(kebumenekspres.com) KOTA BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar)
Ridwan Kamil menyatakan, pemerintah daerah akan mencari cara untuk mengatasi
gejolak harga minyak goreng di masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan
rendah. Semuanya dalam rangka menjaga ketahanan pangan.
Jika diperlukan caranya melalui Operasi
Pasar (OP). Namun, lanjut Kang Emil, operasi pasar tidak didesain untuk
selamanya karena dibatasi oleh stok dan situasi lapangan.
"Ini sungguh menjadi sebuah fenomena
yang membuat prihatin," tulis Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- dalam akun
instagram miliknya @ridwankamil.
Dalam cuitannya Kang Emil menulis,
"Aturan HET (Harga eceran tertinggi) sudah dicabut Kemenko Perekonomian,
tidak lagi 14 ribu, tetapi diserahkan pada fluktuasi pasar. Sehingga terpantau
harga 1 liter migor kemasan bisa 23-25 ribu rupiah. Minyak curah no kemasan
akan tetap di 14 ribu karena akan ada subsidi."
"Walau produksi dan distribusinya
adalah kewenangan pusat, namun jika ada masalah di lapangan, bagaimana pun
pemerintah daerah juga terus mencari cara agar kebutuhan pokok ini selalu
tersedia dan selalu terjangkau harganya."
"Saya perintahkan Kadis Indag untuk
fokus di bulan-bulan ini menjelang Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN)
untuk berkeliling melakukan pemantauan kondisi di 27 kota/kabupaten,"
tulisnya.
"Semoga Pemerintah Pusat bisa
menemukan solusi yang konkrit dan berkelanjutan secepatnya. Tidak hanya dari
sisi suplai tapi juga manajemen distribusinya dan keterjangkauan
harganya," tulisnya.
"Doa dari saya, semoga bapak ibu semua,
Allah mudahkan dan diberi kelimpahan rezeki. Aamiin," tambahnya.
Sementara itu, Kementerian Perdanganan
sudah mengeluarkan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 11 tahun 2022 tentang
Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Curah yaitu sebesar Rp. 14.000,-
per Liter atau Rp. 15.500,- per KG sudah termasuk pajak penambahan nilai.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Provinsi Jabar Iendra Sofyan menambahkan, operasi pasar dilakukan dalam situasi menjaga ketahanan
pangan seperti HBKN diantaranya menjelang bulan Ramadan dengan beberapa
kriteria di antaranya lokasi dan sasaran yang tepat.
"Kami berencana melakukan OP menjelang
Idulfitri untuk komoditas minyak goreng, tepung, hingga gula kristal. Tapi
masih menunggu berapa jumlah penerimanya dan petunjuk pelaksanaan dari Bapak
Gubernur,".
Selain itu, melalui PT. Agro Jabar yang
merupakan BUMD bidang pangan ikut menjaga ketersediaan. Diharapkan masih ada
stok dengan harga HET sebelumnya.(*)