KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Pasca banjir yang sempat merendam di Ponpes Al-Kahfi Somalangu Sumberadi Kebumen pada Senin malam lalu, surut para santri mulai berbenah. Mereka membersihkan lingkungan Pondok Pesantren dari kotoran lumpur dan sampah.
Akibat banjir sejumlah santri juga mengalami sakit demam dan gatal gatal. Disamping itu buku-buku dan pakaian mereka banyak juga banyak yang basah karena air banjir.
Pengurus Pondok Al-Kahfi Somalangu Sutono saat ditemui beberapa waktu lalu mengatakan banjir surut sekitar pukul 24.00 WIB. Kini para santri langsung bergotong-royong membersihkan lingkungan Pondok agar dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Pembersihan juga diteruskan pada hari esoknya, dengan membersihkan kamar asrama dan ruang ruang kelas. “Para santri bersih-bersih lingkungan yang ada mulai dari kelas hingga kamar-kamar,” tuturnya.
Sedangkan untuk menangani santri yang sakit seperti demam dan gatal gatal, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Puskesmas setempat. Agar para santri ini bisa langsung mendapatkan penanganan. “Beberapa mengalami sakit. Kebanyakan mereka demam dan gatal usai banjir,” katanya.
Menurutnya, pasca banjir, lingkungan pondok sangat kotor karena lumpur yang masuk ke ruangan kamar hingga ruang kelas. Beruntungnya pada saat itu, para santri ini bisa mengungsi ke lantai 2 yang tidak tergenang oleh air. “Santri langsung gotong-royong membersihkan lingkungan Pondok agar bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” ungkapnya.
Sutono juga berharap, agar ada perhatian dari pemerintah terkait persoalan banjir yang selalu terjadi setiap tahun bisa segera ditangani. Terlebih terdapat 2.000 lebih santri yang saat ini menuntut ilmu pada Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu.
“Kami berharap sebagai Pengurus Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu ini ada upaya penanganan banjir. Karena banjir sudah menjadi rutinan tahunan. Diharapkan ada semacam program dari pemerintah mungkin yang dapat untuk menanggulanginya,” katanya.
Banjir di kawasan tersebut, memang hampir rutin terjadi setiap tahun. Hal ini biasanya terjadi karena luapan air Sungai Kedungbenar. Bisa pula terjadi karena ada tanggul Sungai kedungbenar yang jebol. (mam)