KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyatakan, pihaknya berencana mengembangkan wilayah Kecamatan Gombong sebagai kawasan industri berikat. Sebab dari sisi sejarah, Gombong dari dulu sudah dikenal sebagai kota penyangga kabupaten di sisi barat.
Kawasan Berikat sendiri merupakan kawasan industri padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Adanya pembangunan kawasan industri berikat diharapkan tak hanya menggerakkan roda perekonomian, sekaligus memperkuat nilai historis Kota Gombong.
Hal itu disampaikan Bupati Arif usai melaksanakan shalat tarawih dalam kegiatan safari ramadan di Masjid Ar-Rahman, Kauman, Gombong, Kamis (20/4/2022).
"Kita tahu Gombong itu termasuk kota tua, kota penyangga yang merupakan pusat bisnis kabupaten Kebumen di sisi barat. Bahkan namanya sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas," ujar Bupati

Namun cerita itu sepertinya hanya menjadi masa lalu. Seiring waktu, pamor Gombong saat ini sudah mulai meredup. Geliat ekonomi di sana tak lagi seramai dulu. Untuk itu, Bupati punya keinginan besar agar penanaman investasi di Kebumen diarahkan ke Gombong. Agar wilayah ini perekonomiannya semakin hidup dan tumbuh besar.
"Dulu itu Gombong benar-benar ramai, terminalnya itu penuh, selalu dilewati bus antar kota antar provinsi. Tapi sekarang lihat terminalnya sudah "semaput". Mangkrak, tak berpenghuni. Di stasiun Gombong dulu juga kereta-kereta eksekutif dan bisnis berhenti sekarang sudah nggak. Pasar juga tidak lagi ramai," kata Bupati Arif.
Nah, kejayaan Gombong inilah yang harus dikembalikan. Mengingat, Gombong ini sangat potensial sekali untuk dijadikan sebuah kawasan industri. Gombong merupakan central ekonomi Kebumen di sisi barat yang menghubungkan wilayah kabupaten lain, yakni Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Pubalingga, sampai Purwokerto.
"Gombong central ekonominya Kebumen, gerbang pintunya itu ada di sana. Baik itu dari Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas itu kan harus melewati Gombong. Ke Jakarta saja sekarang enaknya lewat Gombong, dari Sempor ke utara. Jadi ini benar-benar central," papar Bupati.
Usaha lain yang akan dilakukan pemerintah adalah, menjadikan pasar Gombong yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak ketiga, ke depan akan dikerjasamakan dengan Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes Bersama (Bumdesma). Baik untuk pengelolaan parkir, penyewaan kios, atau retribusi lainnya.
"Sejak tahun 1988 pasar Gombong sudah dikelola pihak ketiga. Jadi sudah 30 tahun lebih. Nanti 2023 ini habis, dan akan kita perbaiki lalu kita tawarkan ke Bumdes atau Bumdesma untuk dikelola. Pemerintah cukup jadi legulator saja, bukan operator," tandas Bupati.
Bupati berharap dengan kembali dibangunnya Gombong sebagai pusat perekonomian Kebumen di sisi barat, bisa mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. Goolnya adalah Kebumen tak lagi disebut sebagai kabupaten termiskin di Jawa Tengah.(fur)