KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Pelaku bonsai yang masih pemula tak perlu takut berkreasi. Sebab membuat bonsai merupakan bagian dari sebuah seni. Dengan selalu mencoba tentunya, nanti dapat menemukan sendiri kreasinya. Sehingga tidak menutup kemungkinan dapat menjadi pembonsai yang profesional
Bonsai sendiri merupakan tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal. Ini dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua. Bentuk bonsai memang indah. Namun untuk memuatnya memerlukan waktu yang lama serta ketelitian. Maka menjadi wajar jika bonsai dihargai dengan mahal.
Salah satu pembonsai Rusdiman (39) warga RT 2 RW 8 Serepeng Kedawung Pejagoan menyampaikan kabanyakan para pembonsai pemula takut berkreasi. Padahal dengan selalu memcoba itu akan terbentuk pengalaman. Jika tidak pernah mancoba bagaimana akan bisa. “Pohon milik sendiri, kenapa mesti takut berkreasi,” tuturnya.
Disampaikan pula, kini gaya bonsai sudah semakin berkembang banyak. Beberapa diantaraanya juga sangat unik. Bahkan terdapat pula bonsai yang dibalik. Dimana yang awalnya akar justru menjadi batang utama. “Kreasi tentunya tidak ada batasnya. Inilah pentingnya terus mencoba,” jelasnya.
Diakuinya memang secara umum terdapat beberapa gaya dalam bonsai. Ini seperti Hokidachi, Chokkan, Fukinagashi, Shakkan, Mayogi, Buningi, Han Kengai, Kengai, Sokan, Kabudachi, Yose Ue, Seki Joju, Ishisuki, Sharimiki, Ikadabuki dan lainnya. “Namun demikian banyak pula gaya unik yang tidak termasuk dalam gaya umum tersebut,” paparnya.
Untuk itu pembonsai pemula memang perlu memahami gaya secara umum. Namun kretifitas lain tentunya diperbolehkan. Sebab tidak ada batasan dalam seni.
“Pertama memang harus suka dengan tanaman. Terus belajar memang hal yang sangat penting. Namun berani mencoba merupakan hal yang mutlak diperlukan. Dari kesalahan dan kegagalan itulah menjadi pembelajaran untuk mendapatkan yang lebih baik,” ungkapnya.
Pihaknya juga menambahkan, memang bonsai di Kebumen tidak terlalu ramai. Bahkan pemeran bonsai di tahun ini juga belum dilakukan. Padahal pemeran sendiri sangat penting untuk menggiatkan para pegiat bonsai. “Kami berharap adanya pemeran, sehingga bonsai akan semakin ramai di Kebumen,” ucapnya. (mam)