KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Bupati Kebumen Arif Sugiyanto kembali bersikap tegas terhadap anak buahnya yang dianggap tak becus bekerja. Kali ini, giliran jajaran ASN Kecamatan Ayah yang diberi sanksi.
Bupati, memerintahkan aparatur (pegawai) di Kacamatan Ayah berikut Camat dirotasi ke kecamatan lain. Ini lantaran para abdi negara di kecamatan tersebut dinilai tidak tak maksimal dalam penanganan banjir di wilayah setempat.
"Yang terlihat hanya camatnya, perangkatnya saya lhiat tidak ada. Dari kemarin dua hari saya di sana tidak terlihat. Untuk itu, saya minta para perangkatnya berserta camat untuk dirotasi ke tempat lain. Hari ini saya tandatangani," ujar Bupati saat rapat bersama camat dan pimpinan OPD di Pendopo Kabumian, Kamis (17/3/2022).
Bupati sepertinya betu-betul geram dengan kelakuan anak buahnya di kecamatan Ayah. Terlebih, ia tak hanya mendapatkan laporan namun melihat secara langsung saat bersama seluruh jajaran Forkompinda mendatangi lokasi pengungsian di Desa Kedungweru, Ayah yang merupakan lokasi banjir terparah, Selasa (15/3). Saat itu, ujar Bupati, tidak terlihat perangkat kecamatan Ayah bersama warga.
Kejadian yang sama terulang keesokan harinya, Rabu (16/3). Bupati yang kembali berkunjung ke Kecamatan Ayah tak melihat ada pegawai kecamatan di lokasi penanganan bencana. Pada hari itu, Bupati mengunjungi 4 desa, masing-masing Kalibangkang, Argosari, Telogosari dan Argopeni untuk mengecek tanah longsor.
Bahkan, hingga malam hari, saat Bupati kembali mendatangi para korban banjir di Kedungweru, dan Demangsari, aparatur Kecamatan Ayah kembali tak terlihat batang hidungnya.
Disaat kondisi darurat seperti ini, Bupati menyatakan pemerintah harus responsif dalam melakukan penanganan bencana. Camat kata dia, harus aktif berkoordinasi dengan Forkompincam dan bisa menggerakkan perangkatnya untuk terlibat aktif dalam penanganan bencana ini. Tidak berbuat pasif.
"Makanya kemarin sudah memerintahkan buatkan posko di tiap-tiap kecamatan. Unsur pemerintah daerah, kecamatan sampai desa harus bergerak cepat dalam penanganan bencana ini, tidak boleh santai-santai," terangnya.
Sementara itu, hingga kemarin (18/3), banjir di beberapa wilayah kecamatan di Kebumen sudah surut. Namun, proses recovery masih terus berlanjut. Pengungsi juga masih banyak bertahan di di camp-camp. Bupati ingin, pihak kecamatan bersama BPBD aktif memberikan pendataan mengenai kondisi penanganan bencana.
"Selama status kebencanaan ini belum kita cabut, kita semua harus standbay. Aktif memberikan pendataan tentang situasi dan kondisi di lapangan. Kebutuhan apa yang masih kurang? Berapa jumlah pengungsinya? Ada yang sakit atau tidak? Daerah mana yang masih rawan dan lain-lain, tegas Bupati.
Masih dalam rangka penanganan bencana, Bupati juga meminta BPBD untuk membuat perencanaan pasca bencana. Misalnya tentang bagaimana kebencanaan itu bisa teratasi atau tidak menimbulkan korban jiwa. Seperti banjir, dan longsor apa yang harus diperbaiki. "Data-data seperti ini yang kita butuhkan, BPBD juga harus bisa membuat perencanaan penanganan bencana. Kita tidak ingin banjir parah kembali terjadi di Kebumen. Bencana memang bisa terjadi kapan saja, tidak bisa kita cegah. Tapi kita bisa berusaha untuk mencegah adanya kerugian baik material maupun korban jiwa," tandasnya.
Bupati menambahkan, ASN digaji dari uang rakyat, maka sudah sepantasnya para ASN ini bekerja untuk melayani rakyat. Terlebih pada saat kebencanaan ini, dimana masyarakat butuh sekali penanganan dan pelayanan, maka sudah sepantasnya kata Bupati, ASN harus siap siaga pada saat bencana datang. "Kita ini digaji dari uang rakyat. Maka sudah sepantasnya para ASN ini harus punya jiwa melayani, bukan maunya dilayani. Terlebih pada saat bencana datang, ASN harus ikut aktif terlibat dalam penanganan bencana ini," jelasnya. (fur)