(kebumenekspres.com) CIREBON -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
meresmikan dua pasar tradisional sekaligus hasil revitalisasi Program Pasar
Rakyat Jabar Juara di Kabupaten Cirebon, Jumat (4/3/2022). Kedua pasar terbesar
se-wilayah III Jabar itu adalah Pasar Pasalaran dan Pasar Kue Weru.
”Istimewa, biasanya saya hanya meresmikan
satu pasar tapi sekarang sekaligus dua pasar di Cirebon, menandakan betapa
pentingnya revitisasi pasar yang menjadi jantung ekonomi di Jabar," ujar
Gubernur.
Kang Emil, sapaan akrabnya menuturkan,
melalui program Pasar Rakyat Jabar Juara semua pasar tradisional di Jabar
ditargetkan tidak ada lagi kondisinya yang kumuh dan semrawut. Dengan begitu
berbelanja akan semakin nyaman dan menjadi harapan bagi masyarakat golongan
menengah ke atas.
”Saya bercita-cita semua pasar tradisional
di Jabar tidak ada lagi yang kumuh dan semrawut. Saya juga senangnya ke pasar
tradisional karena pemilik tokonya adalah masyarakat umum bisa sambil berdialog
dan tawar menawar, di situlah letak kearifan lokalnya. Syaratnya pasarnya
bersih dan rapi sehingga golongan masyarakat menengah atas makin ramai ke pasar
tradisional,” ungkap Kang Emil.
Sejauh ini dari 25 pasar yang ditargetkan
direvitalisasi, 21 pasar ditevitalisasi dengan dana sebesar Rp229,7 miliar dari
bantuan keuangan Pemda Provinsi Jabar.
Adapun revitalisasi Pasar Pasalaran menelan
biaya Rp9,2 miliar dan Pasar Kue Waru Rp13,5 miliar. Sementara di 2022, akan
ada satu unit pasar yang akan direvitalisasi dengan dana Rp4 miliar.
”Kita akan terus memperbaiki pasar agar ekonomi
rakyat jadi nomor satu lagi pasca-pandemi COVID-19,” ujar Kang Emil.
Istimewa dari Pasar Pasalaran yaitu sudah
memiliki sistem pembayaran nontunai. Pengelola pasar bekerja sama dengan Bank
Indonesia dan bank bjb menyediakan pembayaran melalui QRIS (Quick Response Code
Indonesian Standard). Dengan transaksi menggunakan QR Code ini pembeli bisa
lebih cepat, aman dan mudah dalam melakukan pembayaran di pasar yang memiliki
1.400 los pedagang itu. ”Ini menjadi target kedua di mana masyarakat tidak lagi
bayar tunai tapi nontunai lewat QRIS yang akan jadi standar baru,” kata Kang
Emil.
Menurutnya, saat ini masyarakat rata-rata
sudah menggunakan telepon pintar dan paham dunia digital. Di sinilah Bank
Indonesia maupun bank bjb harus mengambil peran memanfaatkan potensi tersebut
dalam transaksi digital. Kang Emil berharap, secara bertahap transaksi digital
ini menjadi kebiasaan baru di masyarakat. ”Hari ini semua orang pegang
handphone dan paham digital, semoga QRIS ini menjadi kebiasaan baru di
masyarakat dalam bertransaksi,” harapnya.
Selain meresmikan wajah baru Pasar
Pasalaran dan Pasar Kue Weru, Kang Emil didampingi Bupati Cirebon, Imron, juga
berkesempatan meninjau ketersediaan dan harga kebutuhan pokok masyarakat
khususnya minyak goreng. Diketahui harga minyak goreng di Pasalaran melebihi
harga yang ditetapkan Rp14.000. Pihaknya pun akan segera mengkaji agar harganya
kembali normal.
”Saya monitor minyak goreng ada tapi harga
di atas Rp14.000 harusnya tidak boleh ada kenaikan, kita akan kaji, terpenting
ada dulu. Untuk komoditas lainnya masih relatif terkendali," ujar Kang
Emil.(*)