KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Budaya gotong royong warga Dusun Krajan, Desa Sadangwetan, Kecamatan Sadang patut diacungi jempol. Mereka beramai-ramai membangun jembatan penghubung pedukuhan, Minggu (30/1/2022).
Mereka pun kompak mengumpulkan pohon bambu sebagai material jembatan lalu bersama-sama merangkainya hingga bisa difungsikan. Jembatan dengan panjang kurang lebih 25 meter dengan tinggi 15 meter ini terbentang diatas Kali Loning yag merupakan hilir dari Sungai Lukulo.
Kepala Desa Sadangwetan, Eko Hadi Saputro melelaui Kadus Sadangwetan Wahid Hasym, mengatakan proses pembangunan jembatan sudah dimulai sejak tanggal 23 Januari 2022 lalu. Jalan ini tak saja memudahkan akses warga Dusun Dukuh, Majapahit, Dusun Kedunglawa dan Sawah Bandingan, sekaligus mempermudah akses tas pertanian
Warga menggarap jembatan secara gotong-royong. Bahkan karena keterbatasan tenaga warga harus pecah kongsi dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu, Pemeliharaan jembatan bambu yang melintasi Kali loning, renovasi jalan usaha tani dan pemasangan talud pondasi di sekitaran kali Lukulo akses jalan menuju ke lapangan sepak bola Desa Sadangwetan.
"Ini melanjutkan pengerjaan jembatan bambu tahap Minggu lalu (23/01). Pengukuhan bambu agar tetap kokoh untuk dilintasi warga khusuanya para petani. Semua kegiatan ini murni Swadaya masyarakat, benar-benar hasil kesadaran masyarakat dukuh Krajan Sadangwetan," kata Kadus Wahid didampingi Ketua RT Setempat Yan Rendra Pratiwi.
Tahril (56), salah satu warga sangat mendukung kegiatan kemarin. Ia bahkan merelakan tanahnya untuk dipergunakan sebagai jalan warga. " Saya sangat ikhlas lilahita’ala. Dengan adanya jembatan ini juga mempermudah saya untuk menuju ke sawah. Maju-majunya jaman nanti kalau sudah dipermanen otomatis pertanian di wilayah sadang jadi semakin maju," ungkapnya.
Pun demikian, Sutarno (48) warga lain sangat antusias dengan kegiatan kemarin. Sutarno mengatakan pembangunan jembatan atas dasar kekompakan warga masyakat yang menilainya mempermudah akses saat menuju lahan pertanian mereka, jika dibandingan dengan melintasi jembatan permanen akan memutar dengan jarak yang lumayan jauh.
"Alhamdulillah mediasi dengan warga yang punya sawah di sekitar jembatan tidak ada masalah, mereka semua ikhlas dan sangat mendukung kegiatan ini, bahkan beberapa warga juga menawarkan bambu secara gratis untuk bahan baku jembatan," ujar pria yang juga salah satu penggagas jembatan bambu itu.
Tidak hanya membangun jembatan dan melebarkan jalan saja, warga juga merelakan 2 batang pohon kelapanya ditebang demi kelancaran jalan dan sebagian membuat landasan jembatan Kali Tengah. Sedangkan talud pondasi di timur jembatan gantung digarap oleh warga agar akses jalan menuju ke lapangan lebih mudah diakses. (fur)