Tiket menyaksikan langsung MotoGP di Sirkuit Mandalika
(kebumenekspres.com) KOTA CIMAHI -- Senyum Tjetjep Heriyana
merekah setelah mendapat tiket menonton MotoGP secara langsung di Sirkuit
Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil--
menuturkan, tiket tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada Tjetjep yang
merupakan mantan pembalap motor nasional asal Jawa Barat. Menurutnya, Tjetjep
sudah mengharumkan nama Indonesia di ajang balap motor pada 1970-an.
"Pak Tjetjep ini orang yang punya
minat kuat di bidang otomotif. Prestasi beliau diakui dunia. Jadi, ini bentuk
apresiasi dari Pemda Provinsi Jabar untuk beliau yang sudah sangat berjasa
membawa nama negara," kata Kang Emil.
Kang Emil berharap Tjetjep berbahagia
dengan apresiasi berupa tiket MotoGP Sirkuit Mandalika. "Semoga Pak
Tjetjep senang dan bisa memuaskan hasrat beliau yang sudah dari dulu ingin
nonton langsung MotoGP," ucapnya.
Tjetjep berangkat menuju Lombok bersama
anak dan cucunya pada Kamis (17/3/2022). Tjetjep sendiri sangat bahagia dan
antusias untuk menyaksikan ajang 'kuda besi' di Mandalika secara langsung. Ia
pun mengucapkan terima kasih kepada Kang Emil.
"Terima kasih banyak Pak Gubernur.
Saya enggak bisa ungkapkan apa-apa. Pokoknya saya senang sekali. Karena selama
ini hanya bisa melihat MotoGP di TV," ucap Tjetjep di Kota Cimahi, Kamis
(17/3/2022).
Kecintaan Tjetjep kepada balap motor sudah
muncul sejak usia 13 tahun. Ia secara otodidak belajar banyak hal untuk
mengasah kemampuan balapnya. Salah satunya belajar ke Jerman dan Italia untuk
belajar banyak hal mengenai mesin motor.
Ada banyak trofi yang Tjetjep raih selama
berkarier sebagai pembalap motor. Ketika ditanya jumlah medali dan trofi yang
pernah diraih, ia mengaku tidak ingat seratus persen. "Sekitar 110 medali.
Tapi, sekarang cuma ada 10 kalau tidak salah," katanya.
Prestasi tertinggi Tjetjep adalah juara 3
Grand Prix Macau pada 1970. "Dulu saya pernah juara tiga di Macau,"
katanya.
Empat tahun berselang, Tjetjep terpaksa
pensiun dari dunia balap motor. Kecelakaan di GP Batu Tiga, Kuala Lumpur,
Malaysia, memastikan kondisi fisiknya tidak dapat lagi beradu cepat motor di
sirkuit.
Meski begitu, Tjetjep tidak pernah
betul-betul meninggalkan dunia balap motor sepenuhnya. Ia masih mengikuti
perkembangan dunia balap motor, mulai dari pembalap yang beradu cepat di
MotoGP, perkembangan mesin motor balap, sampai Sirkuit Mandalika.
"(Sirkuit Mandalika) ini luar biasa.
Ini salah satu yang terbagus. Ada laut, ada gunung. Itu jadi antik. Sama kayak
Macau," ucapnya.
Selain indah, Sirkuit Mandalika bisa
memotivasi pembalap-pembalap Indonesia untuk menorehkan prestasi di kancah
internasional. Apalagi, kata Tjetjep, pembalap-pembalap motor Indonesia pada
1970-an selalu diperhitungkan negara lain.
" Tahun 70-an, 68 sampai 70 lebih, di
Asia Tenggara, pembalap Indonesia paling jago, paling ditakutin. Pembalap
Indonesia berani dan bagus-bagus," katanya.
Tjetjep sendiri akan berulang tahun yang
ke-83 pada 26 Maret 2022. Tiket menyaksikan langsung MotoGP dari Kang Emil
merupakan kado terindah. Tjetjep pun tidak sabar mendengar deru mesin motor
MotorGP.
"Gerung-gerungnya pasti beda,"
ucap Tjetjep sambil merekahkan senyuman.(*)