tanggal 1 Desember 2602 (1942) menjadi wakil kepala Rumah Sakit Kebumen. Pernah duduk dalam keanggotaan Adviescommisie Inheemsche Geneeskracbtige Kruiden. Sejumlah karya ilmiah yang pernah dipublikasikan al., Larven en Muskietenvangsten ini Onderafdeelingen. Boeloengan (2594/1934). Organisasi yang pernah diikutinya adalah Jong Java dan menjabat sebagai ketua. Nama dr Goelarso berulang kali muncul dalam surat kabar.
Dengan kata lain, ketokohan dr Goelarso layak disejajarkan dengan dr Moehiman . “Maka nama-nama mereka selayaknya dikenang oleh masyarakat Kebumen melalui penyematan nama-nama mereka menjadi nama jalan ataupun nama sebuah gedung pemerintahan,” ujar Teguh (9/1/2022).
Sebelumnya Ketua PC NU Kabupaten Kebumen, KH Dawammudin Masdar mengaku mendukung kebijakan Bupati soal perubahan nama jalan. Penggantian nama jalan, atau fasilitas gedung lainnya, merupakan hal yang biasa.
Dulu Stadion Senayan di era Gus Dur diganti menjadi Gelora Bung Karno atau GBK. “Bukan hanya zaman sekarang, sejak dulu di zaman Nabi Muhammad SAW, saja sudah ada pergatian nama,” paparnya.
Disampaikannya, dulu Kota Yatsrib oleh Nabi Muhammad SAW diganti nama menjadi Madinah. Dengan pergantian nama menjadi Madinah itu diharapkan tercipta kehidupan masyarakat yang damai, maju dan berperadaban tinggi. “Ingat Yastrib atau Madinah pada waktu itu adalah masyarakat yang plural dalam aspek suku bangsa dan agamanya,” ungkapnya.
KH Dawamuddin juga menambahkan soal ada orang yang tidak setuju itu wajarlah. Namanya sebuah kebijakan itu bisanya ada pro dan kontranya. Jangankan bupati, kebijakan Gubernur bahkan kebijakan Presiden pun juga ada yang tidak sependapat.
Sejumlah warga yang ditemui mengaku mendukung adanya perubahan nama di Kebumen. Bahkan, sejumlah warga menyarankan ada lagi penambahan. "Seperti misalnya Jl Stadion di Kompleks Stadion Chandradimuka itu mungkin akan lebih bagus kalau diberi nama tokoh atau pahlawan di Kebumen," ujar Cahyo salah satu warga.
Sebelumnya diberitakan, Pemkab melalui Bupati memutuskan mengubah nama sejumlah ruas jalan di Kota Beriman. Bupati Arif sudah menegaskan, perubahan nama jalan ini tidaklah datang secara tiba-tiba. Juga bukan tanpa dasar aturan.
Bupati Arif lantas menyebut sudah ada peraturan pemerintah nomor 2 tahun 2021 menjadi dasar aturan perubahan nama jalan ini. Termasuk nama pendopo rumah dinas Bupati yang kini bernama Pendopo Kabumian.
Perubahan nama jalan, lanjut Bupati, juga sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan pemerintah terhadap tokoh dan peristiwa di masa kemerdekaan. Seperti misalnya perubahan nama jalan di alun-alun menjadi Jl Merdeka karena untuk mengenang peristiwa 28 Agustus 1945 dimana saat itu masyarakat tumpah ruah merayakan kemerdekaan Indonesia merdeka. Lalu, Jl KH Hasyim Asy'ari juga Jl dr R Moehiman Kromoatmodjo, untuk mengenang pahlawan.
"Itulah yang terjadi. Dan seyogyanya, hal yang menjadi kebanggaan kita yang kita harus openi (pelihara). Karena selama ini belum ada pihak-pihak yang ngopeni," ujar Bupati Arif tanpa menyebut pihak dimaksud. (mam/cah)