KALIMANTAN - Presiden Joko Widodo mengundang 33 Gubernur dari seluruh Indonesia ke lokasi calon pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Tak hanya tangan kosong, Jokowi meminta para kepala daerah itu membawa air dan tanah dari daerah masing-masing yang kemudian disatukan dalam sebuah Kendi Nusantara.
Sejumlah gubernur sudah tiba di Kalimantan Timur pada Minggu
(13/3). Salah satunya adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Sama dengan
gubernur lain, Ganjar juga datang membawa air dan tanah dari Jawa Tengah.
"Air dan tanah yang diminta presiden sudah saya bawa.
Dari mana air dan tanah itu saya ambil, ya rahasia," candanya saat ditanya
awak media begitu tiba di Balikpapan, Minggu (13/3).
Meski merahasiakan lokasi pengambilan air dan tanah yang
dibawanya, Ganjar menerangkan bahwa dua benda itu diambil dari sejumlah gunung
yang diyakini menjadi puser bumi atau pusatnya dunia. Lokasi pengambilan air
dan tanah itu juga dikonsultasikan Ganjar pada para sesepuh Jawa.
"Jawa Tengah itu ada beberapa lokasi yang dikenal
sebagai puser bumi. Jadi pusatnya bumi itu ada di Jawa Tengah, lokasi yang jadi
pusat kebudayaan, ada peninggalan leluhur dan lainnya. Ya orang tua kan lebih
paham, makanya kemudian tanah dan air dari lokasi itulah yang saya bawa,"
terangnya.
Lebih lanjut Ganjar mengatakan, permintaan Presiden Jokowi
kepada 33 gubernur membawa tanah dan air ke IKN penuh makna. Tanah dan air yang
dibawa merupakan simbol persatuan dan kesatuan.
"Intinya ada dua hal, pertama secara simbolik, ini
tanah air. Ada tanah dan air. Saya yakin betul karena pak Jokowi banyak
filosofi, maka ia meminta berkumpullah seluruh gubernur membawa tanah air. Ada
persatuan, ada kontribusi secara visual," jelasnya.
Selain itu, ini bentuk kontribusi dari seluruh daerah di
Indonesia. Bahwa IKN itu lanjut Ganjar bukan hanya proyek orang perorang,
pejabat atau mereka yang ada di pusat pemerintahan. Namun dengan dimintanya
gubernur datang membawa tanah dan air ke IKN, menunjukkan IKN adalah proyek
bersama anak bangsa.
"Ini dukungan kolektif yang ditunjukkan seluruh daerah
di Indonesia. Hari ini, 33 gubernur datang, membawa pesan kebersamaan untuk
membangun IKN. Mudah-mudahan ini menjadi spirit Keindonesiaan kita,"
ucapnya.
Disinggung banyak pihak yang nyinyir dan menilai aksi
gubernur membawa air dan tanah itu penuh dengan klenik, Ganjar tertawa santai.
Menurutnya, ini adalah bagian dari kultural bangsa Indonesia yang tidak bisa
dilepaskan.
"Ini kultural, semua daerah pasti punya
sendiri-sendiri. Ada nilai-nilai luhur yang bisa dilakukan. Kita boleh bicara
modern, kekinian dengan referensi buku-buku baru. Tapi kita mesti punya
kepribadian dalam kebudayaan," tegasnya.
Bahkan lanjut dia, nilai-nilai ini tidak hanya dimiliki
bangsa Indonesia. Di Jepang, jika ada pembangunan apapun pasti ada ritual dan
upacara seperti laiknya di Indonesia.
"Kalau orang Jawa mau buat rumah, di atasnya ada
pisang, beras, bendera merah putih. Itu tradisi. Di Jepang juga sama, mau buat
bendungan, buat gedung itu ada ritual dan upacaranya. Jadi nggak usah mikir
soal apakah ini klenik atau tidak, ini soal kultural dalam bingkai
persatuan," pungkasnya.(rls/wil)