(kebumenekspres.com) KOTA BANDUNG -- Pemda
Provinsi Jawa Barat sudah menyiapkan langkah antisipatif terhadap lonjakan
pemudik di tengah pandemi COVID-19.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyebut 14,9
juta pemudik diperkirakan akan masuk wilayah Jabar. Sementara yang keluar Jabar
mencapai 9,2 juta orang. Jumlah itu merupakan bentuk akumulasi warga karena
sudah dua tahun mudik ditiadakan pemerintah mengingat kasus COVID-19 saat itu
masih tinggi.
"Dari total 85,5 juta pemudik
nasional, yang akan mudik ke Jabar sekitar 14,9 juta. Tentu kita terus siaga
karena sudah dua tahun warga tidak mudik," ucap Kang Emil --sapaan Ridwan
Kamil-- usai rapat koordinasi persiapan mudik lebaran 2022 bersama Forkopimda
di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (19/4/2022).
Kang Emil menuturkan, untuk mengelola
pergerakan massa sebanyak itu harus dilakukan secara terpadu dengan berbagai
pihak. Pemda Provinsi Jabar menyiapkan 126 posko mudik tersebar di berbagai
wilayah. Jumlah ini belum termasuk 337 posko yang disiapkan Polda Jabar yang
akan hadir selama arus mudik-balik.
"Persiapannya ada 500 lebih posko
sudah disiapkan oleh Pemprov dan Polda Jabar," ucapnya.
Untuk sistem manajeman arus mudik, sesuai
arahan pemerintah pusat, tanggal 28, 29, 30 April 2022 arus lalu lintas dari
arah Jakarta via tol ke arah timur ditetapkan menjadi satu arah. Sementara
pemudik dari Bandung disarankan menggunakan jalur arteri atau nontol.
Kang Emil mengimbau kepada pemudik yang
melintasi Jabar agar tidak semua menggunakan jalur utara. Sesuai arahan Menteri
PUPR, jalur selatan Jabar agar bisa dimanfaatkan pemudik yang kondisi jalannya
pun representatif sehingga bisa mengurai kepadatan di utara. Seperti diketahui,
selain tujuan mudik, Jabar juga merupakan perlintasan mudik menuju Jateng dan
Jatim.
"Agar tidak semuanya lewat jalur
utara, kemarin Pak Menteri PUPR menyampaikan jalur Jabar selatan bisa mulai
dipromosikan supaya tidak semua menuju arah timurnya lewat jalur utara,"
tutur Kang Emil.
Pihaknya juga menyiapkan sejumlah rest area
di berbagai titik bagi pemudik berjarak jauh dengan durasi maksimal 30 menit.
Selain untuk memulihkan stamina, rest area juga berfungsi untuk pemeriksaan
kendaraan.
"Keberadaan rest area cukup penting
untuk pemudik berjarak jauh, tidak hanya untuk keperluan bengkel, tapi
pemulihan stamina juga," ujar Kang Emil.
Namun, lanjutnya, bila semua pemudik
berpikir akan mampir ke rest area untuk berbuka puasa maka dipastikan fasilitas
tidak akan mampu menampung. Untuk itu Kang Emil mengimbau pemudik untuk
menyiapkan mandiri makanan berbuka puasa di kendaraan masing-masing.
"Imbauan saya kepada pemudik di
kendaraannya dibekali makanan mencukupi dan semua hal emergency sehingga kalau
tidak bisa ke rest area karena terbatas, maka kenyamanan buka di jalan dan
lainnya masih bisa dilakukan," imbaunya.
Kendati tahun ini pemerintah sudah kembali
memperbolehkan mudik, namun protokol kesehatan COVID-19 tetap harus dijaga
karena kasus masih ada.
Kang Emil mengimbau pemudik sudah melakukan
vaksinasi dosis lengkap. Khusus untuk pemudik asal daerah yang kasusnya tinggi,
vaksinasi booster sangat disarankan.
"Jadi kami imbau pastikan dulu sudah
vaksin penuh dan lebih baik lagi sudah booster khususnya pemudik yang berasal
dari daerah yang kasusnya tinggi," ucapnya.
Dinas Kesehatan Jabar pun menyiapkan
sekitar 3.000 dosis vaksin untuk pemudik. Namun teknis penyuntikannya masih
dibahas karena bila vaksinasi dilakukan di posko atau rest area khawatir
terjadi KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) yang berisiko bagi pelaku
perjalanan.
"Jumlah vaksin disiapkan minimal 3.000
dosis, tapi yang paling aman adalah pemudik sudah vaksinasi penuh, karena kalau
di rest area atau posko divaksin, kita khawatir ada KIPI yang nantinya malah
membahayakan," kata Kang Emil.(*)