• Berita Terkini

    Senin, 21 Februari 2022

    Berantas Praktek Pungli dan Premanisme di Kebumen


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Dalam beberapa kurun waktu terakhir, kebijakan Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto menjadi sorotan publik. Ini setelah Bupati Arif melakukan tindakan tegas dengan memerangi "praktek" pungutan liar (pungli) di Kota Beriman.

    Sejumlah pihak pun mendukung kebijakan tegas Bupati Arif ini. Salah satunya, dari pemerhati kebijakan Arif Yuswandono.


    Arif mengatakan, sikap tegas Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto ini sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang secara serius melakukan langkah-langkah pemulihan ekonomi nasional pasca pandemic Covid-19. 


    Jokowi julukan Joko Widodo, kata Arif satu persatu menyingkirkan hal-hal yang dapat mengganggu kondusifitas bisnis, dunia usaha dan invetasi. Salah satunya adalah maraknya praktek pungutan liar (pungli) dan premanisme yang mengganggu jalannya distribusi barang dan importasi dari serta ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. 


    "Dalam kunjungannya ke kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Kamis 10 Juni 2021, Presiden mendengarkan langsung keluhan para sopir container yang sering menjadi korban aksi pungli dan premanisme terutama saat terjadi kemacetan, " ujarnya (21/2/ 2022).


    Arif memaparkan, kasus pungutan liar di Tanjung Priok ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama, bahkan para pelaku ini juga dijuluki sebagai asmoro, yang merupakan singkatan dari Bahasa Jawa, Asal dan Moro yang artinya asal datang. 


    Hal ini sesuai dengan modus kejahatan yang mereka lakukan, saat terjadi kemacetan yang memang kerap terjadi di Tanjung Priok saat Kontainer mengangkut barang, para pelaku akan mendatangi mobil-mobil pengangkut tersebut dan memalak para sopir.


    Ada yang meminta secara baik-baik, namun tak jarang berlaku kasar dan mengancam dengan menodongkan senjata tajam. Bahkan para pelaku berani masuk ke dalam mobil untuk mencari barang berharga yang disembunyikan sopir yang sudah mengantisipasi kejadian ini. Di beberapa wilayah di Indonesia, modus serupa sebenarnya juga banyak terjadi. Bedanya, pelaku biasanya pura-pura jatuh terserempet truk yang bermuatan barang. Kemudian saat truk berhenti, mereka menodongkan senjata dan menyatroni mobil untuk dijarah barang berharganya.


    Selain asmoro yang melakukan pemalakan secara langsung terhadap sopir kontainer, ada juga bajing loncat. Bajing loncat sendiri digunakan untuk menyebut istilah pencuri yang melakukan pencurian barang muatan dari atas kendaraan seperti truk yang sedang berjalan atau dalam kondisi macet. Seperti namanya, pelaku akan memanjat bak kontainer kayaknya bajing atau tupai dengan sangat lincah untuk mengambil barang. Biasanya sopir tidak menyadari mobilnya digerayangi bajing loncat, disingkat bajilo, lantaran tidak terlihat. Baru-baru ini beredar di media sosial video salah seorang bajilo sedang melakukan aksinya, pelaku terekam mencuri telur dalam papan dan menyebabkan beberapa di antaranya pecah dan berceceran di jalan.


    Tindakan pelaku asmoro atau bajilo, yang menjadi perintah Jokowi kepada Kapolri itu, selain merugikan sopir kontainer, juga dapat membahayakan pelakunya sendiri. Terutama ketika aksi dilakukan saat mobil tengah melaju. "Meskipun sering juga pelaku melakukan saat terjadi kemacetan, biasanya aksi dilakukan secara terkoordinasi dengan target yang sudah ditentukan," ujarnya.


    Sesat setelah mendengar langsung keluhan para sopir kontainer di  Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Presiden Joko Widodo memanggil ajudannya, Kolonel Abdul Haris. 


    Dia meminta Abdul menghubungi Kapolri, Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, MSi melalui sambungan telepon. Presiden menginstruksikan Kapolri untuk segera menyelesaikan masalah pungli dan premanisme yang marak terjadi terutama di kawasan pelabuhan Tanjung Priok. 


    Tidak sampai 24 jam pascatelepon itu, 49 pelaku pungli di Tanjung Priok diringkus oleh tim kepolisian. Mereka diciduk di berbagai tempat, seperti JICT Tanjung Priok, Depo Dwipa Kharisma Mitra Jakarta di KBN Marunda, dan Depo PT Greating Fortune Container (GFC) Indonesia Terminal di Cilincing.



    Untuk di Kebumen Arif Yuswandono menyampaikan, sikap Bupati harus didukung. Terlebih di masa pandemi, dimana ekonomi masyarakat saat ini tengah "sakit".


    "Saat ini bangsa Indonesia belum benar-benar terlepas dari bahaya penyebaran Covid-19. Berbagai klaster dan varian baru civod-19 terus bermunculan. Tentunya kita tidak ingin kehidupan masyarakat semakin sulit dengan adanya sejumlah oknum yang melakukan praktek pungli," tegasnya.


    Seperti diberitakan sebelumnya,  Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mendadak viral setelah berhasil membongkar praktik dugaan pungli (pungutan liar) pada program Bansos (bantuan sosial) untuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Bansos untuk Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). 


    Diduga banyak terjadi pungutan di e-warung oleh oknum tertentu yang diambil dari keuntungan tiap-tiap jenis sembako yang disalurkan.  Sebagai bentuk ketegasan, Bupati Arif Sugiyanto kemudian memutuskan untuk menghentikan bantuan operasional Rp 1 juta per bulan untuk TKSK. 

    Sebelumnya, pada awal tahun 2022, Arif Sugiyanto juga membongkar praktik pungli yang terjadi di pasar pagi Pasar Tumenggungan Kebumen. Buntut dari terbongkarnya parktik pungli di Pasar Tumenggungan, Bupati segera mencopot Kepala  Pasar dan seluruh pegawainya yang ASN (Aparatur Sipil Negara) karena dianggap lalai menjalankan tugasnya.(cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top