• Berita Terkini

    Kamis, 17 Maret 2022

    Banjir Belum Surut, Warga Roworejo Masih Mengungsi


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Di hari kedua banjir yang melanda Kebumen, ratusan warga di Desa Roworejo Kebumen masih bertahan mengungsi. Pasalnya hingga hari kedua banjir belum juga surut. Para warga ini mengungsi di rumah-rumah warga lainnya, yang tidak terdampak banjir, Rabu (16/3/2022).

    Dari pantauan, terdapat sekitar  sekitar 100 jiwa termasuk juga anak-anak dan balita. Para pengungsi tentu saja membutuhkan perlengkapan bayi dan juga obat-obatan, makanan siap saji, serta kebutuhan hidup lainnya. 


    Salah seorang pengungsi Tunjiah (55) menuturkan di pengungsian banyak sekali anak-anak dan balita. Mereka turut mengungsi bersama dengan orang tuanya. Para pengungsi membutuhkan perlengkapan bayi seperti halnya minyak telon dan juga popok bayi. Karena tidak memungkinkan untuk mencari. “Banyak ada seratus disini. Kebutuhan saat ini adalah makanan, pampers, minyak kayu putih dan lainnya,” tuturnya. 


    Sementara itu warga pengungsi lain Suparno mengatakan di hari kedua bencana banjir ini, kondisi rumahnya masih tergenang setinggi kisaran 40 centimeter. Dimana kerugian yang ditimbulkan tidaklah sedikit. Terutama padi yang baru dipanen juga turut terendam banjir. 


    Banjir kali ini memang bertempatan dengan musim panen padi. Beberapa diantaranya sudah dipetik hingga memasuki proses penjemuran. Namun demikian di sawah  banyak pula tanaman padi siap petik yang terendam banjir. Bahkan ada padi yang sudah dipetik, tinggal menunggu perontokan hanyut terbawa banjir.

    Menurutnya, banjir yang terjadi kini merupakan banjir tahunan. Ini yang disebabkan saluran pembuangan air menuju Sungai Kedung Bener yang terlalu kecil. Terlebih, harus menampung debet air dari tiga  desa yang meluap. Sehingga terjadilah banjir seperti saat ini. 


    “Masih banjir, sekarang sudah berkurang dan tinggal 40 centimeter. Padi banyak yang hanyut.  Alat-alat pertanian, perabotan di rumah juga masih banyak. Pembuangan air ke sungai yakni gorong-gorong nya terlalu kecil. Itu utuk membuang tiga desa. Sebab pembuangannya cuma satu di depan bendungan,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top