KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Umumnya wisata menyusuri pantai dilaksanakan dengan menunggang kuda. Namun ada yang unik di Pantai Setrojenar Buluspesantren. Pasalnya pengunjung diajak menyusuri pantau bukan dengan naik kuda, melainkan sapi.
Ya, ini dilaksanakan oleh Komunitas Peternak Sapi PO Kebumen. Komunitas tersebut mengajak Pengunjung Pantai Wisata Desa Setrojenar menunggangi sapi untuk menyusuri tepian pantai. Menunggang sapi, dengan suasana hamparan pasir dan deburan ombak akan menambah eksotisya pantai tersebut.
Belasan sapi tunggangan jenis peranakan ongole(PO) Kebumen dari komunitas sapi tunggang memang sudah jinak. Bahkan sapi-sapi tersebut bisa ditunganngi sambil menyusuri indahnya pantai Desa Setrojenar. Ternyata tak sedikit dari para pengunjung yang ingin mencoba menunggang sapi tersebut. Baik hanya untuk sebatas berswafoto ataupun juga yang berkeliling tepian pantai sambil menungang sapi.
Koordinator sapi tunggang Sarwono mengatakan kegiatan tersebut merupakan agenda rutin setiap 40 hari sekali. Para anggota komunitas sapi tunggang PO Kebumen berkumpul. Dari 40 anggotanya, pada kesempatan ini hanya ada 18 ekor sapi yang bisa hadir. Sebagai orang Kebumen pihaknya berharap event tersebut ini sekaligus untuk meningkatkan kualitas sapi PO . Ini agar lebih dikenal oleh masyarakat secara luas. Sehingga kedepannya harganya pun akan lebih bagus.
Selain itu, bagi para penonton yang ingin berphoto juga dipersilahkan. Bahkan bagi pengunjung wisata Pantai Setrojenar tersebut ingin menunggang sapi sambil menyusuri pantai juga dilayani dengan tetap dijaga keselamannya oleh tim yang sudah professional.
Sementara itu, salah satu peternak sapi dari wilayah Mirit Suryono menyampaikan untuk menyiapkan anakan sapi yang jinak dan siap untuk ditunggangi butuh waktu sekitar 18 bulan sampai 2 tahun.
Salah satu pengunjung Cucu yang mencoba naik sapi tunggang tersebut mengaku awalnya takut. Bahkan dirinya pernah jatuh dari punggung sapi. Namun kali ini merupakan yang ke empat kalinya dirinya menunggang sapi jadi sudah tidak canggung lagi. (mam)