(kebumenekspres.com) KABUPATEN PURWAKARTA-- Wakil Presiden RI
Ma'ruf Amin disaksikan Gubernur Ridwan Kamil meluncurkan aplikasi Lapak Abah -
Ojek Desa di Pendopo Kabupaten Purwakarta.
Lapak Abah merupakan aplikasi marketplace
yang khusus menjual produk UMKM. Sementara Ojek Desa juga merupakan aplikasi
digital yang dibuat untuk mendistribusikan hasil tani menggunakan ojek ke
pelosok yang menembus kendala geografis. Kedua aplikasi ini dikembangkan
Yayasan Dewa Dewi berkolaborasi dengan Pemda Provinsi Jawa Barat dan Pemda Kabupaten
Purwakarta.
Wapres Ma'ruf Amin mengapresiasi kehadiran
dua aplikasi pertanian ini. Menurutnya ekosistem pemberdayaan petani juga perlu
memanfaatkan teknologi digital agar lebih berkembang lagi.
"Digitalisasi diharapkan akan semakin
menggugah inovasi dan melahirkan bisnis model yang beragam sehingga menumbuhkan
berbagai aktivitas ekonomi di tengah kendala-kendala tradisional, seperti
kendala geografis," ujar Ma'ruf Amin.
Sementara Gubernur Ridwan Kamil pun
mengapresiasi inisiatif Yayasan Dewa Dewi untuk mengembangkan aplikasi ini.
Menurutnya, ini sesuai dengan arah kebijakan pertanian Jabar mendatang yang
akan didukung dengan teknologi digital seperti yang saat ini sudah berjalan di
beberapa daerah.
"Jawa Barat punya program Petani
Milenial, yakni mengajak anak-anak muda jangan semua hijrah ke kota tetapi
justru kembali ke desa namun rejeki kota," ungkap Ridwan Kamil.
Pengembangan pertanian di Jabar, kata
Gubernur, juga mengandalkan kolaborasi dengan para tenaga ahli teknologi
pertanian dari berbagai perguruan tinggi untuk memperkuat kedaulatan pangan.
"COVID-19 mengajarkan pada saat
ekonomi lain turun, pangan dan digital naik. Ini berarti pangan dan digital
menjadi kedaulatan masa depan. Yayasan Dewa Dewi bisa berkolaborasi dengan
perguruan tinggi seperti ITB, ITS, dan universitas teknologi untuk
melahirkan agritech lain," sebut Ridwan Kamil.
Jabar memiliki potensi pertanian yang
sangat besar apalagi setelah masuk daftar 10 besar daftar tanah tersubur di
dunia. "Menurut survei dan penelitian di India, Jawa Barat masuk 10 besar tanah tersubur di
dunia. Tanahnya bisa menanam apa saja," tutur Emil.
Salah satu ancaman pengembangan pertanian
digital, kata Gubernur, adalah tata guna lahan yang belum baik di mana banyak
tanah menganggur tapi dikuasai oleh pihak lain. Pemda Prov Jabar relatif
kesulitan menjadikan tanah - tanah idle tersebut menjadi produktif kembali.
Kondisi ini Gubernur laporkan langsung kepada Wapres.
"Hanya satu manajemen kepemilikan
lahan selalu menjadi kendala. Banyak dimiliki BUMN, HGU, dan konglomerasi
tanah. Kadang-kadang saya kalau di lapangan naik motor, banyak melihat tanah
tidak ditanam atau tidak produktif," ujar Emil.
Merujuk sila kelima Pancasila, Gubernur
berpendapat bahwa pengelolaan tanah menganggur ini dapat dimaksimalkan berbagai
institusi kerakyatan seperti pesantren dan kelompok tani. "Agar lebih
adil, maka kesejahteraan rakyat bisa tercapai," pungkasnya.
Selain aplikasi Lapak Abah dan Ojek Desa,
Wapres bersama Gubernur juga meresmikan Santri Digitalpreneur yang mencoba
memberdayakan para santri menjadi seorang wirausahawan berbasis teknologi
digital.(*)