KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Langkanya minyak goreng juga sangat dirasakan dampaknya oleh warga Kebumen. Termasuk bagi warga Desa Karangede, Kecamatan Mirit. Terlebih, banyak warga di wilayah tersebut yang berprofesi sebagai pedagang gorengan.
Langkanya migor tak ayal, membuat mereka kelimpungan. Kegelisahan itupun mereka sampaikan kepada Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, Selasa (5/4/2022). Saat itu, Bupati yang didampingi jajaran pimpinan OPD menggelar safari Ramadhan di Masjid Baitun Nur desa setempat.
"Banyak warga kami di sini yang jualan gorengan. Termasuk para pengrajin kerupuk. Jadi mereka mengeluhkan mahalnya minyak goreng. Bahkan ada yang tidak bisa beroperasi karena biaya tak terjangkau," ujar Kepala Desa Karanggede, Gunawan Didi mewakili warga masyarakat.
Mendengar hal itu, Bupati menyatakan, mahalnya minyak goreng sudah menjadi isu nasional yang melibatkan berbagai macam pemangku kepentingan di tingkat pusat. Bahkan global. Pihaknya pun terus mendorong kepada pemerintah pusat agar ada regulasi yang bisa menjadikan minyak goreng kembali murah.
"Soal minyak goreng ini memang sudah menjadi isu nasional. Problemnya sama bukan hanya di Kebumen, tapi juga di daerah lain. Maka kita pun terus berupaya melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat agar ada regulasi yang bisa menjadikan minyak goreng kembali murah dengan pemberian subsidi atau dengan sekema lain," ujar Bupati.
Bupati, kata dia, bahkan sudah beberapa kali melakukan operasi pasar untuk memastikan ketersediaan minyak goreng, beserta tingkat harganya. Bupati bersyukur stok minyak goreng di Kebumen masih cukup, meski harganya memang jauh lebih mahal dari harga sebelumnya. "Alhamdulillah di Kebumen tidak sampai ada antrean pembelian minyak goreng yang berkepanjangan. Stok bahan pokok kita masih cukup, meski ada beberapa yang harganya naik, jelang Ramadhan karena kebutuhan masyarakat juga mengalami kenaikan," jelasnya.
Untuk mengurangi beban masyarakat, Bupati meminta Disperindag untuk memberikan minyak goreng murah kepada masyarakat yang sudah disubsisidi oleh pemerintah daerah dengan harga Rp14 ribu per liter. Bupati meminta 260 liter minyak agar didistribusikan ke Karanggede. "Besok Kepala Disperindag yang mengurus, Saya minta 260 liter didistribusikan ke Karanggede. Nanti masyarakat bisa mengambil di kantor desa, satu orang jatahnya satu liter," ujar Bupati yang turut membagikan 100 paket sembako kepada masyarakat.
Bupati mendorong masyarakat untuk dapat memasak dengan pola sehat, seperti dikukus, direbus, atau dibakar, kecuali terhadap bahan makanan lain yang memang harus di goreng seperti krupuk, dll. Orang Jepang kata Bupati, terbiasa memasak dengan dikukus, dan di rebus, seperti ikan, dan sayuran. Lebih dikenal dengan Sushi.
"Sama, orang tua kita dulu juga mengolah makanan bukan dengan cara digoreng, tapi dikukus, direbus, atau dibakar. Malah dianggap lebih sehat, tidak mengandung kolestrol. Artinya saat situasi yang sedang sulit ini, cara-cara itu bisa dilakukan sebagai alternatif, sekaligus untuk meminimalisir keuangan keluarga," tandasnya.
Tidak hanya itu, Bupati juga cukup berbangga karena banyak warga di berbagai desa yang sudah berkreatifitas membuat minyak goreng dari kelapa. Pihaknya terus mendorong agar itu dikembangkan agar bisa menjadi pengganti minyak goreng sawit.
"Kita tahu minyak kelapa lebih bagus dari minyak sawit dari sisi kandungan minyak jenuhnya. Kalau minyak sawit bisa digunakan untuk satu kali goreng. Minyak kelapa bisa lebih dari satu kali, dan masih bening. Makanya saya saya mendorong agar produksi minyak kelapa di Kebumen agar dikembangkan lebih besar," tandasnya. (fur)